Pertamina MOR VII Berdayakan Petani Nanas Luwuk, Garap Limbanya Jadi Fiberglass
Fiberglass merupakan material yang menjadi komponen utama bodi kapal ringan, digunakan untuk memperbaiki kapal yang mengalami kebocoran.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasrul
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, buah nanas salah satu ekspor unggulan Indonesia.
Buktinya, pada 2017 ekpor nanas mencapai 9.586 ton. Sedangkan periode Januari-Oktober 2018 menjadi 11.247 ton atau naik 17,5 persen.
Ini artinya, kebutuhan pasar nanas sedang naik daun.
Sayang, kebanyakan petani menganggap hanya buahnya saja yang bernilai rupiah. Padahal limbah daun nanas juga dapat dimanfaatkan sebagai olahan alternatif.
Baca: Kronologi 52 Warga Ponorogo Jual Rumah Karena Takut Kiamat,Siapkan Senjata untuk Perang saat Ramadan
Baca: LAGI VIRAL Penjual Sayur Punya Paras Cantik Disebut Mirip Syahrini, Netizen Riuh, Lihat Video!
Tim Project Collaboration Improvement (PCP) Gammara PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) VII Sulawesi melakukan inovasi dengan memanfaatkan limbah daun nanas sebagai pengganti fiberglass berbahan nabati yang ramah lingkungan.
 
Fiberglass merupakan material yang menjadi komponen utama bodi kapal ringan, digunakan untuk memperbaiki kapal yang mengalami kebocoran.
Hal ini cocok dengan kondisi laut Sulawesi yang berkarang yang sering menyebabkan fiber boat menjadi rusak. Padahal fiber boat ini fungsinya untuk mendukung proses sandar atau lepas kapal.
Daun nanas yang merupakan material residu serta lebih mudah untuk didapatkan, digunakan sebagai bahan dasar pengganti material sintetis atau kimia seperti fiberglass.
Baca: Facebook dan Instagram Down, Giliran WhatsApp Ikutan Error, Pengguna Keluhkan Tak Bisa Kirim Gambar
Daun nanas yang sudah dikumpulkan ini selanjutnya diolah kembali hingga menjadi serat daun nanas.
Serat daun nanas inilah yang diproses menjadi bahan siap pakai atau patch sebagai pengganti bahan fiberglass untuk perbaikan kapal fiber yang rusak atau mengalami kebocoran.
Patch serat daun nanas ini dikemas dalam bentuk paket bersama dengan resin dan katalis sebagai bahan campuran untuk perekatan.
Penggunaannya pun sangat mudah, cukup dengan menuangkan cairan resin dan katalis ke dalam kemasan patch yang berisi serat nanas lalu campurkan hingga rata.
Setelah itu, patch tersebut dapat ditempelkan ke bagian yang bocor untuk selanjutnya didiamkan 2 jam-3 jam hingga kering.
Salah satu petani lokal di Luwuk, Sulawesi Tengah, Fatmawati Ade dengan lahan seluas 3 ribu meter persegi bisa memperoleh rerata penghasilan sekali panen dari menjual daun nanas Rp 1 juta atau Rp 2.500 per kilogram.
Jumlah tersebut meningkat drastis apabila pohon nanas sepenuhnya diganti setelah 3 kali panen.
“Setiap satu kali panen daun nanas terluar sudah mulai tua dan jika dibiarkan akan layu sendiri, bersyukur setelah ada kerjasama bisa mendapat tambahan keuntungan lain," kata Fatma sapaannya via rilis Pertamina MOR VII, Kamis (14/3/2019).
Baca: Setelah Papua Barat, Benarkah Pemerintah akan Buka Pendaftaran CPNS dan PPPK Lagi? Ini Komentar BKN
Hemat Biaya Operasional
GM Marketing Operation Region VII PT Pertamina (Persero), Werry Prayogi mengatakan, Inovasi ini berdampak positif terhadap penghematan biaya serta waktu perbaikan kapal di Pertamina.
“Melalui pembuatan dan penggunaan patch berbahan serat daun nanas, dapat menghemat biaya operasional senilai Rp 413 Juta per tahun. Itu pun baru di Sulawesi saja," kata Werry dalam rilisnya, Kamis (14/3/2019).
Inovasi Tim PCP Gammara ini juga merupakan salah satu langkah Pertamina sebagai perusahaan energi nasional yang berwawasan global untuk menuju industri 4.0 yang menjadikan inovasi ramah lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat sebagai pondasi pengembangan perusahaan.
"Tahap awal baru Petani Nanas di Luwuk. Apabila ke depannya memang ada rencana produksi massal, akan kami lanjutkan penjajakan lebih luas ke petani-petani lainnya di Sulawesi. Termasuk Sulsel," katanya. (tribun-timur.com)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, @fadhlymuhammad
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:

 
			
 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											