1 April Siswa se-Makassar Diimbau Pakai Baju Adat ke Sekolah, Kadis Pendidikan: Tidak Wajib
Adanya himbauan itu membuat beberapa orangtua siswa mengeluh karena harus menyiapkan pakian adat untuk anak-anak mereka.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makasssar akan mencanangkan tanggal 1 April sebagai Hari Kebudayaan Kota Makassar.
Pada moment itu, Wali Kota Makassar telah mengeluarkan edaran ke seluruh instansi untuk memerintahkan pegawainya memakai pakaian adat di hari pencanangan, termasuk seluruh pelajar di Kota Makassar.
Adanya himbauan itu membuat beberapa orangtua siswa mengeluh karena harus menyiapkan pakian adat untuk anak-anak mereka.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Makassar, Abd Raman Bando mengatakan, meski bersifat himbauan, namun memakai pakaian adat ke sekolah bagi siswa bukanlah hal yang diwajibkan.
"Baju adat itu kita harapkan memang semua bisa pakai, tapi kalau ada yang tak bisa dapat, mau diapakan lagi. Tidak ada pemaksaan, wali kota juga cuma keluarkam edaran, beda kalau instruksi atau perintah, itu wajib," kata Abd Rahman Bando kepada Tribun Timur, Jumat (29/3/2019).
Abd Rahman menjelaskan, kalaupun ada orangtua yang tak mampu menyiapkan pakaian adat untuk anaknya, cukup dengan pakaian biasa saja namun mengandung unsur kebudayaan atau khas suatu daerah.
"Sarung juga boleh, yang penting khas. Yang pakai Baju Bodo misalnya, kalau tak dapat sarung sutra, sarung biasa juga boleh. Intinya kita mau menampilkan hasanah budaya Sulsel. Cuma karena ini dalam rangka hari budaya, minimal pegawainya semu pakainlah," tuturnya.
Menurutnya, himbauan memakai pakaian adat semata-mata adalah sebagai bentuk kepedulian terhadap kebudayaan di Sulsel, khususnya Kota Makassar.
"Yang kami sampaikan adalah himbauan melanjutkan edaran Pak Wali untuk 1 April yang akan diperingati sebagai Hari Kebudayaan Kota Makassar. Wujudnya, kami pegawai di dinas, ditambah pengawas, dan para guru termasuk siswa memakai baju adat. Itu sebagai wujud kepedulian kita terhadap budaya," jelas dia.
Lanjut Rahman, selain pakaian adat, para pegawai, guru dan siswa juga diharapkan membawa bekal masing-masing berupa makanan atau kue tradisional yang akan dimakan bersama.
"Untuk siswa dan guru boleh bawa bekal makanan tradisional sesuai selera masing-masing, karena mereka juga yang akan makan," jelas dia.
Tak hanya itu, khusus 1 April, lanjut Rahman, sekolah akan melakukan berbagai aktivitas kebudayaan seeprti belajar sejarah dan bermain permainan tradisional.
"Pokoknya full satu hari itu akan kita isi dengan kegiatan bernuaansa kebudayaan. Nanti siswa akn belajar sejarah Makassar atau Sulsel, lalu memainkan permainan tradisional, dan lain-lain. Intinya kita ingin memperkenalkan kebudayaan kita yang begitu kaya," pungkasnya. (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam