Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Teroris di Selandia Baru

Cara Irfan Mahasiswa Doktor RI Lolos dari Teroris Selandia Baru Saat Jumatan, Polisi Lepas 1 Orang

Detik-detik Irfan Yunianto mahasiswa calon doktor asal Indonesia selamat dari teroris Selandia Baru. Teroris Australia di Selandia Baru menembak tak

Editor: Mansur AM

Walau demikian, Tantowi juga mengatakan, masih ada satu WNI yang belum bisa dihubungi dan belum diketahui keberadaannya sejak insiden penembakan pada Jumat, yang menewaskan 49 orang itu.

Dihubungi dari Jakarta, Tantowi mengatakan, ada enam WNI yang berada di Masjid Al Noor dan dua di Masjid Linwood, saat serangan terjadi. Lima di antaranya dipastikan aman dan selamat. Dua diantaranya, seorang ayah dan anak, terluka, dan satu lagi masih hilang.

Tim dari Kedutaan Besar RI Wellington tiba di Christchurch pada Sabtu pukul 14.00 waktu setempat. Sebelumnya, mereka berencana tiba di Christchurch pada Jumat malam waktu setempat.

Namun, penerbangan mereka dibatalkan karena bandara di Christchurch tutup.

Hari ini, tim dari KBRI Wellington mengunjungi rumah sakit di mana Zulfirman Syah, WNI korban luka serangan, masih dirawat. Kemarin, ia dilaporkan ditembak berkali-kali dan dirawat di unit perawatan intensif. Anaknya juga sempat dirawat di rumah sakit dan diperbolehkan pulang pada Jumat malam.

“Alhamdulilah, operasi Zulfirman Syah berjalan dengan baik. Beliau saat ini sedang beristirahat. Kami sempat lama ngobrol. Beliau sudah mulai ketawa-ketawa. Alhamdulilah, anaknya juga. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Kondisi mereka baik-baik,” cerita Tantowi.

Dalam beberapa hari, Zulfirman Syah akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa dan kemudian dipersilahkan pulang.

Dubes Indonesia untuk Selandia Baru Tantowi Yahya ditunjuk menjadi wakil Asia untuk berpidato di forum tahunan New Zealand Institute of International Affairs (NZIIA), Rabu (20/6/2018) malam/KEDUBES RI DI WELLINGTON

Satu WNI masih hilang

Sementara itu, masih ada satu WNI lagi yang belum diketahui keberadaannya.

Tim KBRI Wellington telah menghubungi aparat kepolisian setempat dan memastikan jumlah korban tewas sebanyak 49 orang.

“Polisi belum menyebutkan siapa saja korban tewas itu. Kita berharap, tidak ada WNI di antara korban itu,” ujar Tantowi.

Polisi mulai mengumumkan nama korban tewas dalam beberapa jam hingga beberapa hari, sejak Sabtu sore waktu setempat.

Informasi terbaru seorang WNI korban aksi penembakan di Christchurch, Selandia Baru, Muhammad Abdul Hamid alias Lilik Abdul Hamid, dipastikan meninggal dunia.

Kabar ini datang dari pengurus Masjid Al Noor, Christchurch, Sabtu (16/3/2019) sore.

Atas informasi ini, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi langsung menghubungi Nina, istri almarhum, melalui telepon.

Retno menyampaikan ucapan duka cita yang mendalam atas nama pemerintah Indonesia.

Orangtua Syok Retno juga menyampaikan bahwa pemerintah, melalui Duta Besar RI, akan memberikan pendampingan dan bantuan yang diperlukan.

Sejauh ini dilaporkan terdapat sekitar 7 WNI yang berada di Masjid Al-Noor dan Lindwood di Christchurch, ketika peristiwa penembakan terjadi.

Empat orang telah dinyatakan selamat, dua orang luka dan saat ini masih dalam perawatan di rumah sakit. Sementara satu orang meninggal dunia.

Sebelumnya, Hendra Yaspita, selaku kakak Zulfirman Syah, mengatakan adiknya sempat berkomunikasi dengan salah satu anggota keluarga saat hendak berangkat salat Jumat bersama anaknya yang berusia dua tahun.

"Dia menelepon kakak saya yang perempuan melalui aplikasi Whatsapp, Dia memberitahu mau berangkat salat Jumat. Ternyata kejadiannya seperti ini," kata Hendra dengan suara tercekat seraya menahan tangis kepada wartawan BBC News Indonesia, Jerome Wirawan, Sabtu (16/3) dini hari WIB.

Setelah salat Jumat, Hendra mendapat kabar dari seorang paman bahwa Zul mengalami luka tembak di masjid Kota Christchurch. Adapun pamannya diberikan informasi oleh anaknya yang berteman dengan istri Zul di Facebook.

"Saya cek langsung ke adik ipar saya, diberitahukan memang adik saya dan anak mereka terkena tembakan di masjid kedua," ujar Hendra.

masjid

Anak Zul, sambung Hendra, terkena tembakan di bagian punggung dan kaki.

"Anaknya sekarang, Alhamdulillah makin membaik.

"Kalau adik saya, Zul, masih di ICU. Kemarin operasi pertamanya untuk peluru yang menembus paru-parunya. Dia belum bisa berkomunikasi. Alhamdulillah sudah stabil, tapi belum sadar.

"Mungkin hari ini Insya Allah akan menjalani operasi kedua, baik Zul maupun anaknya. Mohon doanya karena dari informasi istrinya, Zul banyak terkena tembakan," papar Hendra.

Hendra menuturkan, keluarga besarnya di Padang, Sumatera Barat, hendak berangkat ke Christchurch untuk mendampingi Zul, anak, dan istrinya. Akan tetapi mereka terkendala birokrasi imigrasi mengingat untuk mengurus visa kunjungan ke Selandia Baru akan menghabiskan waktu beberapa pekan.

"Rencana dari keluarga besar ada yang mewakili untuk ke sana. Mohon juga bantuan pemerintah bagaimana caranya kita bisa ke sana," kata Hendra.

Brenton Tarrant
Brenton Tarrant, 28, menghadiri persidangan pada Sabtu (16/3) atas keterkaitannya dalam serangan terhadap masjid di Christchurch/REUTERS.

Hijrah ke Selandia Baru

Zulfirman Syah merupakan seorang seniman, alumni Insitut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta.

Hendra Yaspita mengatakan adiknya bermukim di Yogyakarta dari 1997 sampai 2018. Namun, kemudian memutuskan untuk hijrah ke Selandia Baru.

"November 2018 dia pulang ke Padang, minta restu ke Selandia Baru. Januari lalu dia ke sana. Alasan dia ke Selandia Barukarena di sana suasananya damai dan tertib," paparnya.

Selama bertahun-tahun, Zulfirman Syah berkiprah di Sakato Art Community, sebuah kelompok seniman seni rupa Indonesia yang beranggotakan seniman asal Sumatera Barat.

Salah seorang teman Zulfirman Syah di Sakato Art Community, Anton Rais Makoginta, mengetahui sosok Zul sebagai seorang pelukis.

Zul, menurut Anton, pernah mengikuti pameran di Beijing, Cina.

"Karya lukisnya abstrak dengan kesadaran realis. Dia membuat wujud-wujud abstrak menjadi model yang kemudian dipindahkannya ke kanvas. Terakhir, dia baru saja ikut dalam pameran 'Plus' di Nadi Gallery, Jakarta. Saat itu ada pameran 15 seniman Sakato Art Community," kata Anton kepada wartawan di Padang, Agus, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.

Melansir kepolisian Selandia Baru, dari empat terduga pelaku, polisi melepas satu di antaranya.

Polisi melepas seorang pria karena tidak terbukti ikut teror maut itu.

Ia kedapatan polisi membawa senjata api saat berusaha menolong korban tembakan. Polisi menahan tiga orang, satu di antaranya adalah wanita. Pelaku utamanya adalah Brenton Tarrant.(*)

Baca: Apa Maksud Ustaz Abdul Somad Posting Kitab Imam Besar Ramahurmuziy Saat Ketum PPP Romy Di-OTT KPK

Baca: Bukan Yayang, Ini Panggilan Cinta Syahrini ke Suaminya Reino Barack Mantan Luna Maya 5 Tahun

Baca: Hari Terakhir! Cara Gampang Daftar Rekrut Bersama BUMN rekrutbersama.fhcibumn.com, Dokumen dan Gaji

Baca: Hasil Liga Spanyol & Video Gol Zidane Bawa Madrid Menang Lagi, Atletico KO Klasemen Barca di Atas

Artikel ini dikompilasi dari bbc news indonesia berjudul: Cerita mahasiswa Indonesia meloloskan diri dari penembakan di masjid Selandia Baru: 'Allah mengarahkan saya' dan kompas.id. 

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved