TRIBUNWIKI: Masuk Google Trends Usai Tanggapi Tantangan Faldo Maldini, Ini Sosok Budiman Sudjatmiko
Budiman Sudjatmiko tengah menjadi trending setelah menanggapi tantangan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Fa
Penulis: Nur Fajriani R | Editor: Anita Kusuma Wardana
TRIBUN-TIMUR.COM - Nama Influencer Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Budiman Sudjatmiko kini jadi perbincangan usai menanggapi tantangan Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Faldo Maldini untuk capres 01, Jokowi.
Bahkan, namanya masuk dalam jejeran Google Trends Indonesia.
Dilansir dari Tribunwow.com hal itu tampak saat keduanya menjadi narasumber acara Mata Najwa di Trans7, Rabu (3/4/2019).
Mulanya, pembawa acara mempersilakan Faldo sebagai anggota BPN untuk memberi pertanyaan kepada TKN.
Faldo menanyakan apakah Jokowi bisa menjamin semua kebijakannya terlaksana jika kebijakan itu berbeda pandangan dengan ketua partai politiknya.
"Berani enggak Pak Jokowi bilang 'saya akan lawan ketua partai politik saya, jika seandainya ada yang berbeda dengan apa yang saya yakini'. Syukur-syukur kalau sejalan dengan apa yang diinginkan ketua partai politik kalau tidak bagaimana?" tanya Faldo
Menanggapi pertanyaan itu, Budiman menjawab dengan memberi contoh.
"Ketika ada satu fraksi dari kami mengkritik keras Ibu Rini sebagai Menteri BUMN, Pak Jokowi tidak menggantinya," jelas Budiman.
"Artinya apa? Beliau (Jokowi) independen soal itu, ini jadi contoh yang sangat jelas."
"Apakah itu bisa tercapai, (ada) dua faktor, pertama, tidak ada gejala internasional yang kemudian menyebabkan beberapa target tidak tercapai."
"Kedua, dikritik boleh, tapi jangan diganggu dengan fitnah dan sabotase," sambungnya.
Di tengah mendengar pemaparan itu, Faldo ingin menegaskan supaya Budiman menjelaskan lebih spesifik lagi.
"Ketua partai," sela Faldo.
Budiman mengatakan bahwa pemaparannya itu mancakup ketua partai dan seluruh anggota di dalamnya.
"Sikap partai adalah sikap ketua partai," jelas Budiman.
"Ketua partai punya kemampuan untuk mengartikulasikan dan diterjemahkan oleh anak buahnya di fraksi." imbuhnya.
Kemudian, Budiman menegaskan bahwa pada tingkat-tingkat tertentu Jokowi selalu bersikap independen.
Sebab, Jokowi merupakan panglima tertinggi dan sebagai seorang presiden.
Kembali lagi, Faldo mencecar Budiman dengan pertanyaan yang sama.
"Berani deklarasi 'saya akan lawan ketua partai politik saya'," ujar Faldo.
"Ini kekanak-kanakan," jawab Budiman.
"Loh kita butuh jaminan itu," timpal Faldo.
Pada kesempatan itu tampak keduanya melontarkan argumennya masing-masing.
Tampak Faldo berkali-kali melontarkan pertanyaan yang sama.
Sedangkan, Budiman kembali melontarkan argumen yang sama soal pertanyaan Faldo.
"Pertanyaan Anda kekanak-kanakan, parameter Anda sangat kekanak-kanakan," papar Budiman.
"No, jaminan," timpal Faldo.
Adu argumen tersebut, lantas disambut tepuk tangan oleh para penonton dalam studio.
Siapa Budiman Sudjatmiko?
Melansir dari wikipedia.org Budiman Sudjatmiko adalah aktivis dan politisi dari Partai Rakyat Demokratik.
Publik mengenal Budiman ketika dituduh mendalangi gerakan menentang Orde Baru.
Ia dituduh bertanggung jawab dalam Peristiwa 27 Juli 1996 dalam penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia dan kemudian divonis dengan hukuman 13 tahun penjara.
Karier
Budiman aktif dalam berbagai kegiatan diskusi dan organisasi sejak duduk di bangku SMP.
Ia terlibat dalam gerakan mahasiswa saat berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM).
