Ayah Taruna yang Tewas Dianiaya Senior Minta Polisi Periksa Pudir III ATKP Makassar
Kecurigaan itu menurut Pelda Daniel, semakin menguat lantaran Irfan diduga telah mendoktrin taruna di ATKP Makassar agar tutup mulut
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ayah Aldama Putra (19), Pelda Daniel, meminta pihak kepolisian memeriksa Pembantu Direktur (Pudir) III Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Irfan.
Informasi yang diperoleh Pelda Daniel, Irfan diduga mengetahui peristiwa penganiayaan terhadap putranya lantaran Irfan dianggap berada di kampus saat Aldama menglamai penganiayaan.
"Saya meminta Pudir III ATKP (Irfan) juga diperiksa polisi karena dia (Irfan) yang ada di saat itu, dan yakin saya bahwa dia tahula masalah penganiayaan ini. Jadi mungkin terlibat," kata Pelda Daniel, kepada TribunTimur.com, Minggu (10/2/2019).
Kecurigaan itu menurut Pelda Daniel, semakin menguat lantaran Irfan diduga telah mendoktrin taruna di ATKP Makassar agar tutup mulut terkait penganiayaan yang menewaskan Aldama.
"Jadi mungkin terlibat, cuma dia (Irfan) sekarang mendoktrin taruna-tarunanya agar tutup mulut," ujarnya.
Selain Irfan, Pelda Daniel, juga meminta agar pihak kepolisian ikut memeriksa pengasuh Aldama saat penganiayaan itu terjadi.
"Saya juga minta agar pengasuhnya pada saat kejadian malam itu juga diperiksa, karena Pudir tiga dan pengasuhnya ada pada saat kejadian," harap Pelda Daniel.
Pelda Daniel pun berencana akan mendatangi Mapolrestabes Makassar, Senin besok, untuk memberikan keterangan terkait kematian putra tunggalnya, Aldama Putra.
Aldama Putra tewas setelah dianiaya seniornya, Muh Rusdi (21). Kematian Aldama hendak ditutupi pihak ATKP dengan beralasan bahwa Aldama meninggal karena terjatuh di kamar mandi.
Namun, alasan pihak ATKP itu ditolak oleh Pelda Daniel setelah melihat sejumlah bekas luka yang diderita putranya.
Satreskrim Polrestabes Makassar pun menetapkan Muh Rusdi sebagai tersangka dalam kasus penganiayaan berujung maut itu.