Standard Chartered Lepas Saham 44,56 persen, Benarkah Mandiri Beli Permata Bank Seharga Rp 1.115?
Bank Mandiri tengah mempertimbangkan minatnya untuk menjadi pemegang saham pengendali Bank Permata.
TRIBUN-TIMUR.COM-PT Bank Mandiri Tbk ( Kompas100:BMRI) bersama dengan Morgan Stanley dikabarkan telah selesai melakukan pengkajian terkait kemungkinan akuisisi PT Permata Bank Tbk (Kompas100: BNLI).
Hal tersebut dikemukakan oleh salah satu sumber seperti dilansir Kontan.co.id.
Menurutnya, saat ini Bank Mandiri tengah mempertimbangkan minatnya untuk menjadi pemegang saham pengendali Permata Bank.
Setelah rampung, kelak Permata Bank akan digabung oleh Bank Mandiri atau dengan anak perusahaannya yaitu PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap).
Baca: TRIBUNWIKI: Permata Bank Hadir dari Merger 5 Bank, Ini Sejarahnya dan Lokasinya di Makassar
Baca: Permata Bank Hadirkan Layanan BBM Money
Baca: Lowongan Kerja BUMN Bank Mandiri-Angkasa Pura Ditutup 31 Maret 2019, Ini Link dan Syaratnya
Sumber lain mengatakan, Bank Mandiri saat ini juga sudah memulai pembicaraan terkait dengan harga beli.
Antara lain di kisaran Rp 1.115 alias 1,4 atau 1,5x nilai buku (price book value/PBV).
Sekadar informasi saja, saat ini kepemilikan saham BNLI masing-masing sebanyak 44,6 persen dipegang oleh PT Astra Internasional Tbk (Kompas100: ASII) dan Standard Chartered (StanChart).
Sementara sisanya merupakan saham milik publik. Sayangnya, baik pihak Bank Mandiri, Astra maupun Standard Chartered belum berkomentar terkait hal tersebut.
Serupa, pihak Morgan Stanley juga tidak menanggapi permintaan komentar. Menanggapi rencana akuisisi BMRI dan BNLI, Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma berpendapat kalau rencana tersebut terlalu banyak spekulasi.
Sebab menurutnya, jika Bank Mandiri hanya mendapatkan saham StanChart maka kemungkinan besar hal tersebut bakal ditolak oleh Bank Mandiri.
Selain itu, ada beberapa permasalahan mendasar di badan Permata Bank. Kendati tahun lalu kinerja keuangan perseroan mengalami peningkatan.
Posisi rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) Permata Bank masih cukup tinggi di 4,36 persen.
Posisi tersebut memang menurun dari tahun sebelumnya yang menyentuh 4,6 persen, hanya saja nilai tersebut masih jauh lebih tinggi dari rata-rata NPL industri perbankan yang tahun lalu sebesar 2,37 persen.
Menurutnya, kisaran valuasi yang cocok bila hanya membeli salah satu saham (StanChart atau Astra) yaitu di kisaran 0,9-1x PBV.
Namun, bila menjadi pemegang saham pengendali maka sebenarnya harga 2x PBV atau harga premium masih menarik.