Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Apa Kata Jusuf Kalla Tentang Puisi Neno Warisman? Singgung Anak Jokowi dan Sindir Soal Main Proyek

Wapres Jusuf Kalla ikut komentari Puisi Neno Warisman. Tanggapan itu JK menyebut nama anak Jokowi dan sindir soal main Proyek.

Editor: Waode Nurmin
DOK TIM PRABOWO SUBIANTO
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertamu ke rumah Neno Warisman di Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Selasa (31/7/2018). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyebut Puisi yang dilantangkan Neno Warisman dalam acara Munajat 212 adalah bentuk kampanye yang keliru.

Hal itu diutarakan Jusuf Kalla usai menghadiri acara Forum Silaturahmi Gawagis Nusantara di Hotel Wyndham Surabaya, Sabtu (23/2/2019).

Pada awak media, Jusuf Kalla mengatakan, lebih baik menggunakan metode kampanye yang benar, terlebih Puisi Neno Warisman berisi cukup keras dan menyinggung masalah agama.

Baca: TRIBUNWIKI: Heboh Puisi di Malam Munajat 212, Ini Profil Neno Warisman, dan Isi Puisinya

Baca: Isi Puisi Neno Warisman di Malam Munajat 212 Disorot, Perhatikan, Dibaca Depan Mantan Istri Prabowo

"Saya rasa keliru. Ya namanya kampanye, tapi kampanye yang keliru," kata Jusuf Kalla.

Sebagaimana ramai diberitakan, Neno Warisman dalam acara Munajat 212 membacakan puisi.

Namun di bagian akhir dari puisi Neno Warisman menimbulkan berdebatan.

Berikut cuplikan puisi Neno Warisman:

Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka
Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami
Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu

Baca: Nama Jusuf Kalla Ada Dibalik Lahan 220 Ha di Kalimantan yang Dikuasai Prabowo Subianto

Baca: Jusuf Kalla Ungkap Cara Prabowo Beli Lahan Ratusan Ribu Hektare, Jangan Kaget Saat Tahu Bayarannya

Lebih lanjut, dalam acara bersama seribu kiai muda atau gus se-Indonesia itu, Jusuf Kalla juga membahas masalah Pemilu yang tinggal menghitung hari.

Menurutnya, Pemilu menjadi ajang demokrasi untuk memilih pemimpin yang terbaik.

"Kita ingin demokrasi yang tidak nepotisme dan tidak korupsi. Sekarang tinggal dua pilihan. Saat saya dengan Pak Jokowi, kita belum pernah bicara masalah bagi-bagi proyek. Secara pribadi nggak pernah. Nggak ada kita bicara sesuatu tanpa rapat. Artinya sangat demokrasi," tegas Jusuf Kalla.

Jusuf Kalla juga menyinggung anak-anak Jokowi yang tidak ada bermain proyek pemerintah.

Dia mengatakan, semua anak-anak Jokowi mandiri, jualan martabak, jual kopi dan juga jualan pisang nugget goreng.

"Beda sama yang dulu, tangani proyek ini itu. Kalau sekarang tidak ada," imbuhnya.

Baca: Malam Munajat 212 - Titiek Soeharto Shalat Magrib di Monas, Prabowo Bakal Hadir?

Lebih lanjut, Jusuf Kalla mengatakan, ada dua hal yang membuat negara hancur, yaitu negara yang pemerintahannya otoriter dan yang kedua adalah pemerintahannya korupsi, kolusi dan nepotisme.

"Jadi insyaallah negeri ini akan aman jika pemerintahan berlanjut. Jika ingin nepotisme dengan otoriter, itu adalah awal kehancuran negara," katanya.

"Insyaallah apalagi kita konsekuen dengan pemimpin yang tidak otoriter," lanjut Jusuf Kalla.

Inilah Puisi Neno Warisman di Munajat 212 yang Kontroversi, Disebut Bisa Tebar 'Racun' dan Prasangka

Puisi yang dibacakan Neno Warisman dalam Malam Munajat 212 di Monas, Kamis (21/2/2019) menuai kontroversi.

Neno Warisman merupakan Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.

Malam Munajat 212 di Monas dihadiri ribuan orang dan tokoh-tokoh pendukung Prabowo-Sandiaga.

Di antaranya, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Fadli Zon, Fahri Hamzah, dan petinggi Front Pembela Islam ( FPI).

Baca: Malam Munajat 212 - Titiek Soeharto Shalat Magrib di Monas, Prabowo Bakal Hadir?

Baca: Ditetapkan Tersangka, Ini Fakta dan Sepak Terjang Slamet Maarif Ketua PA 212

Baca: Relawan Jokowi Mania Nyaris Adu Jotos dengan Ketua Alumni 212 Novel Bamukmin Saat Live di Televisi

 Berkat Puisi Munajat 212, nama Neno Warisman menjadi trending topic di Twitter hingga pukul 18.30 WIB, Jumat (22/2/2019) dengan 9.929 cuitan.

Neno Warisman
Neno Warisman ()

Pada Munajat 212 di Monas, Kamis (21/2/2019), ada sejumlah tokoh yang memberi orasi.

Potongan video Puisi Munajat 212 beredar luas di media sosial. Neno Warisman terdengar membacakan Puisi Munajat 212 sembari terisak.

