Pesan Terakhir Rayhan Terungkap Sebelum Tewas Mengenaskan Dianiaya Senior, Curhat ke Ibu Soal Ini
Pesan Terakhir Rayhan Terungkap Sebelum Tewas Mengenaskan Dianiaya Senior, Curhat ke Ibu Soal Ini
Ciri-ciri jasad korban saat itu mengenakan baju oblong biru dan celana sekolah warna biru SUPM Ladong, tali pinggang, sandal jepit hitam, dan jam tangan tali cokelat yang masih melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Aan yang merupakan siswa SUPM Negeri Ladong itu disebutkannya berkulit sawo matang, rambut lurus potong pendek, tinggi 160 cm, berat 50kg.
Dalam aksesoris yang dikenakan mayat, memakai sendal jepit warna hitam, jam tangan merek Swis Army dengan tali warna coklat jam warna hitam.

Kapolresta Banda Aceh, Kombes Pol Trisno Riyanto SH yang dihubungi Serambi, Jumat (2/3/2019) malam, menuturkan ada dugaan mayat merupakan korban pembunuhan.
“Besar dugaan korban sempat mengalami penganiayaan berat sebelum meninggal dunia."
"Di tubuh korban ditemukan sejumlah tanda-tanda kekerasan. Nanti dari hasil visumnya baru kita ketahui pasti korban mengalami kekerasan di bagian mana saja,” kata Kapolresta Trisno.
Namun hal itu belum hanya spekulsi belum ditemukan buktinya.
Trisno mengatakan kasus dugaan pembunuhan tersebut masih dalam penyelidikan dan pendalaman oleh personel Satuan Reskrim Polresta dan Polsek Krueng Raya, Aceh Besar.
Ia berharap kasus ini segera terungkap, mengingat terjadinya di belakang asrama sekolah kejuruan bidang perikanan itu.
Humas SUPM Angkat Bicara
Humas SUPM Negeri Ladong, Harun SPi MSi belum bisa berkomentar banyak mengenai kasus kematian siswanya tersebut.
Ia hanya berharap polisi bisa secepatnya menemukan titik terang kasus tersebut.
“Semoga polisi bisa secepatnya mengungkap kasus ini,” ujar Harun didampingi keluarga korban.
Sedangkan keluarga korban juga belum bisa memberikan komentar dan menyerahkan pengusutan kasus itu kepada pihak kepolisian.

Kementerian Perikanan Beri Respon
Dikutip TribunWow.com dari Siaran Pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia (BRSDM) KKP, Sjarief Widjaja menuturkan pihaknya akan ikut mengawal proses penyelidikan penyebab tewasnya Aan.
Ia mengatakan, jika penyebab tewasnya Aan karena tindak kekerasan, pihaknya tak segan-segan pihaknya akan memberikan hukuman tegas kepada sekolah.
Menurutnya instansi pendidikan KKP tidak dididik menggunakan kekerasan.
Aan menyatakan, tindakan hukuman bisa saksi administrasi bagi pelaku, pembinanya, hingga SPUMnya sendiri.
“Kita berketetapan bahwa di kampus-kampus di bawah naungan KKP tidak ada proses pendidikan seperti itu (menggunakan kekerasan)," ujar Sjarif, pada Selasa (5/3/2019).
"Dan seandainya terbukti ternyata ada pihak internal yang terlibat, maka kami akan melakukan tindakan yang tegas."
"Dari sisi pidana memang akan dikembalikan kepada pihak berwajib untuk melaksanakan."
"Dan kalau memang ada (yang terlibat), sanksi administrasi akan kami laksanakan, mulai dari tarunanya sendiri, kemudian pembinanya, sampai kepada SUPM-nya,” tegas Sjarief.
Syarif juga mengatakan pihak keluarga korban telah meminta agar interogasi juga dilakukan kepada teman-teman korban.
Saat ini kasus ini telah ditangani pihak kepolisian dibantu guru-guru dan petugas asrama.
“Pihak keluarga meminta agar segera diproses diteruskan, dan kami memang mendorong pihak kepolisian segera menginvestigasi dan mencari tahu apa penyebab meninggalnya Saudara Rayhan tadi,” ungkap Sjarief.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
Jangan Lupa Follow akun Instagram Tribun Timur:
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ditemukan Tewas Mengenaskan di Belakang Asrama, Terungkap Ini Curhatan Terakhir Rayhan kepada Ibunya, http://wow.tribunnews.com/2019/03/07/ditemukan-tewas-mengenaskan-di-belakang-asrama-terungkap-ini-curhatan-terakhir-rayhan-kepada-ibunya?page=all.