Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pembunuhan Karyawati UNM

4 Fakta Baru Wahyu Jayadi Bunuh Siti Zulaeha Djafar, Ketahuan Jejak Pelaku dan Korban di WhatsApp

Empat fakta terbaru dari kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar oleh dosen UNM, Wahyu Jayadi.

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Wahyu Jayadi dan Siti Zulaeha Djafar. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Empat fakta terbaru dari kasus pembunuhan Siti Zulaeha Djafar oleh dosen UNM, Wahyu Jayadi.

Polisi dari Polres Gowa telah memeriksa suami korban, Muh Sukri, Rabu (27/3/2019).

Siti Zulaeha Djafar tewas di tangan Wahyu Jayadi pada Kamis (21/3/2019).

Jasad korban baru ditemukan pada Jumat (22/3/2019) dalam mobil SUV merek Daihatsu Terios yang terparkir di Jalan Poros Japing, ecamatan Pattallassang, Gowa, Sulawesi Selatan.

Awalnya, Siti Zulaeha Djafar diduga menjadi korban perampokan karena sejumlah barang miliknya hilang.

Namun, setelah proses penyelidikan dilakukan, hasil menyatakan Siti Zulaeha Djafar menjadi korban pembunuhan.

Berikut fakta terbaru:

1. Ada lebih dari 10 riwayat video call WhatsApp antara korban dan pelaku

Seorang sumber Tribun Timur menemukan ada lebih dari 10 riwayat video call antara Siti Zulaeha dan Wahyu Jayadi via WhatsApp.

"Daftar riwayat video call akun WhatsApp yang ada dalam handphone tersangka ini lupa dihapus, saya kemarin melihat itu," katanya pada Rabu (27/3/2019).

Adanya penemuan riwayat video call tersebut karena sumber Tribun Timur sempat menahan ponsel pelaku.

"Harusnya penyidik dalami ini, saya kira handphone tersangka sudah diamankan. Bahkan handphone milik korban juga ada ditangan penyidik Polres Gowa," katanya.

2. Soal wasiat ibu korban pada pelaku disebut bohong

Suami Siti Zulaeha, Muh Sukri Tenri Gau menyebutkan ibu korban tidak pernah menyampaikan wasiat kepada Wahyu Jayadi sebelum meninggal.

Sebelumnya diberitakan, Wahyu Jayadi mengaku mendapat wasiat dari ibu Siti Zulaeha Djafar sebelum meninggal.

Menurut Wahyu Jayadi, ia diminta almarhumah ibu Siti untuk menjaga korban karena sudah dekat layaknya saudara.

"Kita tak punya hubungan emosional dalam tanda kutip bahwa kita saling suka sama suka. Ini karena persoalan hubungan emosional karena hubungan keluarga. Saya ingat pesannya almarhumah mamanya, 'Jagai anrimmu, jagai anrimmu (jaga adikmu, jaga adikmu). Bahasa Bugisnya seperti itu. Taniako tau laing' (kamu bukan orang lain)," kata Wahyu Jayadi.

Namun, Muh Sukri mengatakan bahwa pengakuan Wahyu Jayadi tersebut adalah bohong.

"Itu adalah kebohongan besar yang dibuat-buat pelaku," kata Muh Sukri usai diperiksa di Mapolres Gowa, Rabu (27/3/2019).

Menurut Muh Sukri Tenri Gau, Wahyu Jayadi dan ibunda Siti Zulaeha Djafar sama sekali tidak saling kenal.

"Tahun 2006 meninggal. Almarhumah belum kenal dengan pelaku. Jadi bagaimana bisa dititipi," ujarnya.

3. Suami korban mengaku sakit hati

Muh Sukri Tenri Gau, suami Siti Zulaeha mengaku sakit hati atas aksi kejam Wahyu Jayadi terhadap istrinya.

Ia menyesalkan perbuatan sadis Wahyu Jayadi yang membuat Siti Zulaeha Djafar kehilangan nyawa.

Terlebih menurut Muh Sukri, Wahyu Jayadi sudah memiliki hubungan emosional dengan Siti Zulaeha Djafar.

"Apapun hukuman yang diberikan kepada pelaku ini tidak akan pernah mengobati rasa sakit hati dan dendam dari keluarga besar kami, tapi dengan proses peradilan ini mudah-mudahan bisa mengurangi sakit bagi keluarga besar kami," kata Muh Sukri.

4. Suami korban sebut pelaku merencanakan aksinya

Aksi pembunuhan terhadap Siti Zulaeha Djafar disebut-sebut Muh Sukri Tenri Gau sudah direncanakan Wahyu Jayadi sebelumnya.

Pasalnya, Muh Sukri menganggap tidak masuk akal mengingat Wahyu Jayadi merupakan seorang dosen bergelar doktor.

"Jadi motif pelaku tidak masuk ke nalar saya. Masak hanya karena tersinggung sampai tega menghabisi nyawa rekan kerja sekaligus tetangganya ini," kata Muh Sukri.

"Pembunuhan ini dilakukan oleh intelektual. Bukan preman yang tidak punya pendidikan. Sehingga tidak mungkin emosi sesaat langsung menghilangkan nyawa istri saya," katanya melanjutkan.

Ia merasa ragu apabila Wahyu Jayadi membunuh Siti Zulaeha Djafar hanya karena merasa tersinggung.

"Kami meyakini pembunuhan ini tak mungkin dilakukan tanpa perencanaan yang matang," kata Muh Sukri Tenri Gau di Mapolres Gowa, Rabu.

Suami Siti Zulaeha Djafar berharap motif pembunuhan bisa segera terungkap.

"Kami mengharapkan kepolisian bisa mengusut tuntas motif sebetulnya. Kita tidak mau ada ganjalan di hati," ujarnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved