Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mulai Ramai Dikunjungi Kapal Perikanan, ini Masalah yang Dihadapi PPN Untia

Setelah diresmikan Presiden Joko Widodo akhir 2016 lalu, perlahan Perlabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia, di Kecamatan Biringkanaya

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Munawwarah Ahmad
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Kondisi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia yang terkam dari udara di Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Senin (18/2). Pasca diresmikan Presiden Jokowi akhir 2016 lalu, aktivitas perikanan mulai berlangsung di pelabuhan ini nempak beberapa kapal mulai bersandar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setelah diresmikan Presiden Joko Widodo akhir 2016 lalu, perlahan Perlabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia, di Kecamatan Biringkanaya mulai menunjukkan daya tarik pelaku industri perikanan.

Penanggung Jawab PPN Untia Andi Mannojengi menepis tudingan PPN Untia layaknya "pelabuhan hantu" karena sepinya aktivitas.

Andi Mannojengi mengatakan, sepanjang 2018 lalu saja setidaknya lebih dari 800 kapal mulai dari 5-30 GT yang mampir ke PPN Untia.

Meski sudah mulai ramai aktivitas, Mannojengi mengaku masih ada beberapa masalah yang dihadapi di PPN Untia yakni alokasi anggaran dan SDM yang belum memadai.

Di PPN Untia saat ini, tercatat hanya ada 15 orang pengelola, 5 PNS, 10 tenaga kontrak termasuk petugas kemanan dan kebersihan.

"Itu masih sangat jauh dari kebutuhan. Saya sudah analisis, minimal dibutuhkan lebih dari 30 orang untuk pengoprasian di PPN Untia ini. Untuk anggaran, kami juga masih membutuhkan beberapa untuk pembangunan fasilitas," ucapnya.

Saat ini, Mannojengi mengatakan, di PPN Untia sedang dibangun tempat pengisian bahan bakar yang sudah memasuki 70 persen, dan ditarget rampung dan dapat digunakan pada April mendatang.

Dari segi investasi, PPN Untia menurut Mannojengi mampu menggaet belasan investor yang akan mulai membangun fasilitasnya di sana dengan total nilai investasi lebih dari Rp65 Miliar.

Investor tersebut mulai dari pabrik es, perbekalan kapal, pengolahan ikan, hingga gudang rumput laut.

"Di antara semua pelabuhan perikanan di Indonesia, tak ada yang lebih cepat dari Untia yang mampu mendapat investor. Kami cuma lima bulan sudah penuh lahan di sini, pepabuhan lain ada yang di atas lima tahun baru dapat. Kami inden investor, satu-satunya pelabuhan perikanan yang melakukan itu," pungkasnya.

Tak hanya itu, Mannojengi juga mengaku, pernah dibuka pasar ikan murah di PPN Untia yang dipaketkan dengan wisata bahari, namun itu ditutup karena alasan tertentu.

"Kami pernah itu buka pasar ikan sekaligus berwisata. Jadi orang datang bukan hanya sekadar beli ikan, tapi juga wisata di sini, dan ternyata ramai. Tapi kami hentikan karena waktu iti banyak yang kecelakaan karena akses ke sini masih buruk, tapi syukur sekarang kan sudah diperbaiki pemerintah," tuturnya.

Ia pun berharap, dengan dukungan seluruh pihak, PPN Untia dapat benar-benar berkembang di kemudian hari dan menjadi pelabuhan perikanan terbesar.

"Saya selalu bilang, Saya malu tinggalkan Untia jika tanpa operasional," kata Mannojengi.

Baca: 877 Kapal Kunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara Untia Selama 2018

Baca: Foto Pelabuhan Perikanan Nusantara Untia Mulai Disandari Kapal Besar

Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :

Follow juga akun instagram tribun-timur.com:

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved