Headline Tribun Timur
Ada Apa? Stadion Internasional Barombong Makassar Sudah Habis Rp 226 Miliar Tapi Ada yang Karatan
Pengerjaan mega proyek Stadion internasional barombong hingga kemarin masih belum jelas kapan bisa dilanjutkan.
Penulis: Saldy Irawan | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengerjaan mega proyek Stadion internasional barombong hingga kemarin masih belum jelas kapan bisa dilanjutkan.
Masyarakat dan pecinta bola di daerah ini pun sudah tak sabar melihat langsung pertandingan sepakbola internasional digelar di Stadion Barombong Kota Makassar ini.
Ketua Panitia Laga Kandang PSM Makassar Ali Gauli pun berharap laga PSM Makassar melawan tim-tim yang berlaga di Liga 1 2019 bisa segera dihelat di Stadion Barombong tahun ini.
Namun hingga kemarin, kondisi stadion ini pun masih jauh dari standar Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), badan pengendali internasional sepakbola.
Padahal stadion yang konsep konstruksinya dirancang sama dengan Stadion Gelora Bung Karno di Jakarta tersebut telah menghabiskan dana lebih Rp 226 miliar dari APBD Sulawesi Selatan. Terhitung sejak 2013 hingga dikeluarkannya perintah audit keuangan atas mega proyek ini, 21 Desember 2018 lalu.
Pejabat Pembuat Komitmen (PKK) Stadion Barombong Muhlis Mallajareng mengatakan, pihaknya belum bisa banyak berbuat. Salah satu kendalanya, pengerjaan stadion ini masih disetop. Hal ini berkaitan dengan proses audit yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Sulsel.
BPKP pun telah melakukan investigasi dengan mewawancarai pelaksana proyek, perhitungan anggaran. Bahkan tim dari BPKP sudah meninjau lapangan secara langsung. Tapi kesimpulannya belum keluar.
“Kita masih menunggu. Kita berharap segera bisa keluar. Karena kita mau perbaiki lapangannya setelah ada dana renovasi lapangan agar bertaraf internasional," kata Muhlis di Makassar, Minggu (10/2/2019).
Juga agar bisa dilakukan review perencanaan untuk bahan lelang fisik renovasi lapangan sepakbola.
Termasuk juga lelang pengawasannya. Terkait persoalan hukum, Mukhlis mengklaim bahwa pengerjaan mega proyek ini telah didampingi Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintah dan Pembangunan Daerah (TP4D) Kejati Sulsel sejak 2017 dan 2018.
Setiap tahun juga diperiksa BPK.
"Sampai detik ini belum ada indikasi kerugian negara. Kita optimistis tidak ada pelanggaran hukum. Kalau ada dari awal TP4D Kejati pasti sudah berikan peringatan karena ini dampingi terus. Mulai dari perencanaan dan pelaksanaan," ujarnya.
Mukhlis menambahkan, progres fisik stadion sudah mencapai 95 persen.
Pembangunan fisik lainnya yang masih harus dikerjakan seperti jalan lingkar, parkir, MEP (mekanikal, elektrikal dan plumbing/pemipaan).
Dan lainnya, seperti kursi dan papan skor.
"Harapan kita, Stadion Barombong menjadi duplikat Gelora Bung Karno GBK Senayan Jakarta di wilayah timur. Itu mimpinya," ucapnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Sulsel Salahudin membenarkan bahwa pengerjaan proyek stadion ini telah dikawal TP4D Kejati Sulsel sejak 2017 lalu.
Ia menilai, aktivitas di proyek tersebut berjalan lancar sesuai peraturan yang berlaku.
Proses lelang juga dilakukan dengan profesional.
Audit sendiri dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah pembangunan suatu proyek sudah tepat sasaran.
Hanya saja, Salahudin enggan mengomentari soal permintaan gubernur mengaudit proyek yang dikawal kejaksaan saat aktivitas belum rampung.
"Kalau itu saya gak boleh komentari," katanya.
Sebelumnya, Gubernur Sulsel Prof M Nurdin Abdullah mengatakan tujuan diadakannya audit Stadion Internasional Barombong untuk mengetahui batasan tanggungjawab pemerintahan yang baru dibawah Nurdin Abdullah - Andi Sudirman Sulaiman.
Juga untuk mengetahui kebutuhan anggaran untuk penyelesaian stadion dan mereview kelayakan stadion dari segi kekuatan bangunan, kualitas bahan dan faktor lainnya.
“Kami ingin hasil audit dijadikan patokan penganggaran. Sehingga, tidak ada lagi penganggaran yang berulang di tiap tahunnya serta dapat selesai dalam sekali penganggaran,” tegas NA beberapa waktu lalu.
Dimanfaatkan
Menurut Mukhlis, meski masih tahap perampungan, Stadion Internasional Barombong rupanya telah sering dimanfaatkan para pelajar dan klub sepakbola untuk latihan.
“Kita beri kesempatan masyarakat untuk latihan sementara di sini. Toh nanti jika sudah dilakukan renovasi rumput itu sudah tidak bisa lagi," kata Muhlis yang juga Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Dinas Pemuda (Dispora) Sulsel, kemarin.
Sebagai stadion internasional, semua tribun penonton di Stadion Barombong tertutup sehingga jika hujan turun penonton tidak basah.
Tak hanya itu, semua tribun memiliki fasilitas tempat duduk. Jadi penonton bisa nyaman saat menonton.
Ada yang Sudah Berkarat
Muhlis juga mengakui atap Stadion Barombong telah mengalami karat.
Alasannya, mana atap tersebut dikerjakan saat 2014 lalu. Namun selama lima tahun belum ada pemeliharaan terutama melakukan pengecetan.
Kondisi ubu diperparah lantaran stadion berkapasitas 35 ribu kursi ini berada di pinggir laut.
Hal ini menyebabkan atap stadion rentan berkarat.
Ali Gauli: Stadion Mattoanging Tak Lagi Memadai
Ketua Panitia Laga Kandang PSM Makassar Ali Gauli juga ikut menanyakan kapan Stadion Internasional Barombong rampung 100 persen.
Sebab besar keinginan suporter PSM agar klub berkandang di Stadion Barombong ini juga menjadi keinginan besar manajemen.
Ia pun mengaku tak sabar ingin menggunakan stadion yang dirancang bertaraf internasional itu. Sebab stadion ini juga diharapkan bisa menjadi homebase PSM Makassar.
“Karena itu kami berharap stadion ini bisa rambung tahun ini,” harapnya, Minggu (10/2/2019).
“Kita tunggu saja hasil auditnya. Kemudian biarkan Pemprov Sulsel bekerja maksimal," tambah Ali Gauli.
Lanjut Ali Gauli, kalaupun Stadion Barombong dinyatakan rampung dan bisa digunakan kemungkinan untuk sementara waktu hanya di Liga 1 saja. Sementara untuk memenuhi standar AFC, menurut Ali Gauli belum bisa. Apalagi berstandar FIFA, masih sangat jauh.
"Karena akses utama. Tapi kalau regulasi sudah hampir memenuhi. Kan regulasi AFC harus ada hotel di dekat stadion. Lokasi stadion kan ada Hotel Gammara dan The Rinra. Jadi, kedepanlah pasti bisa," jelasnya.
Berkaca saat ini PSM tengah memperbaiki kualitas tim, buktinya dengan mampu berlaga di AFC Cup 2019.
PSM pun memang sangat menginginkan pindah ke stadion dengan kapasitas lebih besar.
“Apalagi stadion kita sekarang kecil dan belum memenuhi standar sehingga kita harus menjalani laga di pentas AFC Cup di luar Makassar," jelasnya.
Menurutnya, kapasitas Stadion Mattoanging kini tidak lagi memadai untuk menampung atmosfer pendukung PSM Makassar.
Musim lalu di kompetisi Liga 1 musim 2018, suporter dan pendukung harus berjubel-jubel untuk menyaksikan tim kesayangannya.
Menurutnya, pembangunan stadion yang bakal ditempati sebagai homebase klub sepakbola bukan hanya sekedar bangunan fisik.
Melainkan harus memiliki berbagai faktor pendukung lainnya yang mesti diupayakan secara bersama.
"Tetapi faktor-faktor lainnya juga karena harus ada dukungan menyangkut masalah keamanan dan kenyamanan," tambahnya. (Tribun Timur/Wahyu Susanto/Saldy Irawan)