Siapa Jenderal Polisi Bintang 3 & Bintang 4? Disebut di ILC Tadi Malam Saat Bahas Kasus Andi Arief
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane membuat pernyataan mengejutkan dalam acara talkshow Indonesia lawyers Club (ILC TVOne)
Siapa Jenderal Polisi Bintang 3 & Bintang 4? Disebut di ILC Tadi Malam Saat Bahas Kasus Andi Arief
TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane membuat pernyataan mengejutkan dalam acara talkshow Indonesia lawyers Club (ILC TVOne) tadi malam, Selasa (5/3/2019).
Neta mengaku mengapresiasi kinerja pihak kepolisian dalam kasus penangkapan Andi Arief.
Pasalnya, Andi Arief adalah petinggi partai pertama yang ditangkap kepolisian.
"Penangkatan Andi Arief adalah penangkapan pertama petinggi partai."
"Ini yang patut kita apresiasi kepada polisi."
"Karena selama ini ketika menghadapi politisi papan atas, polisi cenderung ewuh pekewuh, cenderung ragu-ragu."
"Kenapa polisi ragu? Karena ini menyangkut politik anggaran."
"Polisi selalu berharap ke partai itu dikucurkan anggaran yang besar tiap tahunnya."
"Tapi kali ini luar biasa, polisi berani," kata Neta.

Baca: Debat ILC Tadi Malam: Sosok Perempuan Terungkap, Siapa Jenderal Bintang 3 yang Bekingi Andi Arief?
Tak hanya itu Neta juga menyebut kesimpang siuran keberadaan ada tidaknya wanita tak lepas dari kedekatan Andi Arief dengan seorang jenderal polisi bintang 3.
"Andi Arief ini adalah salah satu orang petinggi kepolisian, jenderal bintang 3," katanya.
Sayangnya Neta tak menyebut identitas jenderal bintang 3 itu.
Pernyataan Neta ini kemudian disanggah Rachlan Nashidik.
Rachlan justru menyebut Neta-lah yang memiliki hubungan dengan Jenderal bintang 4.
"Semoga anda mengatakan ini bukan karena anda memiliki kedekatan dengan jenderal bintang 4," kara Rachlan.
Siapa jenderal bintang 4 yang memiliki hubungan dengan Neta?
Rachlan juga tak mengungkapnya.
Lihat videonya dibawah ini:
Baca: Dituduh Memihak Kubu Jokowi, Mahfud MD: Saya Juga Membela Kelompoknya Prabowo, Misalnya Rocky Gerung
Terungkap Sosok perempuan Bersama Andi Arief di kamar
Sosok wanita bersama politisi Partai Demokrat Andi Arief di kamar hotel terungkap pada Indonesia Lawyers Club atau ILC tvOne Rabu (06/03/2019) malam.
Kepastian sosok tersebut dikatakan Ketua Presidium IPW Neta S Pane menjawab pertanyaan presenter ILC Karni Ilyas.
Neta juga menyinggung nama perempuan, foto valid, hingga posisi di tempat tidur saat penangkapan Andi Arief terkait kasus narkoba di kamar Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).
Sebelumnya, nama Livy Andriany mendadak mencuat seiring tudingan dan spekulasi dari warganet yang menyebutnya terkait dengan penangkapan Arief.
Livy Andriany sudah membantah tudingan tersebut dan menunjukkan bukti di Instagram bahwa sedang berada di Semarang saat penangkapan itu.
"Informasi yang kami dapat sejak awal itu memang ada perempuan dan Kabareskrim juga sudah mengatakan bahwa ada perempuan," kata Neta.
"Dan kita mendapatkan foto perempuan itu berada di tempat tidur kemudian Andi Arief duduk kemudian ada beberapa Polisi disekitar itu," ujarnya menambahkan.
Karni sebelumnya menanyai Neta soal sosok perempuan saat penangkapan Arief terkait kasus narkoba di dalam kamar hotel.
"Dua politisi masih meragukan ada perempuan di TKP (tempat kejadian perkara) tapi Anda sudah memastikan, bagaimana?" tanya Karni.
Neta pun membeberkan informasi yang diperolehnya tentang sosok perempuan saat penangkapan Andi Arief di dalam kamar hotel tersebut.
Dia juga memastikan kebenaran foto yang menunjukkan ada sosok perempuan di dalam kamar hotel saat penangkapan Wasekjen Partai Demokrat itu.
Dirinya juga mendapatkan kiriman foto tersebut dari sumber terpercaya.
"Itu foto sangat valid dan kenapa foto itu keluar kita menilai ada perlawanan dari bawah ketika soal perempuan itu dibantah oleh humas (Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal)," ujarnya.
"Jajaran bawah kepolisian merasa kok kerja mereka diabaikan, disia-siakan sehingga bisa jadi foto itu mereka kirim termasuk dikirim ke saya juga dan itu sangat valid. Kemudian kita melakukan corsscheck terhadap perempuan itu benar adanya" katanya menambahkan.
Karni lantas memotong penjelasan Neta dan ingin memastikan nama sosok perempuan itu ke Neta.
"Perempuan itu namanya yang juga tersebar itu?" tanya Karni.
"Namanya yah nantilah polisi yang umumkan. Kapasitas kita menyampaikan bahwa ada perempuan. Dan kita mendapatkan informasi bahwa perempuan itu ada cepu. Artinya cepu itu informan Polisi," jawabnya.
Karni bertanya lagi. "Jadi maksud Anda perempuan ini yang menjebak dia," ujarnya. Tapi Neta menyebut keberadaan cepu itu untuk menjebak Arief.
"Jadi di dalam memberantas kejahatan polisi selalu mennggunakan cepu dan itu sah tidak dilarang untuk memberantas kejahatan dan informan digunakan. Dan kita dapat informasi Andi Arief ini sudah lama jadi TO (target operasi)," kata Neta.

Informan Polisi
Sebelumnya, Neta S Pane, mengatakan tidak transparannya dan tidak terbukanya polisi atas identitas seorang wanita yang berada di dalam kamar hotel bersama Andi Arief menimbulkan sejumlah kecurigaan dan berbagai dugaan.
Salah satunya, kata Neta S Pane, adalah bahwa wanita atau perempuan itu, merupakan informan atau cepu polisi.
Apapun profesinya, perempuan itu kata Neta, sangat mungkin sudah dijadikan informan atau cepu polisi untuk mengamat-amati Andi Arief.
"Saya duga sepertinya perempuan itu cepunya (informan-Red) polisi. Biasanya cepu memang langsung diamankan dan akan lolos dari jeratan hukum. Jika itu yang terjadi berarti ada penjebakan terhadap AA. Cepu atau informan, adalah bagian dari strategi aparat kepolisian untuk menciduk target operasi atau TO. Dan itu sah," kata Neta, kepada Warta Kota, Selasa (5/3/2019).
Bila memang perempuan itu adalah cepu atau informan polisi maka kata Neta, penangkapan Andi Arief ini sangat kuat adalah sebuah jebakan.
Namun kata Neta, jika memang perempuan itu bukan cepu atau informan polisi, maka polisi harus menjelaskannnya dan membuka identitasnya serta perannya di sana.
Sehingga, kata Neta, masyarakat tahu apa sesungguhnya peran wanita itu di sana.
"Apakah ia sebagai pemasok narkoba atau sekadar teman kencan," kata Neta S Pane, Selasa (5/3/2019).
Karenanya, Neta mendesak kepolisian menjelaskan secara transparan, mengenai seputar wanita cantik yang kedapatan bersama Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief, saat penangkapan terkait narkoba di kamar Hotel Peninsula, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).
Dari informasi yang dihimpun, kata Neta S Pane, diketahui saat Andi Arief ditangkap di kamar hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, Minggu malam, ia bersama seorang wanita muda cantik berkulit putih, yang mengenakan tanktop merah muda, bercelana jeans dan sepatu warna perak serta mengenakan jam tangan kulit coklat.
"Selain wanita itu, polisi juga menemukan tas perempuan warna hitam di sudut kamar hotel, yang diduga milik wanita yang bersama Andi Arief," kata Neta.
Namun, dalam penjelasan resmi yang dilakukan Polri, keberadaan wanita itu tidak dijelaskan.
Bahkan, Polri menjelaskan bahwa Andi Arief diamankan dari dalam kamar hotel, seorang diri saja.
"Sehingga, muncul opini di masyarakat bahwa dalam menggunakan narkoba di kamar hotel itu, Andi Arief hanya seorang diri. Padahal sesungguhnya ada orang lain, yakni seorang wanita cantik yang bersama Andi Arief," kata Neta.
Karena hal itu, Neta S Pane menyatakan, Polri harus bersikap transparan dan tidak melindungi pihak-pihak tertentu.
"Jika polisi tidak bersikap transparan, apalagi bersikap diskriminatif, kondisi Indonesia yang sudah Darurat Narkoba saat ini akan semakin parah," jelasnya.
"Jika para politisi sudah menjadi budak narkoba, pemberantasan narkoba seperti apalagi yang bisa diharapkan di negeri ini. Sebab bagaimana pun pemberantasan narkoba perlu keputusan politik yang solid agar para bandar narkoba internasional tidak terus menerus mempecundangi bangsa ini," tambahnya.
Sebab itu, kata Neta, keberadaan wanita tersebut bersama Andi Arief menjadi penting dan perlu diungkap polisi secara transparan.
"Sehingga, bisa diketahui apa sesungguhnya peran wanita itu. Sebab bukan mustahil Andi Arief sebagai politisi yang selama ini kritis dan berseberangan dengan penguasa itu, dijebak pihak tertentu agar tidak bersuara lagi menjelang Pilpres 2019. Jika itu yang terjadi, tentu patut dipertanyakan, siapa wanita itu," papar Neta.
Atau kata Neta, Andi Arief sesungguhnya adalah pemakai berat narkoba dan sudah menjadi budak narkoba yang sudah masuk dalam radar kepolisian selama ini.
Terlepas dari semua itu, katanya, partai-partai politik di negeri ini sudah patut waspada menghadapi serangan para bandar narkoba yang berusaha merusak kader dan citra partainya.
"Di sisi lain, jajaran kepolisian jangan pernah takut untuk memberantas narkoba, meskipun melibatkan elit elit partai maupun elit politik," ujar Neta.
Sebelumnya dalam jumpa pers di Mabes Polri, Senin (4/3/2019) sore, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen M Iqbal mengatakan bahwa saat diamankan di dalam kamar Hotel Menara Peninsula, Jakarta Barat, Andi Arief hanya seorang diri.
Iqbal membantah informasi adanya seorang wanita yang bersama Andi Arief di dalam kamar hotel, saat diamankan polisi
"Di TKP hanya AA yang diamankan petugas. Tidak ada wanita saat itu. Makanya tadi kan saya dahului jangan percaya dulu atas info yang berseliweran. Untuk sementara, hanya satu yakni AA yang diamankan, bahwa nanti berkembang sebelumnya ada siapa dan lain-lain, kami akan sampaikan," kata Iqbal.
Iqbal juga membantah keras jika penangkapan politisi Andi Arief terkait narkoba ini, dikatakan sebuah jebakan yang dilakukan polisi terhadap politisi kubu tertentu, menjelang Pilpres 2019.
"Sama sekali tidak ada jebakan, tidak ada perencanaan. Ini semua spontan," kata Iqbal.
Ia menjelaskan ditangkapnya Politisi Partai Demokrat Andi Arief di Hotel Menara Peninsula, Minggu (3/3/2019) pukul 18.30, berawal dari laporan masyarakat. "Lalu kita lakukan mapping dan surveilance atas informasi itu," kata Iqbal.
Dari sana katanya petugas melakukan aksi penggrebekan di salah satu kamar di Hotel Peninsula, Jakarta Barat, pada Minggu 3 Maret 2019, pukul 18.30.
"Petugas mengerebek atau melakukan upaya paksa berupa penangkapan dan penyitaan sejumlah barang bukti. Benar bahwa yang di kamar tersebut dan kami amankan adalah AA," kata Iqbal.
Menurutnya beberapa yang diduga barang bukti yakni seperangkat alat hisap narkoba juga disita petugas.
"Jenis narkoba yang ada di ruangan tersebut, kita tidak dapat temukan," kata Iqbal.
Namun katanya ada barang bukti seperangkat alat hisap sabu di sana yang diamankan pihaknya.
Sehingga, diduga sabu sudah habis dikonsumsi Andi Arief.
"AA kini sedang dalam pemeriksaan termasuk para saksi-saksi. Dan kami juga sudah lakukan tes urin terhadap yang bersangkutan dan positif mengandung metampetamin, narkotika jenis sabu," kata Iqbal.(*)