Kendalikan Rabies, Kementan Gencarkan Vaksinasi Rabies Massal di Bali
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian terus memantapkan komitmennya memberantas penyebaran virus rabies.
"Diharapkan warga yang punya hewan peliharaan yang masuk HPR (Hewan Penular Rabies), anjing, kucing dan kera, juga secara aktif untuk membawa hewan mereka ke posko yang telah disediakan" ungkapnya.
Sementara itu Luuk Schoonan, Chief Technical Adviser dari FAO Indonesia kembali menegaskan komitmennya untuk secara aktif berkontribusi dan memberikan dukungan teknis dalam program pemberantasan Rabies di Indonesia, khususnya Bali.
"FAO bersama pemerintah Indonesia dan Bali telah bekerjasama sejak tahun 2011 dalam program pemberantasan rabies di Bali ini. Banyak hal positif yang sudah dicapai di Bali, seperti tata laksana kasus gigitan terpadu (Takgit) yang saat ini menjadi salah satu komponen program pemberantasan rabies di Dunia. Banyak negara yg sudah mengimplementasikan Takgit yang awalnya dikembangkan di Bali." Jelas Luuk.
"Namun demikian, ada hal-hal yang masih perlu diperbaiki dalam program pemberantasan ini, seperti memastikan semua HPR, khususnya anjing yang dibiarkan berkeliaran di Bali dapat divaksinasi dengan tepat," tambahnya.
Pada kesempatan itu, I Ketut Diarmita menyaksikan penandatanganan Pakta Integritas terkait pelaksanakan program pemberantasan rabies di Bali.
"Saya minta komitmen seluruh jajaran pemda di Bali, khususnya yang menangani kesehatan hewan untuk bersungguh-sungguh dan bekerja keras memastikan program vaksinasi massal rabies tahun ini berhasil," kata I Ketut Diarmita.
"Saya juga meminta kepada seluruh petugas vaksinasi yang akan bertugas untuk memastikan seluruh desa di wilayah Bali didatangi, dan seluruh anjing divaksin. Anjing sehat, keluarga selamat" tutupnya. (*)
Contact Person:
Drh. Fadjar Sumping Tjatur Rasa, Ph.D
(Direktur Kesehatan Hewan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan)