Fahmy, Pengusaha Sukses Maros Percaya dengan Kekuatan Sedekah dan Doa
Suami Enni Nikmawati (40) tersebut prioritaskan keberkahan jualannya. Warga yang masuk makan, kadang digratiskan.
Penulis: Ansar | Editor: Nurul Adha Islamiah
TRIBUN MAROS.COM, TURIKALE - Fahmy Amrullah (41), pengusaha Warung Makan di Jl Nasrun Amrullah, kelurahan Pettuadae, Kecamatan Turikale, Maros, berjualan tanpa mengharap untung banyak.
Suami Enni Nikmawati (40) tersebut prioritaskan keberkahan jualannya. Warga yang masuk makan, kadang digratiskan. Fahmi tidak pernah menuntut, pelangganya membayar.
Memang, secara sekilas, warung makan Dapur Sona milik pria kelahiran Maros, 20 desember 1977 itu, nampak sederhana. Namun kesederhanaan tersebut membuat warungnya terkenal, setahun terakhir.
Baca: BPJS Ketenagakerjaan Salurkan Rp 63,7 Juta ke Korban Banjir di Maros
Baca: Caleg Paku APK di Pohon, Aktivis Lingkungan Maros Protes
Baca: Pemuda Pancasila dan PMI Bedah Rumah Warga Miskin di Tanralili Maros
Bagi Fahmi, harga atau bayaran merupakan hal kedua. Yang menjadi prioritas, membantu warga yang ingin makan, namun tidak punya uang cukup.
Fahmi selalu yakin, bahwa rejeki sudah ada yang mengaturnya. Banyak membantu, maka rejeki akan melimpah. Bagi Fahmi, sedekah dan rejeki, berjalan beringan.
Setiap pekan, Fahmi juga membuat makanan dalam jumlah banyak. Makanan yang sudah dikemas dibagikan kepada kaum dhuafa dan tukang becak.
Niat baik pegawai Pemkab Maros ini, untuk membantu sesama, mendapat apresiasi dari warga. Sejumlah warga yang memiliki penghasilan cukup, ramai-ramai datang ke warung So'na untuk makan.
Meski datang dengan niat untuk membantu, pengunjung juga diberikan kesempatan untuk makan gratis. Setiap pengunjung diminta untuk menghitung sendiri, harga makanannya.
Jika tebakan pengunjung benar, maka akan digratiskan. Tapi jika salah, pengunjung dibolehkan untuk membayar. Keuntungan hasil jualan, tetap disisihkan untuk membantu kaum dhuafa.
"Kami percaya, bahwa bersedekah tidak akan membuat kita miskin. Biar untung sedikit, yang penting berkah. Kami tidak cari uang, tapi rejeki. Setiap pelanggan diminta untuk menebak harga makanan. Jika benar kami gratiskan," kata Fahmi.
Pengunjung juga tidak pernah bosan makan di Dapur So'na. Setiap hari, pengelola selalu menyajikan makanan atau menu yang berbeda.
Keyakinan, Fahmy tentang bersedekah tidak akan membuat miskin, terkabul. Bahkan, Dapur So'na justru malah terkenal dan ramai pengunjung.
Omzet
Rumah makan yang dikelola sejak 2017 tersebut, menjadi viral di media sosial dan telah memiliki pelanggan tetap. Omzet penjualan Fahmy, kini mencapai Rp 78 per bulan.
Usaha Dapur So'na semakin lancar. 12 orang pertama yang makan, akan digratiskan minuman berupa teh botol.
"Pelanggan berlomba datang lebih awal. Jika sudah melebihi 12 orang, minuman tidak gratis lagi. Sebelumnya ada juga program angkat piring. Di bawah piring ada kode. Kalau beruntung, gratis makan,"katanya.
Selain strategi bisnis yang unik dan sedekah, setiap akan beraktivitas, Fahmi dan Enni, juga selalu percaya dengan kekuatan doa.
Sejak awal berdiri, rumah makan prasmanan tersebut, meluncurkan program yang dinamai 'Tamu dari Langit'. Program tersebut menyasar warga yang kurang mampu.
Setiap hari, Dapur So'na bagi-bagi makanan gratis sebanyak 100 porsi untuk warga kurang mampu. Pemukinan menjadi sasaran.
"Kami sangat percaya dengan kekuatan sedekah. Kalau mau hitung-hitungan, sebenanrnya kami rugi. Alhamdullillah, bisnis kami malah terus berkembang," katanya.
Sejak mendirikan, Fahmi hanya mampu mengantar pesanan saja. Makanan dimasak dan dikemas di rumahnya. Namun sekarang, Fahmi sudah membeli ruko dan memperkerjakan sembilan karyawan.
Selain itu, Dapur So'na juga menggratiskan makanan bagi para santri Tahfidz Quran. Mereka juga rutin sedekah beras untuk warga kurang mampu di Maros.
Kedepannya, semua Khatib Jumat juga akan digratiskan makan ditempatnya.
Soal rasa, menu yang ditawarkan Dapur So'na juga bisa bersaing. Mereka menyiapkan 24 menu berbeda dengan masakan bercita rasa rumahan.
"Kami sengaja membuat 24 jenis menu berbeda. Itu kami ganti setiap hari. Kami ingin, para pengunjung tidak bosan dengan menu itu-itu saja. Kami juga memastikan, menu yang disajikan selalu fresh," katanya.
Mantan aktivis buruh tesebut, juga sangat peduli dengan karyawannya. Semua hak normatif, mulai dari gaji hingga jaminan kesehatan ia jalankan seratus persen.
Bahkan, manajemen keuangan juga dibuka secara transparan. Penghsilan setiap hari, selalu diketahui karyawam.
Dia berharap, karyawannya merasa nyaman dam bisa lebih sejahtera melalui bisnis tersebut.
"Kami punya sembilan karyawan. Mereka difasiltasi Gaji bulanan, Jamsotek ketenagakerjaan, THR makan siang, bawa pulang makanan buat keluarganya," katanya.
Setiap karyawan berhak mendapat 10 persen dari penghasilan bersih Dapur So'na. Dapur So'na juga memiliki Hari Karyawan setiap tiga bulan.
Dalam kurung waktu tiga bulan, karyawan bisa menentukan hari khusus. Hari itu, seluruh hasil penjualan merupakan milik karyawan.
Dapur So'na menerapkan prinsip penjualan 'Marketing Langit'. Prinsip itu berarti, "ketuklah pintu langit supaya pemilik langit senang kepadamu".
Sementara untuk penglaris, yakni muliakan orangtua, muliakan kaum dhuafa, baca surah Al-Waqiah setelah salat subuh dan dhuha, Tahajjud.
"Jika hal itu dilakukan, kita akan membuktikan kebenaran Tuhan, bahwa tidak miskin seseorang karena sedekah. Dan tidak ada musibah yang mendahului sedekah," katanya.
Jangan Lupa Subscribe Channel Youtube Tribun Timur :
(*)