"jangan, jangan Engkau tinggalkan kami

dan menangkan kami

Karena jika Engkau tidak menangkan

Kami khawatir ya Allah

Kami khawatir ya Allah

Tak ada lagi yang menyembah-Mu" begitulah potongan Puisi Munajat 212 yang dibacakan Neno Warisman sambil menangis.

Lewat akun Twitternya yang sudah terverifikasi, Fahri Hamzah menyebut bahwa Puisi Neno Warisman mengetuk pintu langit.

"Bener2 mengetuk pintu langit..." tulis akun Twitter Fahri Hamzah.

Berbeda dengan Fahri Hamzah, Budiman Sudjatmiko menulis seruan untuk melakukan perlawanan.

"Mari kita sadar bhw fasis2 ini sdg menebar racun & prasangka. Kita lawan!

Bgm dgn sebagian kenalan2 liberal yg sekarang bersama mereka membangun persekutuan melawan koalisi pemerintahan progresif moderat & konservatif moderat ini? Kita lawan juga," tulis Budiman Sudjatmiko lewat akun Twitternya.

 Tak hanya Fahri Hamzah dan Budiman Sudjatmiko saja yang memberi tanggapan soal Puisi Munajat 212 yang dibacakan Neno Warisman.

Berikut ini netizen yang menanggapi Puisi Munajat 212 yang dibacakan Neno Warisman :

Ini Isi lengkap Puisi Munajat 212 yang dibacakan Neno Warisman :

Allahu Akbar
Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini
Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta
Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara
Mencabik-cabik keraguan
Meluluhlantakkan kesombongan
Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, insyaallah, pasti datang
Allahku Akbar
Kemenangan kalbu yang bersih
Kemenangan akal sehat yang jernih
Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih
Dari dada ini telah bulat tekad baja
Kita adalah penolong-penolong agama Allah
Jangan halangi
Jangan sanggah
Jangan politisasi
Sebab ini adalah hati nurani
Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir
Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya
Tersatukan dalam munajat 212
Miliaran matahari itu saudaraku
Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta
Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla
Begitulah kita saudaraku
Harusnya kita saling merekat
Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya
Ayo munajat
Ayo rekatkan umat
Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat
Rekatkan Indonesiamu
Rekatkan jiwa-jiwamu
Rekatkan langkah dan tindakanmu
Ya Allah
Berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka
Berseru-seru mereka
Menderu-deru mereka
Di setiap jengkal udara hingga terlahir takbir kemenangan
Kemenangan di ujung lelah menggema takbir bersahut-sahutan
Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan
Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur
Basah air mata dalam bahagia kemenangan sebentar lagi tiba
Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i
Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasi
Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami
Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan
Di nadi-nadi kami
Di jantung-jantung kami
Di pundak-pundak kami
Di jari-jari kami
Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua
Kita dan Allah Azza Wa Jalla
Selalu berdua
Kita dan Rasulullah kekasih semesta
Selalu berdua
Kita dan saudara mukmin saling menjaga
Selalu berdua
Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya
Duhai Allah Rabb
Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut
Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani
Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya
Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar
Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar
Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar
Yang berani berpihak pada yang benar
Duhai Allah
Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup
Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat
Saat Engkau turun ke jagat dunia
Telah Engkau bersaksikan
Kami tegak berdiri, ya Allah
Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu
Seluruh harapan kami dambakan
Akan Kau tolong atau Engkau binasakan
Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan
Itu hak-Mu
Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka
Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami
Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami
Karena jika Engkau tidak menangkan
Kami khawatir ya Allah
Kami khawatir ya Allah
Tak ada lagi yang menyembah-Mu
Ya Allah
Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin
Oleh pemimpin terbaik
Dengan pasukan terbaik
Untuk negeri adil dan makmur terbaik
Takdirkanlah bagi kami
Generasi yang dapat kami andalkan
Untuk mengejar nubuwwah kedua
Wujud dan nyata
Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi Indonesia
Allah Rabb
Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku
Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah
Maka inilah puisi munajat
Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Bersimpuh di pelataran keprihatinan
Atas ketidakadilan
Atas kesewenang-wenangan
Atas kebohongan demi kebohongan
Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan
Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan
Dalam pertunjukan kekuasaan
Yang mengkerdilkan Tuhan
Yang menantang kuasa Tuhan
Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna

Ya Rabb
Engkaulah yang memiliki kekuasaan mutlak di seluruh jagat ini
Allah
Ini puisi munajat
Yang mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu
Turunkanlah malaikat berbaris-baris
Burung-burung Ababil
Dan semut-semut pemadam api Ibrahim
Munajat penuh harap
Kau turunkan pertolongan yang dijanjikan
Bagi yang terdera
Bagi pemimpin yang terfitnah
Bagi ulama yang dipenjara
Bagi pejuang yang terus dihadang-hadang
Bagi pembela keadilan yang digelandang ke bilik-bilik pesakitan
Allahumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad
Wa asyghilidz dzolimin bidz dzolimin
Wa akhrijna min baynihim saalimin
Wa 'ala alihi wa shohbihi ajma'in
Untuk hari depan yang lebih baik
Untuk kepemimpinan yang berpihak pada rakyat bersama-Mu, bersama rasul-Mu
Dalam ketinggian titah-Mu, kami bermunajat
Keluarkan kami dari gelap
Keluarkan kami dari gelap
Keluarkan kami dari gelap
Amin Allahumma Amin ya rabbal alamin
Wasalamualaikum
Allahu Akbar
Allahu Akbar
Allahu Akbar

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Follow juga akun instagram tribun-timur.com:

Tribun Jatim/Surya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved