Tak Hanya Facebook dan Instagram Down, WhatsApp Juga Ikut Error, Inikah Penyebabnya? Kapan Pulih?
Tak Hanya Facebook dan Instagram Down, WhatsApp Juga Ikut Error, Inikah Penyebabnya? Kapan Pulih?
TRIBUN-TIMUR.COM - Tak Hanya Facebook dan Instagram Down, WhatsApp Juga Ikut Error, Inikah Penyebabnya? Kapan Pulih?
Beberapa jam terakhir dunia dihebohkan dengan errornya media sosial besutan Mark Zuckerberg.
Facebook dan Instagram down di seluruh dunia hingga membuat masyarakat Heboh.
Hingga kini beum teratasi dan belum diketahui kapan dua media sosial raksasa tersebut normal kembali.
Usai Facebook dan Instagram down sejak Kamis (14/3/2019) dini hari, kini giliran aplikasi Chatting WhatsApp ikut bermasalah.
Baca: Penyebab Facebook, WhatsApp, Instagram Down Bukan Akibat Serangan DDoS, Kapan Pulih?
Baca: Ada Apa? Hastag #InstagramDown #FacebookDown Trending Topic Twitter, Ini Masalahnya, Sudah Pulih?
Baca: Soal Peluang Jadi Pelatih Persib, Robert: Saya Lihat Peluang Baru! Instagram Robert Diserbu Bobotoh

Layanan chat terpopuler tersebut dikeluhkan penggunanya tidak dapat digunakan sebagaimana biasanya.
Masalah yang banyak dilaporkan adalah pengguna tidak dapat mengirim foto/dokumen dan pesan suara.
KompasTekno mencoba menjajal semua fitur di WhatsApp, Kamis pukul 9 pagi, juga mendapati keluhan serupa.
Meski demikian, fitur lain, seperti mengirim pesan teks, menelepon, video call, dan lainnya tetap normal.
Tidak semua pengguna mendapati gangguan tersebut.
Sejumlah pengguna melaporkan bisa mengirim foto atau dokumen dengan lancar.
Menurut situs DownDetector, gangguan di WhatsApp dirasakan sejumlah negara, termasuk Indonesia.
DownDetector mencatat bahwa Indonesia, Malaysia, Singapura, serta beberapa wilayah di Amerika Selatan mengalami gangguan yang paling parah.
Baca: Kementerian Pariwisata Sosialisasi KUR di Hotel Rayhan Square Selayar
Baca: Setelah Papua Barat, Benarkah Pemerintah akan Buka Pendaftaran CPNS dan PPPK Lagi? Ini Komentar BKN
Baca: Dugaan Pemukulan, Bawaslu Sinjai Panggil Kades Bonto dan Mizar Roem

Sebelumnya, Facebook dan Instagram dilaporkan mengalami gangguan secara global.
Pengguna melaporkan bahwa mereka sama sekali tidak bisa menggunakan ketiga platform Gangguan ini terjadi pada Kamis, (14/3/2019) dini hari waktu Indonesia atau pukul 1 siang waktu AS.
Facebook dan Instagram error ini masih terjadi dan dikeluhkan sejumlah pengguna hingga berita diturunkan.
Melalui akun Twitternya, Facebook sendiri belum menjelaskan penyebab gangguan, tetapi mereka mengonfirmasi bahwa gangguan ini bukan disebabkan oleh adanya serangan DDoS.
"Kami menyadari bahwa beberapa orang saat ini mengalami masalah untuk mengakses kumpulan aplikasi milik Facebook. Kami sedang bekerja untuk mengatasi masalah ini secepat mungkin," tulis Facebook.
"Kami fokus untuk mengatasi masalah ini dengan cepat, tapi kami bisa memastikan bahwa gangguan ini tidak disebabkan oleh adanya serangan DDoS," lanjut mereka.
Akun media sosial Instagram pun menuliskan adanya masalah di layanan mereka dan berjanji mengatasinya secepat mungkin.
Trending Topic
Tagar #InstagramDown serat #FacebookDown menjadi trendiong topic di twitter.
Begitu pula dalam pencarian google trend.
Instagram Down menjadi kata kunci yang banyak dicari oleh warganet.
Facebook dalam unggahannya di Twitter hanya menuliskan pihaknya sedang berupaya menyelesaikan masalah tersebut sesegera mungkin.
"Kami menyadari bahwa beberapa orang saat ini mengalami masalah dalam mengakses kumpulan aplikasi Facebook. Kami sedang berupaya menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin," cuit akun Facebookpada unggahan Twitter.
Sementara mengutip dari situs DownDector.com, gangguan yang terjadi pada situs jaringan sosial ini mulai terjadi di Amerika Serikat terutama wilayah Pantai Barat dan Timur.
Gangguan kemudian berlanjut ke Eropa dan Australia.
Dalam unggahan lainnya Facebook juga memberikan keterangan bahwa gangguan ini tidak terkait dengan serangan DDoS.
"Kami fokus pada upaya untuk menyelesaikan masalah secepat mungkin, tetapi dapat mengonfirmasi bahwa masalah tersebut tidak terkait dengan serangan DDoS," tulisnya.
Mengenal Serangan Ddos
Facebook dalam cuitan Twitter mengonfirmasi gangguan yang terjadi tidak terkait dengan serangan DDoS.
Apa itu serangan DDoS? Penolakan layanan secara terdistribusi atau Distributed Denial of Service (DDos) adalah salah satu jenis serangan Denial of Service yang menggunakan banyak host penyerang.
Baik itu menggunakan komputer yang didedikasikan untuk melakukan penyerangan atau komputer yang "dipaksa" menjadi zombie untuk menyerang satu buah host target dalam sebuah jaringan.
Dikutip dari Wikipedia, serangan Denial of Service klasik bersifat "satu lawan satu", sehingga dibutuhkan sebuah host yang kuat (baik itu dari kekuatan pemrosesan atau sistem operasinya) demi membanjiri lalu lintas host target sehingga mencegah klien yang valid untuk mengakses layanan jaringan pada server yang dijadikan target serangan.
Serangan DDoS ini menggunakan teknik yang lebih canggih dibandingkan dengan serangan Denial of Service yang klasik, yakni dengan meningkatkan serangan beberapa kali dengan menggunakan beberapa buah komputer sekaligus, sehingga dapat mengakibatkan server atau keseluruhan segmen jaringan dapat menjadi "tidak berguna sama sekali" bagi klien.
Serangan DDoS pertama kali muncul pada tahun 1999, tiga tahun setelah serangan Denial of Service yang klasik muncul, dengan menggunakan serangan SYN Flooding, yang mengakibatkan beberapa server web di Internet mengalami "downtime".
Pada awal Februari 2000, sebuah serangan yang besar dilakukan sehingga beberapa situs web terkenal seperti Amazon, CNN, eBay, dan Yahoo! mengalami "downtime" selama beberapa jam.
Serangan yang lebih baru lagi pernah dilancarkan pada bulan Oktober 2002 ketika 9 dari 13 root DNS Server diserang dengan menggunakan DDoS yang sangat besar yang disebut dengan "Ping Flood".
Pada puncak serangan, beberapa server tersebut pada tiap detiknya mendapatkan lebih dari 150.000 request paket Internet Control Message Protocol (ICMP).
Untungnya, karena serangan hanya dilakukan selama setengah jam saja, lalu lintas Internet pun tidak terlalu terpengaruh dengan serangan tersebut (setidaknya tidak semuanya mengalami kerusakan).
Tidak seperti akibatnya yang menjadi suatu kerumitan yang sangat tinggi (bagi para administrator jaringan dan server yang melakukan perbaikan server akibat dari serangan), teori dan praktik untuk melakukan serangan DDoS justru sederhana, yakni sebagai berikut:
Menjalankan tool (biasanya berupa program (perangkat lunak) kecil) yang secara otomatis akan memindai jaringan untuk menemukan host-host yang rentan (vulnerable) yang terkoneksi ke Internet.
Setelah host yang rentan ditemukan, tool tersebut dapat menginstalasikan salah satu jenis dari Trojan Horse yang disebut sebagai DDoS Trojan, yang akan mengakibatkan host tersebut menjadi zombie yang dapat dikontrol secara jarak jauh (remote) oleh sebuah komputer master yang digunakan oleh si penyerang asli untuk melancarkan serangan.
Beberapa tool (software) yang digunakan untuk melakukan serangan serperti ini adalah TFN, TFN2K, Trinoo, dan Stacheldraht, yang dapat diunduh secara bebas di Internet.
Ketika si penyerang merasa telah mendapatkan jumlah host yang cukup (sebagai zombie) untuk melakukan penyerangan, penyerang akan menggunakan komputer master untuk memberikan sinyal penyerangan terhadap jaringan target atau host target.
Serangan ini umumnya dilakukan dengan menggunakan beberapa bentuk SYN Flood atau skema serangan DoS yang sederhana, tetapi karena dilakukan oleh banyak host zombie, maka jumlah lalu lintas jaringan yang diciptakan oleh mereka adalah sangat besar, sehingga "memakan habis" semua sumber daya Transmission Control Protocol.
Hampir semua platform komputer dapat dibajak sebagai sebuah zombie untuk melakukan serangan seperti ini.
Sistem-sistem populer, semacam Solaris, Linux, Microsoft Windows dan beberapa varian UNIX dapat menjadi zombie, jika memang sistem tersebut atau aplikasi yang berjalan di atasnya memiliki kelemahan yang dieksploitasi oleh penyerang.
Beberapa contoh Serangan DoS lainnya adalah:
Serangan Buffer Overflow, mengirimkan data yang melebihi kapasitas sistem, misalnya paket ICMP yang berukuran sangat besar.
Serangan SYN, mengirimkan data TCP SYN dengan alamat palsu.
Serangan Teardrop, mengirimkan paket IP dengan nilai offsetyang membingungkan.
Serangan Smurf, mengirimkan paket ICMP bervolume besar dengan alamat host lain.(*)
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Setelah Facebook dan Instagram Down, WhatsApp pun Ikut Error, http://kaltim.tribunnews.com/2019/03/14/setelah-facebook-dan-instagram-down-whatsapp-pun-ikut-error?page=all.