Ekspor Sulsel Terimbas Perang Dagang China-AS
terjadi ketegangan di sektor perdagangan antara China dan AS yang sangat terasa ke semua negara.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Aly
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan (Sulsel) mencatat nilai ekspor yang dikirim melalui pelabuhan Sulsel pada Februari 2019 mencapai 66,87 juta dollar AS.
Angka tersebut mengalami penurunan sebesar 26,18 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 90,58 juta dollar AS.
Kepala BPS Sulsel, Yos Rusdiansyah, Selasa (2/4/2019) menuturkan bila dibandingkan dengan bulan lalu atau Januari 2019, angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 4,27 persen.
Baca: Stadion Mattoanging Akan Direvitalisasi, Penjual Sepatu Bola: Sudah Waktunya
Baca: Ekspor Sulsel Turun Hingga 26,18% Selama Februari, Eksportir: Efek Imlek
Dimana nilai ekspor Januari 2019 tercatat 64,13 juta dollar AS.
Sebagian besar ekspor pada Februari 2019 ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan Australia dengan proporsi masing-masing 59,74 persen, 17,71 persen, 7,55 persen, dan 7,14 persen.
Ketua Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar, Arief R Pabettingi mengakui adanya defisit ekspor di Februari.
“Ini diakibatkan antara lain stok di negara tujuan masih banyak karena baru pergantian tahun,” ujarnya.
Baca: Kenaikan Gaji PNS Dibayar Sebelum Pertengahan April
Baca: Jutaan Surat Suara Sudah Tercoblos Sebelum 17 April di Luar Negeri
China sebagai tujuan ekspor terbesar Indonesia merayakan Imlek.
“Dimana sebulan sebelum dan sesudah perayaan Imlek semua kegiatan masyarakatnya dikurangi, dan yang terakhir indonesia masih dalam musim hujan,” jelasnya.
“Dan jangan lupa, terjadi ketegangan di sektor perdagangan antara China dan AS yang sangat terasa ke semua negara yang berhubungan dengan ekonomi dua negara itu," lanjutnya.(*)