Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Deng Ical Potong Padi di Tengah Kota Makassar

Sepetak sawah dapat ditemui di tengah pemukiman padat warga, menjadikannya pemandangan yang cukup unik.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Imam Wahyudi
humas pemkot makassar
Wakil Wali Kota Makassar, Syamsu Rizal MI memanen padi di sepetak sawah yang terletak di Jl Mamoa, Kelurahan Manuruki, Kecamatan Tamalate, Makassar, Minggu (10/3/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Menemukan sawah di tengah Kota Makassar bisa dibilang hal yang sangat sulit.

Namun ternyata hal ini masih dapat kita temui di Kelurahan Manuruki, tepatnya di Jl Mamoa, Kecamatan Tamalate.

Sepetak sawah dapat ditemui di tengah pemukiman padat warga, menjadikannya pemandangan yang cukup unik.

Sawah milik H Rasyid, telah dikelola oleh Dg Ngunjung selama lebih dari 10 tahun.

"Sekitar 10 tahun saya garap, dengan panen sekali setahun," ujar Dg Ngunjung kepada Wakil Wali Kota Makassar, Dr Syamsu Rizal MI, yang menyempatkan diri menikmati suasana panen di sawah Dg Ngunjung.

Jenis padi yang ditanam pun termasuk padi unggulan jenis Celebes.

"Rasa beras Celebes lebih nikmat," ujar Dg Ngunjung, Minggu (10/3/2019).

Untuk penanaman hingga panen, Dg Ngunjung mengaku tidak merasa kerepotan.

"Kita tanam saat musim hujan di bulan 11, dan Alhamdulillah hari ini kita panen dan disaksikan langsung oleh Wakil Wali Kota," ujarnya dengan bangga.

Deng Ical dalam kunjungan tersebut mengapresiasi langkah yang telah dilakukan Daeng Ngunjung selama 10 tahun terakhir.

Dalam kesempatan tersebut, Deng Ical pun menyempatkan menyabit langsung padi yang siap panen, hingga memisahkan gabah dari batangnya.

Hal yang semakin menarik menurut Deng Ical karena dalam proses penanaman hingga panen, masih menggunakan cara yang sangat tradisional.

"Di desa biasanya tanam padi menggunakan traktor, panen pun menggunakan mesin panen, tapi di sini dari proses penanaman hingga panen masih sangat tradisional dengan cara dipukul-pukul," ujar Deng Ical sambil memperagakan cara memisahkan gabah dari batangnya.

"Proses ini terbilang langka, dan sangat baik jika dilestarikan agar anak-anak dapat melihat secara langsung, bukan hanya sebatas kisah dongeng bagi mereka," tutupnya. (tribun-timur.com)

laporan Wartawan tribun-timur.com @Fahrizal_syam

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved