Wisata Sulsel
Nikmati Gurihnya Kopi Santan di Kawasan Karts Rammang-rammang
Kopi santan kelapa sangat cocok bagi wisatawan yang sudah bosan minum sajian kafe. Jika selama ini, anda selalu minum kopi susu, sebaiknya ke Rammang-
Penulis: Ansar | Editor: Nurul Adha Islamiah
TRIBUN MAROS.COM, BONTOA - Mau liburan ke kawasan karts Rammang-rammang, Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Maros, Sulawesi Selatan ? Siapkan uang Rp 10 ribu untuk mencoba kopi santan yang disiapkan pengelola.
Kopi santan kelapa sangat cocok bagi wisatawan yang sudah bosan minum sajian kafe. Jika selama ini, anda selalu minum kopi susu, sebaiknya ke Rammang-rammang.
Wisatawan dijamin ketagihan setelah menyeruput kopi santan tersebut. Selain menikmati pahitnya kopi khas Toraja, wisatawan juga merasakan gurih dan kentalnya santan kelapa segar.
Baca: Wow, Barista Makassar Rahmat Fatrianto Wakili Indonesia ke Jerman, Lomba Mencicipi Kopi
Kopi dan kelapa, baru diolah setelah wisatawan memesan. Hal itu dilakukan untuk menjamin rasa kopi santan. Rasa kopi semakin beda, karena pengelola menggunakan parutan gula merah.
Inovasi racikan kopi pengelola Rammang-rammang, merupakan kali pertama di Maros. Wisatawan bisa menikmati segelas kopi di atas ketinggian.
Dijamin, anda akan merasa santai dengan angin sepoi-sopoi dan rindangnya pepohonan. Jika wisatawan ingin tenang, sebaiknya ke Rammang-rammang.
Selain rasanya yang beda, cara racikan kopi santan juga unik. Pengelola menggunakan saringan dari anyaman bambu yang disebut bamboo drip.
"Kedai kami menyuguhkan rasa kopo yang berbeda dengan kafe. Bahannya juga alami tanpa melalui pabrikan. Makanya, rasanya sangat khas. Kita mau semua natural. Semua alat racikan, kami gunakan yang dari alam," kata pemilik Kedai, Iwan Dento, Kamis (28/2/2019).
Racikan kopi santan berawal saat pemilik kedai melihat potensi alam Rammang-rammang. Ada sejumlah kelapa rusak. Hal itu membuat Iwan mulai memikirkan memanfaatkan kelapa tersebut.
Setelah mencoba, sejumlah wisatawan senang serupu kopi santan kedai dermaga dua Rammang-rammang tersebut. Hal itu membuat Iwan mulai mengumpulkan kelapa dan memesan kopi asal Toraja.
Ide Kopi Santan
Ide kopi santan tersebut juga muncul dari filosofi Bugis Makassar yang menyampaikan tentang kelapa dan gula merah. Hal itu bermakna ucapan terima kasih kepada seseorang saat perpisahan.
Filosofi tersebut yakni 'rampeka golla na kurampeko kaluku'. Dalam bahasa Indonesia, Kenang saya seperti gula, maka saya kenang anda seperti kelapa.
"Kami ingin mengembangkan produk lokal dan memanfaatkan semua hasil alam kita. Kita harus manfaatkan sebaik-baiknya, sebagai produk pembanding dan minuman khas," katanya.
Kopi santan dibanderol seharga Rp 10 ribu per gelas. Untuk menghasilkan rasa yang lebih alami, kopi diseduh ke dalam cangkir dengan menggunakan saringan bambu.