Rayhan Bayar Utang dengan Nyawa,Dianiaya Senior hingga Mayatnya Ditemukan di Belakang Asrama Sekolah
Hanya gara-gara masalah utang piutang, Rayhan harus membayarnya dengan nyawa
Kronologi Penganiayaan Pelaku
Kombes Pol Trisno mengatakan pelaku AN merupakan tersangka tunggal yang diduga menganiaya korban pada Selasa, (26/2/2019).
Baca: Kronologi Kopassus Anak Wabup Luwu Meninggal Saat Kontak Senjata dengan KKB di Nduga Papua
Baca: Kronologi Akademisi Robertus Robet Tersangka Hina Institusi TNI, Bagaimana Nasib Rocky Gerung?
Baca: Lowongan Kerja BUMN Besar-besaran Daftar di http://rekrutbersama.fhcibumn.com 11 Ribu Peluang Kerja
Penganiayaan itu terjadi di dua tempat terpisah, tapi keduanya masih dalam lingkungan SUPM Ladong.
Penganiayaan pertama dilakukan tersangka AN di masjid.
Sedangkan penganiayaan yang kedua terjadi di kapal berkonstruksi beton yang selama ini digunakan untuk simulasi para siswa SUPM.
Pada penganiayaan itu, pelaku membenturkan wajah korban ke tembok, sehingga menyebabkan luka lebam.
"Selain itu, tersangka juga memukul wajah korban. Namun, sehari setelah penganiayaan Selasa itu, pada Rabu siang, 27 Februari 2019, korban masih terlihat di sekolah."
"Tapi, kondisinya sudah mulai memburuk karena sudah tak sanggup lagi mengikuti pelajaran seperti biasanya,” jelas Trisno.
Lalu, pada hari berikutnya, yakni Kamis, (28/2/2019), korban Rayhan yang mengambil Jurusan Nautika di SUPM Ladong itu sama sekali tak lagi terlihat.
Petugas asrama, guru, dan pegawai SUPM Negeri Ladong berupaya mencari yang bersangkutan, tetapi masih tidak ditemukan.
Pihak sekolah pun berupaya menghubungi keluarga untuk mengonfirmasi keberadaannya, namun ternyata Aan tidak pulang ke rumahnya.
Tapi ada saksi mata yang menyebutkan korban sempat menuju ke perbukitan.
Ditemukan Meninggal
Seorang pengembala domba, Abdul Munir (53) kemudian menemukan korban tak bernyawa di atas bukit sekitar 300 meter dari belakang pekarangan asrama sekolah SUPM.
Korban saat ditemukan dalam kondisi wajah yang mengalami luka parah.