Sediakan Makanan dan Ambulans Gratis, Jiwa Sosial Pengusaha Makassar Ini Patut Diteladani
Penyaluran bantuan itu, pun terkadang hanya pada momen-momen tertentu. Seperti, momen hari raya keagamaan.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
Jadi, Haji Didin hanya mampu melayani warga yang membutuhkan ambulans dari pukul 06.00-20.00 Wita.
Tidak hanya menyediakan mobil ambulans, Haji Didin juga kerap menyetir langsung ambulans yang ia sediakan.
"Kalau saya tidak sempat, biasanya ada buruh bangunan atau tukang bentor yang bisa bawa mobil saya minta untuk nyetir. Jadi saya bilang ke keluarga pasien kalau bukan saya yang bawa cukup kasih uang rokok untuk sopir, karena kalau bensinnya sudah saya tanggung," ujarnya.
Selama dua tahun terakhir menyediakan ambulans gratis, Haji Didin mengaku hampir seluruh wilayah Makassar telah ia sambangi untuk mengantar jemput baik pasien ataupun jenazah.
Sementara, untuk luar kota Makassar, ia mengaku sudah pernah mengantar hingga ke kabupaten Jeneponto, Bulukumba dan Bone.
"Sudah pernah sampai Bone juga, Bulukumba juga pernah, Jeneponto paling sering karena kan banyak pemulung, tukang bentor asal Jeneponto yang cari hidup di Makassar," ungkap Haji Didin.
Semenjak menyediakan ambulans dua tahun lalu, Haji Didin mengaku, ambulans rakitannya itu hampir tiap harinya melayani warga.
Namun, dua pekan terakhir ini, ambulans jenis suzuki AVP bernomor polisi B 1479 KRX itu hanya terparkir di depan pasar Pa'baeng-baeng.
"Mungkin banyak caleg yang sediakan ambulans yang sama, makanya dua minggu ini hampir belum pernah ada yang nelpon lagi minta diantar," ujarnya.
Dengan bersedekah itu, Haji Didin mengaku telah banyak ditawari agar mencalonkan diri sebagai wakil rakyat atau caleg.
Namun, Haji Didin kukuh tidak berniat terjun di dunia politik lantaran khawatir niat tulusnya melenceng menjadi modus politik.
"Banyakmi yang datang baik orang partai atau pun warga, dia minta saya maju jadi caleg tapi saya bilang, saya berbuat begini tidak ada niat lain kecuali mau berbagi dan mau membantu orang kesusahan," ungkap Haji Didin.
Terbukti, saat awak Tribun hendak melakukan wawancara, pengusaha perabot rumah tangga dan perlengkapam jenazah ini beberapa kali menolak untuk diekspose.
Alasannya menolak, lantaran ia tidak ingin dianggap riya ataupun sombong.
Namun, Haji Didin pun bersedia berbagi cerita setelah awak Tribun meyakinkan ayah satu orang anak ini, bahwa jasa ambulans gratis yang ia sediakan dapat diketahui banyak orang dan dapat diteladani dermawan lain untuk selalu peduli dan berbagi terhadap orang yang kurang mampu.