Bek Timnas Swiss Alami Insiden Mirip Choirul Huda! Diselamatkan Pemain Lawan dengan Cara Begini
Bek Timnas Swiss Alami Insiden Mirip Choirul Huda! Diselamatkan Pemain Lawan dengan Cara Begini
Bek Timnas Swiss Alami Insiden Mirip Choirul Huda! Diselamatkan Pemain Lawan dengan Cara Begini
TRIBUN-TIMUR.COM - Insiden yang mirip Kiper Persela Lamongan Choirul Huda dialami Bek Timnas Swiss Fabian Schaer.
Pemain Timnas Swiss Fabian Schaer mengalami benturan yang sangat keras dengan pemain Timnas Georgia.
Malapetaka tersebut sempat membuat Fabian Schaer tak sadarkan diri di lapangan pada Kualifikasi Piala Eropa 2020, Sabtu (23/3/2019) lalu.
Baca: Karena Emosi Setelah Ditampar, Alasan Dosen UNM Cekik Leher Siti Zulaeha Djafar
Baca: Segera Daftar UTBK 2019 Gelombang II, Ditutup 1 April 2019! Perhatikan Tata Cara, karena Berbeda
Fabian Schaer hampir kehilangan nyawanya saat membela timnas Swiss dalam pertandingan melawan Georgia
Saat pertandingan memasuki menit ke-24, kepala Fabian Schaer mengalami benturan hebat dengan bek Georgia, Jemal Tabidze, dalam duel udara.
Benturan keras di bagian kepala membuat Schaer tak sadarkan diri.
Nyawanya bahkan terancam lantaran lidahnya tertelan dan menghalangi jalur pernapasan.
Alami Hipoxia, Kekurangan Oksigen
Sebagai informasi, kondisi demikian dapat membuat sang pemain meninggal dunia karena mengalami hypoxia, atau kekurangan oksigen.
Kasus yang hampir serupa pernah menimpa eks kiper Persela Lamongan, Choirul Huda.
Penjaga gawang Persela itu meninggal dunia setelah mengalami benturan keras di tengah pertandingan pada Oktober 2017.
Baca: Live Streaming TVRI Garuda Select vs Charlton Athletic dan Super Soccer TV Tanpa Buffer di Sini
Baca: Segera Daftar UTBK 2019 Gelombang II, Ditutup 1 April 2019! Perhatikan Tata Cara, karena Berbeda
Hypoxia sempat dikabarkan menjadi penyebab hilangnya nyawa Huda karena dia dilaporkan sempat menjulurkan lidah sebagai tanda kesulitan bernapas sesaat setelah terjadi benturan.
Akan tetapi, tim dokter yang menangani menyebut trauma pada bagian dada, rahang, dan leher sebagai penyebab kiper kelahiran Lamongan itu mengalami gagal napas dan gagal jantung.
Kembali ke peristiwa pingsannya Schaer, nyawanya dapat terselamatkan lantaran langsung mendapat pertolongan pertama sesaat setelah mengalami insiden tersebut.
Gelandang Georgia, Jano Ananidze, langsung bergerak cepat dengan mengembalikan posisi kepala Schar.
Yakni posisi kepala kembali mendongak ke atas sekaligus menarik lidah bek Newcastle itu ke posisi semula.
Sadar dan Pulih
Schaer sendirinya akhirnya sadar dan pulih dengan cepat setelah mendapat perawatan dari tim medis timnya.
Dia bahkan dapat kembali tampil ke lapangan untuk menyelesaikan pertandingan hingga usai.
Baca: Valentino Rossi Dirumorkan Pensiun, Begini Penjelasan Adiknya Luca Marini, Klasemen MotoGP 2019
Baca: Apa Hubungan Kiai Asep dengan Romahurmuziy yang Kena OTT KPK? Kok Ngakunya Tidak Kenal Romy
Schaer juga turut andil setelah ikut membangun serangan yang berujung gol kedua bagi Swiss.
Gol tersebut mengunci kemenangan 2-0 yang diraih timnya atas Georgia.
"Kejadiannya tampak mengerikan. Saya tidak dapat mengingat apa pun," kata Schaer soal insiden yang dialaminya, dikutip BolaSport.com dari BBC.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur:
"Saya pingsan selama beberapa detik. Tengkorakku masih berdengung. Leherku juga masih terasa sakit dan ada memar di dahiku. Tetapi itu sepadan [dengan kemenangan]," sambungnya.
Di sisi lain, benturan tersebut juga menyebabkan pemain Georgia Jemal Tabidze mengalami luka parah. Dia sempat pingsan dengan darah mengalir dari kepalanya.
Sama seperti Schaer, Tabidze akhirnya pulih dan kembali bertanding dengan balutan perban di kepalanya. Hanya saja, dia lebih dulu keluar setelah diganti oleh pelatihnya pada babak kedua.
Tuai Protes Keras
Sementara itu, keputusan memperbolehkan Schaer dan Tabidze melanjutkan pertandingan setelah mengalami benturan hingga tak sadarkan diri menuai kecaman.
Salah satu protes terhadap keputusan tersebut datang dari badan amal untuk cedera kepala di Inggris, Brainway.
Ketua Brainway Peter McCabe mendesak Asosisi Sepak Bola Eropa, UEFA, untuk menyelidiki kasus yang dialami Schaer dan Tabidze tersebut.
Baca: Kisah Masa Lalu Zinedine Zidane, Anak Bengal, Gemar Bolos Sekolah dan Membangkang Orang Tua
Baca: Lepas Mahasiswa Peserta KKN 2019, Rektor UNM Prof Husain Syam: Jaga Nama Baik Lembaga
"Apa lagi yang harus terjadi agar pelaksana sepak bola menaruh perhatian serius terhadap ancaman gegar otak terhadap pemainnya?" ujar Ketua Brainway Peter McCabe.
"Berapa banyak lagi pemain yang bakal menghadapi kesehatan dan karier mereka terancam karena ketidakmampuan olahraga ini mengikuti protokolnya sendiri?
"Sederhananya, keputusan memperbolehkan Schaer kembali ke lapangan setelah menderita gegar otak itu tidak hanya sangat berbahaya, tetapi juga kelalaian tugas yang jelas.
Jangan Lupa Subscribe Instagram Tribun Timur:
"Komentar pemain setelah pertandingan juga sangat mengganggu dan menunjukkan kurangnya kesadaran dan pemahaman di antara para pemain.
"UEFA harus segera meluncurkan penyelidikan atas insiden ini dan menjelaskan mengapa protokol mereka tidak diikuti," tandasnya.
Sementara itu, Federasi Sepak Bola Swiss (ASF-SFV) mengonfirmasi bahwa Fabian Schaer tidak akan tampil dalam pertandingan internasional berikutnya pada hari ini, Selasa, 26 Maret 2019.
Keputusan ASF-SFV meminggirkan Schaer dari laga melawan Denmark malam nanti diyakini merupakan buah dari keputusan bersama dengan tim medis Newcastle United. (*)
(Ardhianto Wahyu Indraputra/Sumber : BBC.com)
Artikel terkait telah tayang di BOLASPORT.COM dengan Judul "Alami Insiden Mirip Choirul Huda, Nyawa Bek Swiss Diselamatkan Pemain Lawan"