Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

ILC TV One Tadi Malam, Argumen Nusron Wahid dan Rocky Gerung Siapa Paling Masuk Akal? Nonton Video

Nusron Wahid vs Rocky Gerung di ILC tadi malam siapa penjelasan potret Hukum Indonesia yang paling rasional?

Editor: Mansur AM
Youtube
Rocky Gerung vs Nusron Wahid di ILC TV One 

TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden ILC TV One Karni Ilyas  meminta maaf kepada penonton karena ILC TV One Rabu (12/1/2019) malam telat tayang.

Selain itu, Karni Ilyas lewat akun twitter juga mengklarifikasi pertanyaan netizen mengenai aparat hukum yang tidak hadir di ILC tadi malam.

Kehadiran aparat hukum diharapkan membuat kualitas tema Potret Penegakan Hukum 2019 Benarkah Berat Sebelah? bisa berimbang

Pembawa acara Karni Ilyas sempat mengeluarkan celetukan tidak biasa saat tengah meminta narasumber memaparkan penjelasnnya.

Baca: Najwa Shihab Takjub Soimah Terpingkal-pingkal Dengar Alasan Presiden Jokowi Tak Tinggal di Istana

Baca: Hasil Liga Champions - Pogba Kartu Merah PSG Bungkam Manchester United dan Cuplikan Gol, Roma Menang

Baca: Lowongan Kerja PLN Butuh Karyawan, Lulusan D3 & D4/S1, Segera Daftar Online di Sini, Besok Terakhir

Celetukan tersebut ia lontarkan pada Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) Selasa (12/2/2019).

Saat itu Karni Ilyas tampak meminta Refly Harun untuk memberikan pemaparan pada tema ILC yang saat itu sedang diangkat yakni 'Potret Hukum Indonesia 2019: Benarkah Tajam Sebelah?".

Dalam kesempatan tersebut, Karni Ilyas tampak memberikan isyarat bahwa dirinya takut untuk di-bully.

Hal itu Karni Ilyas sampaikan ketika sedang mempresentasikan Refly Harun untuk mendapatkan bagian memaparkan materinya soal tema yang sedang diangkat.

"Saya ke Doktor Refly Harun pakar tata negara," ucap Karni Ilyas.

Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun di ILC Selasa (12/2/2019)
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun di ILC Selasa (12/2/2019) (Akun Youtube Indonesia Lawyers Club)

Meminta Refly Harun memberikan pemaparan, Karni Ilyas juga sedikit berlangkah dan mendekat ke Refly Harun yang juga langsung bersiap-siap.

Saat Refly Harun berniat untuk memberikan penjelasan, terdengar pelan seorang narasumber lain yang tampak mengoreksi Karni Ilyas.

Rupanya, narasumber tersebut menyoroti penyebutan gelar yang diucapkan oleh Karni Ilyas.

"Terimakasih..." ucapan Refly Harun terhenti karena langsung dipotong oleh Karni Ilyas.

"Udah profesor ya," kata Karni Ilyas menanyakan pada Refly.

Pertanyaan tersebut rupanya membuat Refly kaget dan langsung menoleh ke arah narasumber yang ada di sampingnya.

"Belum, belum," ucap Refly sambil tertawa.

"Belum," ucap Karni mengulang pernyataan dari Refly.

"Sedang diusahakan," ucap Refly menambahkan.

Karni Ilyas di ILC Selasa (12/2/2019)
Karni Ilyas di ILC Selasa (12/2/2019) (Akun Youtube Indonesia Lawyers Club)

Karni Ilyas ternyata benar-benar memperhatikan penyebutan gelar yang ia lakukan pada narasumber-narasumber yang hadir dalam acaranya.

Baca: Najwa Shihab Takjub Soimah Terpingkal-pingkal Dengar Alasan Presiden Jokowi Tak Tinggal di Istana

Baca: Hasil Liga Champions - Pogba Kartu Merah PSG Bungkam Manchester United dan Cuplikan Gol, Roma Menang

Baca: Lowongan Kerja PLN Butuh Karyawan, Lulusan D3 & D4/S1, Segera Daftar Online di Sini, Besok Terakhir

Saat itu ia juga menyebutkan bahwa dirinya tidak mau salah menyebutnya nama gelar tersebut.

"Nanti salah lagi saya," ucap Karni Ilyas menanggapi.

Mendengar jawaban tersebut, Refly tampak masih terus tertawa namun sudah tak lagi melihat ke arah narasumber yang ada di sampingnya.

"Amin amin amin," jelas Refly kemudian.

"Kalau dia sudah lama saya sebut professor, untung enggak di-bully orang," kata Karni.

Namun tak jelas sosok yang ia maksud dalam penuturannya itu.

Meskipun tak terdengar jelas siapa sosok yang dimaksud oleh Karni, jawaban dari pembawa acara ILC tersebut membuat Refly Harun tertawa.

Refly Harun di ILC Selasa (12/2/2019)
Refly Harun di ILC Selasa (12/2/2019) (Akun Youtube Indonesia Lawyers Club)

 

Beberapa narasumber lain juga tampak menunjukkan tawanya mendengar celetukan Karni Ilyas tersebut.

Tak lama setelah itu, Refly Harun langsung memberikan pemaparan terkait apa yang ingin ia sampaikan.

Tak langsung membahas tema yang diambil, Refly Harun justru tampak menyoroti pemilihan tema yang diambil di ILC Selasa (12/2/2019) tersebut.

"Begini Bang Karni, saya terimakasih karena dapat kesempatan yang agak pagian, biasanya kan terakhir, orang sudah tidur semua ya."

"Tema kita adalah Potret Hukum Indonesia 2019, benarkah tajam sebelah ya, ada permasalahan dalam tema ini menurut saya," jelas Refly mengkritik.

Terkait penuturannya itu, Refly juga tampak memberikan alasannya.

"Karena kita membahas sesuatu yang predictable sementara referensi kita adalah referensi yang kemarin."

"Kalau kita mau referensi terbaru ya ini kan baru tanggal 12 Februari ya baru berjalan sekitar satu setengah bulan kalau kita bicara soal potret hukum 2019," kata Ferly.Tema yang diangkat oleh ILC mendapatkan kritikan dari Refly, Karni Ilyas langsung memberikan pernyataannya.

"Maksud saya bukan potret satu tahun tapi yang bisa kita potret hari ini kayak apa," papar Karni.

Refly Harun tampak tertawa mendengarkan jawaban dari Karni Ilyas tersebut.

Refly juga kemudian mengaku bahwa dirinya sudah paham dengan apa yang disampaikan oleh Karni Ilyas.

"Iya saya faham, tapi maksud saya biasanya kita bicara evaluasi potret 2018 gitu ya, atau potret hari ini ya gitu ya," kata Refly.

"Boleh boleh dari potret 2018 tapi hasilnya hari ini kayak apa," sahut Karni.

Lihat videonya di sini:

Nusron Wahid vs Rocky Gerung

Politisi Golkar yang juga kader NU, Nusron Wahid, keberatan dengan tema yang diangkat ILC TV One Potret Penegakan Hukum Indonesia 2019 Benarkah Tajam Sebelah?

Justeru Nusron Wahid mengklaim hukum di Indonesia sesuai koridornya.
"Praktik hukum kita tajam ke mana-mana, menabrak ke mana-mana," ujar Nusron saat dapat kesempatan bicara.

Mantan Ketua Umum PB PMII ini mencontohkan beberapa kasus yang juga tanpa pandang bulu menjerat para politisi dari kubu petahana.

Salah satunya adalah Politikus Golkar, Siti Ambar Fathonah yang dijerat karena kasus politik uang. Perlakuan dalam kasus ini menurutnya sama dengan kasus Slamet Maarif yakni Ketua PA 212 yang ditetapkan sebagai tersangka.

"Ambar Fathonah, Caleg Golkar diadukan Bawaslu sama dengan Slamet Ma'arif, diproses di pengadilan tidak ada yang mengatakan kriminalisasi politik. Ini juga sama dengan kasus Mandala Shoji," katanya.

Menurutnya, kasus itu bisa dijadikan contoh bahwa hukum bukanlah instrumen kekuasaan melainkan instrumen negara yang berlaku kepada setiap yang bersalah.

"Saya tidak melihat bahwa hukum bukan instrumen kekuasaan, tapi hukum instrumen negara sebagai peristiwa negara. Saya kembalikan kalau disebut ada politisasi hukum itu belum ada

Namun Rocky Gerung tak sepakat dengan Nurson Wahid.

Rocky Gerung membantah pernyataan Nusron Wahid soal hukum Indonesia yang tajam ke mana-mana.

Menurutnya, contoh kasus yang disampaikan oleh Nusron hanya menggunakan "kacamata" dari dalam yang bisa ditambah atau pun dikurangkan.

Untuk membuktikan bahwa jaminan keadilan itu diterima oleh semua orang, Rocky menilai seharusnya memakai kacamata internasional.

Baca: Najwa Shihab Takjub Soimah Terpingkal-pingkal Dengar Alasan Presiden Jokowi Tak Tinggal di Istana

Baca: Hasil Liga Champions - Pogba Kartu Merah PSG Bungkam Manchester United dan Cuplikan Gol, Roma Menang

Baca: Lowongan Kerja PLN Butuh Karyawan, Lulusan D3 & D4/S1, Segera Daftar Online di Sini, Besok Terakhir

"Coba pakai kacamata luar, diaudit eksternal karena pasti lebih bermutu dibanding internal. Indeks hak azasi manusia itu turun. bukankah dipromosikan ada penegakan hukum? Harusnya indeksnya tidak turun, artinya penegakan hukum itu otoriter. Kalau penegakan hukum indeksnya naik artinya demokratis," kata Rocky lagi.

Menurut dia, penilaian internasional terkait turunnya penegakan hukum juga bisa dipakai untuk kasus lain. Misalnya saja, studi Bank Dunia yang menegur Indonesia soal infrastruktur karena kontrak swasta dibatalkan untuk dialihkan ke BUMN.

"Kalau dari kacamata luar kita ada masalah. Ini kan tidak ada hubungannya dengan Pilpres," kata Rocky.

Rocky melanjutkan, jika penegakan hukum lebih berat sebelah kepada pemerintah juga akan bisa menyebabkan ketidakpastian dalam hal investasi. Oleh karena itu tak berdampak pada hukum semata.

"Kalau berat kepada perintah penguasa maka investasi tidak ada kepastian," katanya.

Berikut videonya:

(tribunwow.com)

Baca: Najwa Shihab Takjub Soimah Terpingkal-pingkal Dengar Alasan Presiden Jokowi Tak Tinggal di Istana

Baca: Hasil Liga Champions - Pogba Kartu Merah PSG Bungkam Manchester United dan Cuplikan Gol, Roma Menang

Baca: Lowongan Kerja PLN Butuh Karyawan, Lulusan D3 & D4/S1, Segera Daftar Online di Sini, Besok Terakhir

Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Minta Refly Harun Paparkan Potret Hukum di Indonesia, Karni Ilyas Akui Takut Dibully saat Dikoreksi, 

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved