Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Direktur ATKP Makassar Agus Susanto Dinonaktfkan: Ini 10 Fakta dan Kejanggalan Kematian Aldama Putra

Kementerian Perhubungan menonaktifkan Direktur ATKP/Akademi Teknik Dan Keselamatan Penerbangan Makassar Agus Susanto.

Editor: Ardy Muchlis
Kolase TRIBUN TIMUR
Aldama Taruna ATKP Makassar Tewas usai Dianiaya Senior (kiri) & foto ilustrasi 

TRIBUN-TIMUR.COM-- Kementerian Perhubungan menonaktifkan Direktur ATKP/Akademi Teknik Dan Keselamatan Penerbangan Makassar Agus Susanto.

Hal ini menyusul kasus penganiayaan berujung kematihan kepada seorang taruna ATKP Makassar, Aldama Putra Pangkola.

Kemenhub menunjuk pun seorang pelaksana tugas untuk menggantikannya.

Selain itu, taruna atas nama Muhammad Rusdi telah skorsing dan telah diserahkan ke pihak kepolisian guna proses lanjut.

 "Setelah kami melakukan investigasi dan pertemuan internal, kami memutuskan menonaktifkan Direktur ATKP Makassar dan menskorsing satu orang untuk menjalani pemeriksaan pihak kepolisian," jelas Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Sabtu (9/2/2019) di Jakarta.

Setelah melakukan investigasi internal Menteri Perhubungan Budi Karya mengatakan, pihaknya menduga telah terjadi penyimpangan terhadap sistem dan prosedur yang berlaku, sehingga menyebabkan musibah yang terjadi pada Taruna ATKP Makassar.

Namun demikian, untuk penyebab pastinya, pihaknya masih menunggu hasil investigasi dari penyelidikan yang tengah dilakukan pihak kepolisian.

"Berdasarkan hasil investigasi internal, kami memutuskan untuk melakukan pergantian personel terhadap seluruh lini di ATKP Makasar yang terlibat pada saat kejadian," ungkapnya.

Aldama Taruna ATKP Makassar Tewas usai Dianiaya Senior (kiri) & foto ilustrasi
Aldama Taruna ATKP Makassar Tewas usai Dianiaya Senior (kiri) & foto ilustrasi (Kolase)

Menhub menegaskan bahwa BPSDMP yang menaungi sekolah-sekolah perhubungan di seluruh daerah secara tegas telah menerapkan aturan-aturan dan SOP untuk menjauhi dan mencegah terjadinya kekerasan di dalam kampus/sekolah antar taruna.

"Pembenahan pola pengasuhan, dan sosialisasi secara terus menerus telah disampaikan oleh dosen, para pengawas dan unsur kampus/sekolah kepada para taruna setiap mengajar. Kami selalu ingatkan bahwa budaya kekerasaan bukanlah hal yang benar, karena di dunia kerja pun tidak ada senior junior, yang ada profesionalisme dalam pembelajaran," tegasnya.

Kedepan, Budi mengatakan, BPSDMP telah menyiapkan langkah-langkah nyata perbaikan SOP dan peningkatan pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang lagi dengan menambahkan tenaga-tenaga pengawas dan pengasuh taruna-taruni pada sekolah kedinasan di lingkungan Kementerian Perhubungan, kata Budi Karya.

Fakta dan Kejanggalan Kematian Aldama Putra

Berikut ini ada sejumlah fakta yang terkumpul atas janggalnya kasus Aldama tersebut. Dikutip dari Hai-online ada 10 kejanggalan:

1. Aldama Dituding Nggak Disiplin

Pernyataan Kombes Pol Dwi Ariwibowo atas kasus meninggalnya Aldama lantaran diduga telah dianiaya oleh seniornya, pertama kali muncul karena alasan korban nggak disiplin.

Perkara yang dirujuk adalah soal tidak memakai helm yang menjadi alasan Aldama melakukan pelanggaran disiplin.

Baca: Hotman Paris Siap Bantu, Ini Kejanggalan Kematian Aldama Taruna ATKP Makassar Menurut Keluarga

Baca: Keluarga Mendiang Aldama Putra Pangkolan Mengadu ke Hotman Paris, ini Jawaban Sang Pengacara

Menurut pengakuan seniornya, Aldama masuk kampus tanpa memakai helm pada Minggu malam lalu, makanya ia dibawa ke ruangan khusus.

“Korban masuk ke dalam kampus dengan mengendarai motor dan tidak menggunakan helm usai izin bermalam di luar dan waktu itu dilihat senior-seniornya,” kata Dwi Ariwibowo kepada wartawan di Mapolrestabes Makassar, Selasa (5/2/2019) kemarin.

2. Aldama tersungkur di hadapan seniornya

Dengan alasan pelanggaran itu, Aldama harus berhadapan dengan seniornya untuk mempertanggungjawabkan ketidakdisiplinannya.

Ironisnya, di depan senior Aldama disuruh membungkuk hingga kepalanya tersungkur menyentuh lantai sebagai tumpuan.

Aldama Putra Pangkolan
Aldama Putra Pangkolan (HO)

Kemudian, senior tersebut melakukan pemukulan ke dada korban bertubi-tubi hingga pingsan.

3. Diberi Nafas Buatan dan Minyak Kayu Putih

Saat pingsan tersebut, seniornya sempat panik dan melakukan pertolongan pertama.

“Memberikan nafas buatan dan minyak katu putih,” terang Kombes Pol Dwi Ariwibowo lagi menyebut korban tidak tewas di tempat.

Baca: Dijaga 25 Sekuriti, Taruna Aldama Tewas Dianiaya Senior! Begini Pengamanan di Kampus ATKP Makassar

Baca: Diduga Begini Cara ATKP Makassar Kelabui Keluarga Aldama Putra Pangkolan yang Tewas di Tangan Senior

Pasalnya, Aldama sempat dibawa ke Poliklinik hingga Rumah Sakit Sayang Rakyat di Makassar.

4. Kejanggalan pertama: Keluarga mengaku Aldama Pakai Helm

Sementara itu, alasan senior tentang pemukulan Aldama karena tidak pakai helm saat pulang dari Izin Bermalam Luar (IBL), membuat keluarganya meradang.

Paman korban, Samna, menuding senior Aldama bohong dan fitnah.

Aldama Taruna ATKP Makassar Tewas usai Dianiaya Senior (kiri) & foto ilustrasi
Aldama Taruna ATKP Makassar Tewas usai Dianiaya Senior (kiri) & foto ilustrasi (Kolase TRIBUN TIMUR)

Menurut pengakuan tersangka, Aldama dipukul karena melanggar kedisiplinan berupa tidak pakai helm saat masuk kampus.

“Yang antar bapaknya sendiri dan saat itu dari rumah lengkap dengan helm karena jarak dari rumah ke kampus sangat jauh,” katanya kepada pihak kepolisian setempat.

5. Kejanggalan Kedua: Kampus Mengaku Aldama Jatuh di Kamar Mandi

Keterangan berbeda soal penyebab kematian Aldama Putra Pangkolan disampaikan Pelda Daniel, ayah korban.

Menurut Pelda Daniel, pihak kampus ATKP mengatakan, Aldama Putra Pangkolan menghembus nafas terakhir setelah terjatuh dari kamar mandi, berdasarkan keterangan pihak ATKP Makassar.

Baca: Ini Curhatan Aldama Sebelum Tewas! Polisi: Pelaku Pembunuhan Taruna ATKP Makassar Adalah Tunggal

Baca: Semasa Hidup, Aldama Dikenal Pendiam dan Murah Senyum oleh Tetangga

"Saya ditelpon malam-malam oleh pengasuh anak saya di ATKP, katanya bisa merapat ke RS Sayang Rakyat soalnya anak saya (Aldama Putra Pangkolan) katanya jatuh. Jadi, awalnya perkiraan saya hanya luka atau patah saja,” ucapnya.

6. Aldama Sudah Tewas di Rumah Sakit

Pembicaraan di telpon berlanjut, pihak pengasuh mengabarkan bahwa Aldama Putra Pangkolan telah berpulang. Untuk itu, ayah korban diharapkan segera menengok anaknya.

“Pas saya tiba (di RS Sayang Rakyat), saya disambut pelukan dan berkata, 'Bapak yang sabar ya. Kami sudah berusaha, tapi apa daya.' Di situlah saya langsung seperti tidak bisa berkata-kata lagi karena di pikiran saya anak saya sudah meninggal," tutur Pelda Daniel.

“Saya buka kainnya, saya lihat awajahnya banyak luka-lukanya di kepalanya, di pelipis dan di bawah matanya," ujar Pelda Daniel.

Dari temuan fakta di lapangan, Pelda Daniel menduga adanya penganiayaan yang menewaskan putranya tersebut.

7. Pengumuman Kemenhub, Aldama Tewas Dianiaya Senior

Terbukti, menyusul setelah mayat Aldama dipulangkan, keterangan yang disampaikan menteri perhubungan RI, justeru menyebut tewasnya Aldama karena dugaan ulah seniornya.

Baca: Aldama Putra di Mata Rekannya, Taruna ATKP MakassarTewas Dianiaya Seniornya

Baca: Paman Aldama Putra Taruna ATKP Makassar Harap Ada Sanksi Pelaku Penganiayaan

"#KawulaModa, duka mendalam dan belasungkawa atas meninggalnya Aldama Putra Pongkala (19 tahun), taruna Akademi Teknik Keselamatan dan Penerbangan Makasar pada Minggu, 3 Januari 2019 yang diduga akibat tindakan kekerasan oleh seniornya."

Demikian keterangan Kementerian Perhubungan melalui akunnya pada Instagram @kemenhub151.

8. Satu Orang Tersangka

Dari hasil rilis kasus tewasnya Aldama, pihak Polrestabes Makassar menyebut dengan lugas, Aldama tewas di tangan seniornya yang bernama Muhammad Rusdi.

Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Dwi Ariwibowo, telah menetapkan satu orang tersangka, yakni Muhammad Rusdi alias Rusdi (21) yang merupakan senior Aldama di kampusnya.

Proses pemakaman Aldama Putra di TPU Padangalla, Kecamatan Mandai.
Proses pemakaman Aldama Putra di TPU Padangalla, Kecamatan Mandai. (Ansar)

Muhammad Rusdi ditetapkan berdasarkan laporan polisi LP /91/II/2019/Restabes Makassar/ Sek Biringkanaya, pada 4 Februari 2019 setelah melakukan penyelidikan.

Rusdi dijerat polisi dengan pasal 338 KUHP dan atau 351 ayat (3) KUHPidana ancaman hukuman 7 tahun dan maksimal 15 tahun penjara.

9. Polisi Mencari Tersangka Lain

Polisi sudah memeriksa 20 orang saksi dan sejumlah rekaman CCTV dalam kampus ATKP, kemudian mengamankan tersangka, Muhammad Rusdi (21).

Menurut Kapolrestabes, pihak kepolisian masih terus melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.

Tidak menutup kemungkinan, jumlah tersangka bakal bertambah, apalagi ada persekongkolan pihak kampus yang mengaku korban tewas karena kecelakaan dan bukan ulah senioritas.

10. Tidak Terima Kasus Aldama Ditutupi

"Jadi informasi-informasi ini seolah (kampus) menutupi mereka punya ini, jadi saya berharap kalau bisa jangan seperti ini, berbohong menutupi kasus ini, makanya saya tidak percaya anak saya jatuh di kamar mandi," kata Pelda Daniel lagi belum ikhlas kasus anaknya disembunyikan.

Sebelumnya, bukan karena terjatuh di kamar mandi, pengakuan dari pihak kementrian perhubungan RI menyebut Aldama putra (19) meninggal karena dugaan ulah senior.

Fakta lainnya, Aldama Putra Pangkola (19) tewas dengan kondisi tubuh penuh lebam pada Minggu (3/2/2019) lalu.

Kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya Aldama Putra Pangkolan, terjadi di kampus Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan atau ATKP Makassar meninggal, Minggu (3/2/2019).

Jenazah Aldama Putra Pangkolan telah dimakamkan di tempat pemakaman umum (TPU) Padangalla, Maros, Rabu (6/2/2019). (Penulis : Al Sobry)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved