Respon Protes Warga, Pemkab Mamuju Perbaiki Jalan Kurungan Bassi
Padahal lokasi kerusakan jalan tersebut, hanya berjarak sekitar 150 meter dari kantor bupati, bahkan setiap hari dilalui pejabat.
Penulis: Nurhadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAMUJU - Pemerintah Kabupaten Mamuju, respon protes warga yang tanam pohon pisang di Jalan Kurungan Bassi, Kelurahan Rimuku, Sulbar, Rabu (20/3/2019) malam.
Warga tanam pohon di jalanan, akibat adanya kubangan yang sudah banyak membuat pengendara jatuh, namun tak kunjung mendapat perhatian pemerintah.
Padahal lokasi kerusakan jalan tersebut, hanya berjarak sekitar 150 meter dari kantor bupati, bahkan setiap hari dilalui pejabat.
Tak sampai 24 jam, Dinas Pekerjaan Umum (PU) langsung menurunkan alat berat untuk memperbaiki kondisi jalan tersebut.
Bupati Mamuju H. Habsi Wahid ditemui di d'Maleo Hotel Mamuju, menuturkan PUPR melakukan perbaikan atas perintah langsung darinya.
"Pemerintah daerah tidak boleh menutup mata atas berbagai keluhan masyarakat yang memang sifatnya darurat, kita harus tanggap dalam merespon segala potensi yang dapat merugikan kepentingan orang banyak,"kata Habsi.
Habsi berharap, kepada masyarakat agar dapat bersabar karena upaya realisasi pembangunan infrastruktur termasuk pemeliharaan jalan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
"Semua dilakukan secara bertahap, mengingat kemampuan anggaran juga sangat terbatas,"ucapnya.
Meski begitu, lanjut Habsi, pembangunan infrastruktur tetap menjadi salah satu sektor prioritas yang akan menjadi perhatian utama dalam rangka percepatan pembangunan daerah.
Kepala Dinas PU Salihi Saleh menjamin, jalan yang ditanami pohon pisang oleh masyarakat, perbaikan akan diselesaikan hari ini.
"Sebenarnya jalan itu sejak lama diusulkan menjadi jalan nasional, dan mulai diperbaiki dengan status peningkatan jalan,"katanya.
Namun, dana pusat urung dialokasi untuk jalan tersebut, karena di tahun yang sama telah terjadi musibah gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah.
"Sehingga alokasinya terpaksa dialihkan kesana,"ucapnya.
Meski begitu, katanya, pembangunan dan pemeliharaan akan tetap dilakukan dengan perencanaan dan kajian terhadap titik lokasi berdasarkan aspek dengan skala prioritas.
Ia beralasan, sebenarnya jalan tersebut sudah lama diagendakan untuk pemeliharaan, tapi karena keterbatasan alat berat, sehingga tertunda.
"Beberapa waktu lalu alat berat harus dialih fungsikan untuk membantu proses normalisasi dampak bencana banjir di Kecamatan Kalukku, sehingga perawatan jalan harus tertunda,"kata dia.(tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @nurhadi5420