Robert Akhirnya Buka Suara soal Kasus Match Fixing, Mengaku Dihukum PSSI karena Terlalu 'Berisik'
Mantan Pelatih PSM Makassar, Robert Rene Alberts akhirnya memberikan komentar soal skandal pengaturan skor di Liga 1 Indonesia.
Akan tetapi, mimpi mereka harus pupus di tangan Bhayangkara FC yang kala itu keluar sebagai juara.
Kemudian pada 2018, PSM Makassar harus kembali menahan hasratnya untuk menjuarai kompetisi kasta tertinggi Indonesia.
Pasukan Roberts Rene Albert harus merelakan trofi juara kepada tim Ibukota, Persija Jakarta.

Walau gagal meraih gelar juara, namun Krishna Murti memberikan apresiasi tinggi pada PSM Makassar.
Mantan Wakapolda Lampung tersebut menyebut bahwa kejujuran adalah pemenang sejati dan meminta klub Kota Makassar tersebut mempertahankan hal itu.
Selain PSM Makassar, Persipura dan Persib Bandung juga bersih dari pengaturan skor.
Namun, Krishna Murti menyebut untuk kasus Persib Bandung hanya berlaku di tahun 2018.
"PERSIB..
Menurut salah satu wasit yg diperiksa: “UNTUK KHUSUS TAHUN 2018 Kemarin, KLUB INI TERMASUK SALAH SATU YANG SAMA SEKALI TIDAK MAU KASIH APAPUN KE WASIT”..
.
Wasit ditanya kenapa cuma sebut tahun 2018..?? Dia bingung jawab nya.. "tulisnya di akun instagramnya lagi.
Sebelumnya, Satgas Antimafia Sepakbola telah mengusut skandal pengaturan skor yang terjadi.
Baik di tingkat Liga 3, Liga 2 dan kini menyasar Liga 1.
Sejumlah klub pun disinyalir terlibat dalam pengaturan skor bekerjasama dengan pihak PSSI.
Bahkan Plt Ketua Umum Joko Driyono telah ditetapkan tersangka terkait pengrusakan barang bukti kasus pengaturan skor.
Respon Munafri Arifuddin
CEO PSM, Munafri Arifuddin bicara potensi beralihnya gelar juara dari Persija Jakarta ke PSM Makassar.
"Jika Satgas bisa membuktikan itu tentunya sangat bagus, kan kejadian seperti itu pernah terjadi semisal di Liga Italia ada Calcio Poli, kenapa tidak semisal di Indonesia juga demikian ketika itu bisa dibuktikan," terang Appi sapaan Munafri.