Kemudian ia menerjunkan diri sebagai community organizer yang melakukan proses pemberdayaan politik, organisasi dan ekonomi di kalangan petani dan buruh perkebunan di sekitar Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Akibat kegiatannya ini pula, dia tidak sempat menyelesaikan kuliahnya.
Pada tahun 1996, Budiman mendeklarasikan Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang kemudian menyebabkannya dirinya dipenjara oleh pemerintah Orde Baru dan divonis 13 tahun penjara karena dianggap sebagai dalang insiden peristiwa 27 Juli 1996.
Peristiwa ini disebut juga Sabtu Kelabu, satu peristiwa penyerbuan kantor DPP Partai Demokrasi Indonesia (PDI) di Jl. Diponegoro, Jakarta.
Pertikaian terjadi di antara para pendukung PDI yang telah pecah untuk memperebutkan kantor DPP mereka yang terletak di Jl. Diponegoro 58 Jakarta Pusat.
Setelah ada perlawanan dari pendukung PDI dan juga dari rakyat Jakarta yang mengakibatkan kota Jakarta terbakar pada 27 Juli.
Akibatnya Budiman dituduh sebagai dalang karena dianggap mendalangi Mimbar Bebas selama satu bulan sebelumnya
Karena kemenangan gerakan demokrasi, Budiman hanya menjalani hukuman selama 3,5 tahun setelah diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid pada 10 Desember 1999.
Selepas dari penjara, Budiman kembali mengenyam pendidikan Ilmu Politik di Universitas London dan Master Hubungan Internasional di Universitas Cambridge, Inggris.
Setelah kembali ke Indonesia, pada akhir 2004 bergabung ke PDI Perjuangan, dan membentuk Relawan Perjuangan Demokrasi (Repdem), sebuah organisasi sayap partai.
Budiman pernah menjabat sebagai anggota DPR RI dari PDI Perjuangan (dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah VIII: Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap) dan duduk di komisi II yang membidangi pemerintahan dalam negeri, otonomi daerah, aparatur negara, dan agraria; dan juga merupakan Wakil Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-Undang Desa.
Pada tingkat internasional, Budiman terlibat aktif sebagai pengurus Steering Committee dari Social-Democracy Network in Asia (Jaringan Sosial-Demokrasi Asia).
Ia juga memegang posisi sebagai Pembina Utama di Dewan Pimpinan Nasional organisasi Parade Nusantara, yaitu organisasi yang menghimpun para kepala desa dan seluruh perangkat desa di seluruh Indonesia yang memiliki agenda utama memperjuangkan pengesahan RUU pembangunan pedesaan.
Pada bulan Juni 2014, Budiman kembali berseteru di media sosial dengan dengan Hutomo Mandala Putra.
Perseteruan ini seperti sebuh aroma dendam lama di antara keduanya pada tahun 1998 yang mengakibatkan tumbangnya rezim orde baru.
Publikasi
Budiman Sudjatmiko meluncurkan buku pertama Anak-Anak Revolusi di Jakarta pada April 2012.
Buku ini adalah kisah nyata perjalanan panjang dan berliku seorang Budiman Sudjatmiko untuk mencari jawaban dan memperjuangkan mimpinya yang tertanam sejak dini.
Buku ini sengaja Budiman tulis sendiri ini karena mengisahkan tentang Indonesia yang disaksikan oleh Budiman secara langsung.
Buku jilid pertama dari dua edisi ini bercerita mulai dari Budiman Sudjatmiko kecil sampai dengan dia dipenjara oleh Orde Baru.
Mulai dari pertanyaan batinnya saat ia masih kecil tentang mengapa ada kemiskinan, kemudian menemukan jalan yang dituju yaitu politik, sampai dengan perjuangannya mewujudkan cita-cita Demokrasi Indonesia.
Data Diri
Nama lengkap: Budiman Sudjatmiko
Tempat, tanggal lahir: Majenang, 10 Maret 1970 (umur 49)
Kebangsaan: Bendera Indonesia Indonesia
Partai politik:
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (2004-sekarang)
Partai Rakyat Demokratik (1996–2001)
Istri: Yovana Kesi
Anak: Puti Jasmina Kharisma Sudjatmiko
Situs web: budimansudjatmiko.net
Instagram: budimaninovator
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
Follow juga Instagram Tribun Timur: