Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Daftar Tokoh Pindah Dukungan dari Prabowo ke Jokowi, Termasuk Jenderal dan Eks Danjen Kopassus

Daftar tokoh yang nyeberangkan dukungan dari Prabowo Subianto ke Joko Widodo alias Jokowi.

Editor: Edi Sumardi
TRIBUNNEWS.COM/KOMPAS.COM
Capres nomor urut 01 Joko Widodo dan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto, saat Debat Pilpres pertama di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (17/1/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM - Daftar tokoh yang nyeberangkan dukungan dari Prabowo Subianto ke Joko Widodo alias Jokowi.

Pemungutan suara Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 akan digelar pada 17 April 2019 mendatang.

Kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden, Jokowi - Maruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno pun berlomba-lomba mencari dukungan.

Namun seiring waktu, tak hanya mendapat dukungan, kedua pasangan tersebut juga kehilangan dari para pendukungnya.

Seperti Prabowo Subianto mulai ditinggal pendukungnya.

Mulai petinggi partai politik hingga mantan kepala daerah.

Dukungan mereka didasarkan pada berbagai alasan.

Sebagian dari mereka pernah memiliki kedekatan dengan Prabowo Subianto maupun menjadi bagian dari tim pemenangan pada Pilpres 2014.

Siapa saja mereka?

Berikut Tribun-Timur.com dari Kompas.com:

1. Yusril Ihza Mahendra

Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra kini beralih mendukung Jokowi - Maruf Amin.

Saat ini Yusril Ihza Mahendra menjadi pengacara Jokowi - Maruf Amin, sedangkan pada Pemilu 2014, dia menjadi saksi ahli dari pihak Prabowo Subianto - Hatta  Rajasadalam sidang sengketa hasil pemilu.

Meski bersedia menjadi pengacara Jokowi - Maruf Amin, Yusril menegaskan bahwa ia tidak bergabung dalam tim kampanye nasional.

Sebagai pengacara dari luar tim, Yusril akan membantu jika Jokowi-Ma'ruf dan timnya berhadapan dengan proses hukum selama masa Pilpres 2019.

Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra menyampaikan pandangannya tentang tata kelola DKI Jakarta saat berkunjung ke kantor Tribun Network di Palmerah, Jakarta, Jumat (11/3/2016).
Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra menyampaikan pandangannya tentang tata kelola DKI Jakarta saat berkunjung di kantor Tribun Network di Palmerah, Jakarta, Jumat (11/3/2016). (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Tak lama kemudian Partai Bulan Bintang (PBB) resmi menyatakan dukungan kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1 Jokowi - Maruf Amin.

Yusril Ihza Mahendra mengatakan, keputusan itu diambil karena dianggap paling realistis untuk partainya.

"PBB sebenarnya tidak bisa mencalonkan orang dalam pilpres. Jadi kami memilih apa yang paling baik bagi umat Islam dan bagi PBB sendiri," ujar Yusril Ihza Mahendra saat ditemui seusai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PBB di Ancol, Jakarta, Minggu (27/1/2019) malam

Yusril Ihza Mahendra mengatakan, PBB ingin lolos ambang batas parlemen 4 persen dan mendapatkan kembali kursi di DPR RI.

Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang baik dengan sesama partai maupun dengan capres.

Menurut Yusril Ihza Mahendra, yang paling mungkin dan paling bisa bernegosiasi hanya dengan paslon nomor urut 1 Jokowi Maruf Amin.

Diakuinya, PBB telah lebih dulu berkomunikasi dengan pasangan calon nomor urut 2 Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Namun, menurut Yusril Ihza Mahendra, tidak ada titik temu dalam negosiasi.

2. La Nyalla Mattalitti

Mantan Kader Partai Gerindra La Nyalla Mattalitti juga mengalihkan dukungan ke Jokowi.

Padahal, La Nyalla Mattalitti diketahui mendukung Prabowo Subianto sejak digandeng Megawati menjadi Calon Wakil Presiden di Pemilu 2009.

Dukungan berlanjut hingga Prabowo Subiamto mencalonkan diri menjadi capres pada Pemilu 2014.

Pada 2014, ia menginisiasi Rumah Merah Putih sebagai basecamp pendukung Prabowo Subianto.

Rumah itu sebenarnya merupakan tempat bagi komunitas La Nyalla Mattalitti yang terletak di Jalan Jaksa Agung Suprato, Surabaya, Jawa Timur.

Rumah Merah Putih merujuk pada nama koalisi yang coba dibangun Prabowo-Hatta ketika itu, Koalisi Merah Putih (KMP).

La Nyalla Mattalitti
La Nyalla Mattalitti (TRIBUNNEWS.COM)

Namun, La Nyalla Mattalitti mengalihkan dukungan ke Jokowi karena ia merasa kepentingan politiknya tidak pernah difasilitasi oleh Prabowo Subianto.

Menurut dia, saat Pilkada Jatim 2018, Prabowo Subianto tidak juga memberikan rekomendasi untuk dirinya sebagai cagub Jawa Timur.

"Saya capek jadi oposisi, sekarang dukung yang pasti-pasti saja, yang programnya sudah nyata dan jelas," ujar dia.

3. Ali Mochtar Ngabalin

Dulu sering mengeritik kebijakan Presiden Joko Widodo, tiba-tiba politisi kelahiran Sulawesi Selatan, Ali Mochtar Ngabalin, masuk Istana.

Ali Mochtar Ngabalin masuk lingkaran dekat Istana setelah direkrut oleh Kepala KSP, Moeldoko.

Ali Mochtar Ngabalin tercatat pernah menjadi tim sukses Prabowo-Hatta.

Saat itu ia menempati posisi strategis, yakni juru debat Tim Pemenangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.

Di hadapan awak media, Ali Mochtar Ngabalin mengaku jika ia pemerintah tidak pernah melakukan kebohongan, dan tidak zalim.

Ali Mochtar Ngabalin
Ali Mochtar Ngabalin (KOMPAS.COM/ABBA GABRILIN)

Akan tetapi ia bertanya, kenapa pemerintah terus difitnah?

Ali Mochtar Ngabalin pun menganggap jika pemerintah mewakili tuhan di muka bumi dalam menjalankan tugas-tugasnya.

"Saya harus menyampaikan bahwa tidak ada kezaliman yang dilakukan oleh pemerintah ini. Tidak ada kebohongan, tidak ada kemunafikan, tidak ada tipu menipu, tapi kenapa difitnah? Diceritain kebatilannya? Sebagai orang yang dituakan di komunitas saya, saya bertanggung jawab, kalau gak kita dihukum oleh Allah SWT. Saya harus kasih tahu kepada masyarakat, umat Islam, paling tidak komunitas saya, ya saya kan ketua umum pengurus pusat Badan Koordinasi Mubaligh seluruh Indonesia."

"Saya bekas ketua umum Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid tujuh tahun. Saya berkewajiban kasih tahu, bahwa pemerintah ini baik. Pemerintah ini menjalankan satu tugas yang mulia mewakili Tuhan di muka bumi, itu bahasa normal, itu bahasa hukum," kata Ali Mochtar Ngabalin.

4. Muchdi Purwoprandjono 

Sikap politik Wakil Ketua Umum Partai Berkarya Mayor Jenderal (Purn) TNI Muchdi Purwoprandjono alias Muchdi PR menambah panjang deretan tokoh-tokoh pendukung Prabowo Subianto yang mengalihkan dukungan ke Jokowi.

Muchdi PR memilih sikap politik yang berbeda dengan para petinggi Partai Berkarya lainnya.

Sebagai Wakil Ketua Umum, Muchdi PR justru menyatakan dukungan ke pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Jokowi - Maruf Amin.

Meski, Partai Berkarya telah bergabung dalam koalisi pendukung Prabowo Subianto - Sandiaga Uno.

Melalui video yang beredar, Muchdi PR diketahui hadir dalam acara silaturahim Presiden Joko Widodo dengan purnawirawan TNI-Polri di Jakarta International Expo Kemayoran, Minggu (10/2/2019).

Muchdi PR
Muchdi PR (BBC)

Pada kesempatan yang sama sebanyak 1.000 perwakilan purnawirawan TNI-Polri juga mendeklarasikan dukungan kepada pasangan Jokowi - Maruf Amin.

Sejumlah alasan mengenai alasan mendukung Jokowi diungkapkan mantan Deputi V BIN ini.

"Pertama, karena saya melihat Pak Jokowi ini sudah berbuat banyak selama lima tahun ini. Pembangunan yang dirasakan masyarakat Indonesia itu sudah jelas, mulai jalan tol, masalah pelabuhan, masalah airport, masalah industri, dan lain-lain," kata Muchdi PR dalam sebuah video yang beredar.

Menurut dia, hal itu tidak dilakukan oleh presiden siapa pun selama 15 tahun reformasi.

Lebih lanjut, dalam video wawancara itu Muchdi PR sekaligus mantan Danjen Kopassus menyatakan Prabowo Subianto tidak akan bisa melakukannya lima tahun ke depan.

Sebab, Muchdi PR yang juga pernah menjabat Danjen Kopassus TNI AD mengaku sudah lama mengenal Prabowo sebagai kawan.

"Pak Prabowo itu kan kawan saya. Jadi, saya kira itu tidak bisa dilakukan Pak Prabowo lima tahun ke depan," ucap Muchdi.

Mantan Deputi V Badan Intelijen Negara itu tercatat ikut mendirikan Partai Gerindra bersama Prabowo Subianto dan Fadli Zon.

Setelah lama di Partai Gerindra, Muchdi PR memutuskan bergabung ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada 18 Februari 2011 di Solo, Jawa Tengah.

Menjelang Pemilu 2019, Muchdi PR memutuskan untuk bergabung dengan Partai Berkarya yang didirikan putra presiden ke-2 Soeharto, Hutomo Mandala Putra.

Muchdi PR bergabung dengan Partai Berkarya bersama Pollycarpus Budihari Priyanto, yang pernah menjadi terpidana dalam kasus pembunuhan Munir.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved