Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Guru Ngaji Lumpuh di Mandai Dapat Bantuan Kursi Roda dari BKPRMI

"Semoga kursi roda ini dapat bermafaan bagi pak Amin. Kami temui pak Amin, setelah mendapat informasi," katanya.

Penulis: Ansar | Editor: Hasrul
handover
Guru mengaji di Lingkungan Tamarampu, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Muh Amin mendapat bantuan kursi roda dari BKPRMI. 

TRIBUN-MAROS.COM, MANDAI - Impian guru mengaji di Lingkungan Tamarampu, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Muh Amin untuk memiliki kursi roda terkabul.

Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Maros, telah menyerahkan kursi roda ke guru ngaji yang lumpuh sejak usia 13 tahun tersebut.

"Alhamdulillah, telah diserahkan bantuan berupa kursi roda untuk Pak Amin pembina TPA Bugis di Mandai. Semoga belaiu tetap diberi kesehatan," kata Ketua BKPRMI Maros, Rudi Mulyawan, Rabu (13/3/2019).

Baca: Skor 1-1, Live Streaming MNC TV PSM Makassar vs Lao Toyota di Piala AFC Cup, Hanya Selang 2 Menit

Dia berharap, kursi roda tersebut memudahkan Amin untuk bergerak, khususnya saat akan salat berjamaah di masjid.

Amin sudah lama ingin salat berjamaah di masjid, namun apa daya, kekuatannya yang tidak maksimal membuatnya mengurung niat.

"Semoga kursi roda ini dapat bermafaan bagi pak Amin. Kami temui pak Amin, setelah mendapat informasi," katanya.

Sebelumnya, Amin berharap pemerintah memperhatikan nasib guru mengaji.

Baca: GP Ansor Gowa Harap Debat Cawapres Berefek ke Perbaikan Kualitas Pesantren

Selama ini, Amin yang tinggal sendiri tersebut, jarang mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Namun jika pemerintah ogah memperhatikannya, hal tersebut tidak menjadi masalah. Ia selalu percaya, rejeki sudah diatur oleh Allah.

"Saya sangat berharap adanya bantuan kursi roda. Tapi BKPRMI sudah memberi kursi roda. Saya selalu percaya, rejeki sudah diatur. Saya senang," kata Amin.

Dengan kursi roda, Amin akan kembali bergerak. Ia rindu melihat suasana di sekitaran kampung.

Baca: Hendrik Horas Telusuri Jejak Leluhur di Banda Neira Pulau Pengasingan Bung Hatta & Sjahrir

Dngan adanya kursi roda, Amin bisa lagi menggunakannya ke masjid untuk salat berjamaah.

Selama lumpuh, Amin jarang ke masjid untuk beribadah. Alasannya, ia tidak mau menyusahkan warga setempat.

Jika Amin mau ke masjid, warga setempat harus mengotongnya. Hal itu membuat Amin memilih berada di rumah saja.
Selama berprofesi sebagai guru mengaji, Amin pun tidak pernah meminta imbalan kepada orangtua anak muridnya.

Dia memberikan ilmu agama secara gratis, tanpa mengharap imbalan dari warga.

Baca: Hendrik Horas Telusuri Jejak Leluhur di Banda Neira Pulau Pengasingan Bung Hatta & Sjahrir

Selain mengajarkan baca tulis Alquran, Amin juga mengajarkan anak didiknya menulis seni kaligrafi.

"Untuk memberikan ilmu ke anak- anak, kita tidak perlu meminta imbalan kepada mereka. Sebagaian anak - anak yang saya ajar merupakan warga di kampung sini," katanya.

Saat ini diusianya yang kini memasuki 54 tahun, Amin mulai sakit - sakitan. Namun ia masih tetap mengajar baca tulis Alquran kepada anak-anaknya secara sukarela.

Untuk bertahan hidup, Amin terkadang mendapatkan bantuan dari mantan anak didiknya.

Sementara untuk keperluan makan sehari - hari, ia mendapatkan belas kasihan dari tetangga.

"Tak ada penghasilan yang saya dapat dari mengajar mereka. Saya ikhlas. Saya bangga melihat anak - anak yang sudah berhasil," katanya.

"Saya belum berkeluarga. Jadi murid yang saya ajar saya sudah anggap seperti anak sendiri," ujar Amin.(*)

Laporan Wartawan TribunMaros.com, @anchakaumanshar

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved