Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sebut Kubu '02' Diisi Kelompok Radikal dan Teroris, Ketua PBNU Said Aqil Dilapor terkait Hate Speech

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj dilapor ke Bareskrim Polri terkait dugaan Ujaran Kebencian

Editor: Anita Kusuma Wardana
WARTA KOTA/HENRY LOPULALAN
Sebut Kubu '02' Diisi Kelompok Radikal dan Teroris, Ketua PBNU Said Aqil Dilapor terkait Hate Speech 

TRIBUN-TIMUR.COM-Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj dilapor ke Bareskrim Polri terkait dugaan Ujaran Kebencian atau Hate Speech.

Kelompok Aliansi Anak Bangsa melaporkan Said Aqil Siradj karena menyebut dalam kelompok '02' di Pilpres 2019 terdapat kelompok radikal, ekstremis, bahkan teroris.

Pernyataan itu disampaikan Said Aqil saat diwawancara presenter Najwa Shihab.

"Dalam percakapan, eksplisit dia menyatakan bahwa di kelompok 02 dalam pilpres ini terdapat kelompok radikalis, ekstremis, dan teroris," kata Ketua AAB sekaligus pelapor, Damai Hari Lubis seperti dikutip dari Kompas.com, Selasa (19/3/2019).

Baca: Bandingkan Komentar Mahfud MD, PBNU dan MUI Soal Polemik Puisi Neno Warisman di Malam Munajat 212

Baca: Debat Jumlah Massa Reuni 212 Berlanjut, Cuitan Dubes Arab Saudi yang Diprotes PBNU

Baca: Gara-gara Jenderal Kardus, Koalisi Prabowo Memanas Sementara Koalisi Jokowi Bergolak karena PBNU

Damai mengatakan, pelaporan itu dilakukan untuk mencegah kegaduhan dan menjaga situasi agar kondusif jelang Pemilu 2019.

Ia pun mengutarakan kesiapannya untuk mencabut laporan tersebut jika Said Aqil meminta maaf kepada Rizieq Shihab.

"Kami persilakan, datang ke Mekkah, tabayun, silakan, kalau ada rekomendasi surat permintaan maafnya dan dimaafkan oleh Imam Besar Habib Rizieq, kami cabut (laporannya)," ungkap dia.

Saat melaporkan, mereka juga menyerahkan barang bukti berupa CD berisi video saat Said Aqil mengungkapkan pernyataan tersebut.

Said dilaporkan atas Pasal 28 Ayat (2) Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas IU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik jo 156 KUHP.

Respons PBNU

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ( PBNU) bidang Hukum, HAM, dan Perundang-Undangan Robikin Emhas menuturkan bahwa pihaknya akan menyerahkan proses hukum ke kepolisian terkait dilaporkannya Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj ke Bareskrim Polri.

Said dilaporkan Kelompok Aliansi Anak Bangsa (AAB) atas dugaan penghinaan atau Ujaran Kebencian.

Baca: Bandingkan Komentar Mahfud MD, PBNU dan MUI Soal Polemik Puisi Neno Warisman di Malam Munajat 212

Baca: Debat Jumlah Massa Reuni 212 Berlanjut, Cuitan Dubes Arab Saudi yang Diprotes PBNU

Baca: Gara-gara Jenderal Kardus, Koalisi Prabowo Memanas Sementara Koalisi Jokowi Bergolak karena PBNU

"Kepolisian RI sudah kredibel. Sudah profesional. Oleh karena laporannya disampaikan kepada kepolisian, mari kita percayakan kepada Kepolisian RI. Apakah terdapat dua alat bukti yang sah agar laporan tersebut dapat ditindaklanjuti atau tidak, kita lihat nanti," ujar Robikin melalui pesan singkat, Rabu (20/3/2019).

Said Aqil dilaporkan terkait pernyataannya saat diwawancarai Najwa Shihab.

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dan Sekjen PDI-P Hasto Kristianto di kediaman Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar Jakarta, Sabtu (14/10/2017).(KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN)
Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dan Sekjen PDI-P Hasto Kristianto di kediaman Megawati Soekarnoputri, di Jalan Teuku Umar Jakarta, Sabtu (14/10/2017).(KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN) ()

Menurut Ketua AAB sekaligus pelapor, Damai Hari Lubis, dalam wawancara, Said Aqil menyatakan bahwa di kelompok 02 dalam pilpres terdapat kelompok radikalis, ekstremis, dan teroris.

Terkait hal itu, Robikin mengatakan, berbagai hasil survei sudah melansir radikalisme yang ditandai sikap intoleran.

Bahkan, kata Robikin, gamblang diketahui publik adanya kampanye khilafah yang cukup marak sebelum badan hukum Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) dicabut.

"Kampanye khilafah itu bahkan masih dijumpai dalam tahun politik sekarang ini, di media sosial," kata Robikin.

Ia menegaskan, segenap komponen bangsa wajib untuk menjaga keutuhan NKRI, baik keutuhan teroterial, sumber daya alam, maupun budayanya.

Menurut Robikin, khilafah yang hendak menghapus sekat-sekat bangsa dan negara adalah ancaman nyata terhadap keutuhan NKRI.

"Kiai Said Aqil, NU dan kita semua layak terus mengampanyekannya agar cita-cita didirikannya Indonesia dapat kita wujudkan bersama," tutur dia.

"Untuk kepentingan hal itu, kami semua, baik selaku warga maupun pengurus NU, akan senantiasa berdiri di belakang Kiai Said Aqil," ujar Robikin.

Baca: Bandingkan Komentar Mahfud MD, PBNU dan MUI Soal Polemik Puisi Neno Warisman di Malam Munajat 212

Baca: Debat Jumlah Massa Reuni 212 Berlanjut, Cuitan Dubes Arab Saudi yang Diprotes PBNU

Baca: Gara-gara Jenderal Kardus, Koalisi Prabowo Memanas Sementara Koalisi Jokowi Bergolak karena PBNU

Pernah Janji Tak Bawa NU ke Panggung Politik

Ketua Umum terpilih Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj berjanji tidak akan membawa NU ke panggung politik. Dia akan fokus pada pengembangan ekonomi kerakyatan dan pendidikan rakyat kecil.

"Saya tidak memiliki agenda politik, agenda saya hanyalah agenda NU, bukan yang lain," katanya usai pemilihan di forum Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang, Kamis (6/8/2015) dini hari.

Selain itu, dalam agenda lima tahun ke depan, Said juga akan lebih fokus pada program kepemudaan, khususnya dalam penguatan ideologi ahlussunnah wal jamaah untuk menghindari pengaruh serangan ideologi Islam radikal.

Foto Abu janda bersama Ketua PBNU, Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj yang sempat heboh
Foto Abu janda bersama Ketua PBNU, Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj yang sempat heboh ()

"Kami akan buat NU menjadi Jam'iyah yang lebih moderat, dan toleran, dan bermanfaat bagi warga NU, bangsa, dan bahkan dunia," ujarnya.

Said Aqil kembali terpilih memimpin NU untuk masa bakti 2015-2020. Dalam sidang voting pemilihan Ketua Tanfidziyah PBNU dini hari tadi, Said berhasil menghimpun 287 suara, setelah itu As'ad Ali dengan 107 suara, dan KH Sholahudin Wahid (Gus Sholah) 10 suara.

Sidang pemilihan yang dipimpin Sekretaris PWNU Jatim, Prof Akhmad Muzakki sebenarnya akan melakukan pemilihan tahap dua karena syarat maju di pemilihan tahap dua bagi As'ad Ali adalah 99 suara. Namun mantan pimpinan Badan Intelijen Negara (BIN) itu memilih mundur dari pemilihan, dan memilih mendukung Said Aqil.

Dalam kesempatan itu, KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengundurkan diri dari Rois A'am dan digantikan dengan KH Ma'ruf Amin. Mekanisme pemilihan Rois A'am pada muktamar kali ini menggunakan mekanisme Musyawarah mufakat ulama atau Ahlul Halli Wal'aqdi (Ahwa).

(Kompas.com)

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved