Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Video Nenek Pengemis Viral, Diantar Motor dan Dibekali Sebotol Air Minum, Tak Lupa Diberi Dompet

Sebuah video nenek yang mengemis viral di media sosial, Facebook. Bukan karena rasa iba, melainkan ada hal janggal pada nenek tersebut.

Editor: Anita Kusuma Wardana
Facebook Irham Taufik
Video seorang nenek diantar mengemis viral di medsos 

TRIBUN-TIMUR.COM-Sebuah video Nenek yang mengemis viral di media sosial, Facebook.

Bukan karena rasa iba, melainkan ada hal janggal pada Nenek tersebut.

Pasalnya sebelum mengemis, Nenek tersebut tampak diantar seorang wanita paruh baya dengan menggunakan sepeda motor.

Setelah mengatar, wanita tersebut kemudian beranjak meninggalkan sang Nenek.

Baca: Lowongan Kerja BUMN Perum Percetakan Uang RI, Lulusan SMA/ SMK/ D3, Segera Daftar, Batas 7 Februari

Baca: Puisi Fadli Zon Doa yang Ditukar Dibalas Romahurmuziy Katanya Bela Ulama, Tapi Menista Kiai

Baca: Tips Mudah Aktifkan Kunci WhatsApp (WA) Pakai Sidik Jadi, Gampang Banget Kok, Selamat Mencoba!

Tak lupa, ia membekali sang Nenek dengan sebotol air minum dan dompet.

Video tersebut diunggah oleh akun Irham Taufik. Ia mengunggah dua video, Selasa (5/2/2019)

Dari keterangan video diketahui lokasi kejadian itu berada di sekitar Jalan Platina Raya, Medan.

 

Wanita yang mengenakan baju hijau itu juga tampak membetulkan topi putih yang dikenakan sang Nenek sebelum ia meninggalkannya di depan sebuah toko.

Sementara di video yang lain, sang Nenek sudah mengenakan baju yang berbeda namun menggunakan sarung, topi dan tongkat yang sama.

Sang Nenek yang sudah sulit berjalan itu tak mengenakan alas kaki dan berjalan di pinggir jalan raya besar.

Pengunggah video mengatakan dirinya telah hampir 2 minggu menyaksikan kejadian tersebut.

Tidak diketahui apa hubungan di antara wanita berbaju hijau dan si Nenek tadi.

Menurut keterangan video, diduga si Nenek telah dieksploitasi oleh kerabatnya agar mendapatkan belas kasihan dan mengemis di jalanan sekitar SPBU.

Baca: Disindir Jokowi Tak Ngerti Ekonomi Makro, Prabowo Mengaku Paham Angka, Sebut APBN Bocor Rp 500 T

"SAYANGI IBUMU

Pemandangan ini hampir 2 minggu saya saksikan, tiga wanita naik motor, yang dua muda dan yang satu lagi sudah tua.

Seorang Nenek-Nenek tua, diapit oleh kedua wanita muda tsb.

Awalnya saya hanya perhatikan dan bergumam dalam hati...KOK TEGA BANGET...

Namun hati kecil ini berontak melihat peristiwa yang hampir tiap hari saya saksikan tsb.

Setelah sampai, Nenek ini diturunkan kemudian ditinggalkan sendirian.

Nenek ini berjalan tertatih-tatih dengan tongkatnya.

Akhirnya saya ambil video ini sebagai rasa peduli saya buat menyelamatkan Nenek tua ini, semoga dengan video ini ada solusi dan kepedulian dari pemerintah setempat ataupun siapa saja yang punya kepedulian.

Lokasi di Jln.Platina Raya Titipapan Medan Marelan.

Nenek ini mangkal di SPBU Titipapan

JANGAN JADIKAN ORANGTUA KITA MENJADI PEMINTA-MINTA.

Video ini saya ambil dihari yang berbeda," tulis akun Irham Taufik.

Namun, hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi terkait adanya dugaan eksploitasi oleh kerabat terhadap sang Nenek.

Legiman, Pengemis 'Tajir' dari Pati

 Kabar Legiman 'pengemis kaya' terjaring razia oleh Satpol PP Kabupaten Pati, Jawa Tengah, membuat heboh netizen.

Pria bernama Legiman (52) itu mengagetkan banyak pihak karena mengaku punya harta Rp 1 miliar.

TribunJateng.com pun menelusuri tempat tinggal dan melihat kehidupan sehari-hari Legiman.

Sebelumnya, Satpol PP Kabupaten Pati menerangkan bahwa pengemis yang terjaring razia di alun-alun Kota Pati tersebut mengaku memiliki kekayaan senilai lebih dari Rp 1 miliar.

Tertangkap saat razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), terungkap Legiman (52) seorang pengemis di Pati miliki kekayaan Rp 1 miliar.
Tertangkap saat razia Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), terungkap Legiman (52) seorang pengemis di Pati miliki kekayaan Rp 1 miliar. (TRIBUN JATENG)

Satpol PP Pati juga memberi keterangan bahwa pengemis tersebut tinggal di Perumahan Ngawen, Margorejo.

Kepala Desa Ngawen, Sunarto, Selasa (15/1/2019) membantah keterangan bahwa Legiman merupakan warga Desa Ngawen.

“Saya sudah mengonfirmasi ke semua perangkat desa. Pengemis yang diberitakan tersebut bukan warga kami. Dia bukan warga Ngawen,” tegas Sunarto.

Sunarto menambahkan, kemungkinan perumahan yang dimaksud ialah Perumahan Gunung Bedah.

Meski letaknya berdekatan dengan Desa Ngawen, namun perumahan tersebut masuk ke dalam teritori Desa Pegandan.

TribunJateng.com kemudian menelusuri dan bertemu warga Perumahan Gunung Bedah, sebut saja Farida, yang rumahnya sekira 70 meter dari gapura perumahan.

Menurut Farida, karena letaknya sangat dekat dengan gapura Desa Ngawen, banyak orang memang menyebut Perumahan Gunung Bedah sebagai Perumahan Ngawen.

Ketika ditunjukkan foto Legiman, Farida menjawab, “Saya enggak tahu orang ini. Sepertinya bukan warga sini. Tapi mungkin dia di wilayah perumahan yang masuk Desa Sokokulon. Soalnya perumahan ini terbagi ke dua desa, yakni Desa Pegandan dan Sokokulon.”

TribunJateng.com kemudian menuju ujung barat perumahan yang merupakan bagian dari wilayah Sokokulon.

Di sana Sundari, bukan nama sebenarnya, seorang pemilik warung sembako mengaku mengenal Legiman.

“Ya Allah, njenengan nyari orang ini? Rumahnya yang itu,” ujar Sundari sambil menunjuk sebuah rumah bercat abu-abu.

Rumah yang catnya telah mengelupas di beberapa bagian itu tidak jauh dari rumah Sundari, hanya sekira 30 meter.

“Dia mengontrak di sini. Pemilik rumah itu bernama Pak Muh, warga Sokokulon,” lanjut Sundari.

Menurut Sundari, Legiman tinggal seorang diri di rumah yang harga sewanya Rp 400 ribu per bulan tersebut.

Namun, adik laki-laki Legiman sering datang berkunjung.

“Terus terang saya tidak terlalu mengenal dia. Sebab dia tidak pernah berbaur dengan warga. Beli di warung saya juga tidak pernah. Saya lihat dia paling kalau pagi. Setiap pagi dia menyapu halaman. Setahu saya adik laki-lakinya setiap hari selalu antar-jemput dia. Setiap pagi juga adiknya mengantarkan makanan,” katanya menerangkan.

Sundari mengaku merasa kasihan pada Legiman, karena ia tak memiliki istri maupun anak.

Sundari juga mengetahui jika Legiman sehari-hari mencari nafkah dengan mengemis.

Namun, ia terkejut ketika TribunJateng.com memberitahukan bahwa Legiman pernah didapati Satpol PP Pati memperoleh uang lebih dari Rp 1 juta dalam satu hari.

“Wah, saya baru tahu kalau penghasilannya sebanyak itu. Saya pernah melihat dia mengemis di sekitar Puri, tapi waktu itu dia menunduk, mungkin karena malu. Saya sampai merinding dengar penghasilannya sebanyak itu,” tuturnya.

Sundari menjelaskan, setiap hari Legiman pulang malam dijemput adiknya. Setelah itu mereka menghitung uang.

“Kalau menghitung uang koin, suaranya kedengaran sampai rumah saya. Klunting, klunting, begitu,” tambahnya.

Setelah memperoleh keterangan dari Sundari, TribunJateng.com segera mengunjungi rumah kontrakan yang ditinggali Legiman.

Dari jendela, tampak sosok Legiman, dengan bertelanjang dada, tengah makan sembari menonton televisi.

Tiga kali ketukan pintu dan satu kali ucapan salam belum cukup untuk memancing perhatian Legiman.

Ia tetap asyik menyantap nasi sambil menonton televisi.

Ketika Tribunjateng.com mengulangi ketukan pintu dan ucapan salam, barulah ia menoleh, membukakan pintu, dan mempersilakan masuk.

Rumah yang ditinggali Legiman tergolong sederhana.

Di ruangan tempat ia menjamu tamu terdapat dispenser, galon air mineral, kipas angin duduk, televisi tabung, dan kardus bekas mie instan berisi lembar-lembar uang dua ribuan dan kertas-kertas sobekan buku tulis.

Kesan ramah dan ceria tampak dari cara Legiman menyambut tamu.

Ia mematikan televisi, kemudian menunjukkan bahwa ia tengah makan dan meminum minuman berwarna merah muda.

Namun, Legiman memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi.

Ia tunawicara.

Ada sedikit kesulitan memahami perkataannya.

Namun, ada beberapa keterangan dari Legiman yang berhasil terhimpun.

Legiman juga memiliki keterbatasan fisik lain.

Ia berjalan terpincang-pincang dan tangan kanannya yang tampak lebih kecil dari tangan kirinya selalu terlipat di depan dada.

Ketika TribunJateng.com menyebut “Satpol PP”, Legiman sontak merespons, “Adikku.… Adikku….”

Ia lalu mengambil ponsel dari kamarnya, menawari untuk meneleponkan sang adik.

Namun, TribunJateng.com menolak tawaran Legiman secara halus.

Legiman kemudian menunjukkan nomor ponsel adikknya.

Tertulis “Rebih” di sana.

Kemudian, tanpa diminta, Legiman menunjukkan sebuah buku tulis yang lembar demi lembarnya penuh bertuliskan angka-angka.

“Itung… itung. Adikku itung,” ucapnya yang dapat ditangkap TribunJateng.com.

Buku tersebut bertuliskan nominal-nominal uang.

Ketika halaman-halamannya dibalik, terdapat empat lembar kartu berwarna merah muda.

Keempat kartu tersebut merupakan kartu bukti pinjaman yang dikeluarkan satu Koperasi Simpan Pinjam yang beralamat di Tayu, Pati.

Keempat kartu tersebut bertuliskan empat nama yang berbeda.

Ketika ditanya apakah ia memiliki KTP, Legiman langsung masuk ke dalam kamarnya.

Sebentar kemudian menunjukkan selembar KTP.

KTP model lama (belum e-KTP) tersebut diterbitkan oleh Dispendukcapil Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.

Dalam KTP yang telah habis masa berlakunya tersebut, diterangkan bahwa Legiman lahir di Pati pada April 1960.

Berarti kini ia berusia 58 tahun.

Apa selalu membawa KTP ketika mengemis?

Ia menjawab, “Tidak. Takut hilang.”

Sebentar kemudian, ia masuk kembali ke kamarnya, dan keluar dengan menenteng sebuah tas pinggang.

Ketika dibuka, tas tersebut penuh berisi uang kertas dan koin.

“Dari Pasar Tayu,” ucapnya.

Ia kemudian berkata, “Kecekel(tertangkap) Pol PP… Alun-alun… sesok (besok) Pasar Tayu.”

Menurut pemahaman TribunJateng.com, Legiman menjelaskan bahwa setelah ia terjaring razia Satpol PP Kabupaten Pati pada Sabtu (12/1/2019) di Alun-Alun Kota Pati, keesokan harinya ia mengemis di Pasar Tayu.

“Kecekel pindo,” ujarnya, menjelaskan bahwa ia telah dua kali terjaring razia Satpol PP.

Apakah ia sehari-hari mencuci pakaian sendiri?

Legiman lantas mengajak Tribunjateng.com menuju ruang yang berada di bagian belakang rumahnya.

Ia menunjukkan tempatnya mencuci.

Kemudian menunjukkan kamar mandi.

Legiman lantas menunjukkan kompor dan peralatan masak di dapur.

“Iya, bisa masak sendiri,” katanya.

Berbeda dari keterangan Sundari, Legiman mengaku mengontrak di rumah tersebut dengan biaya Rp 4 juta per tahun.

TribunJateng.com kemudian berterima kasih dan berpamitan pada Legiman.

Lantas menuju warung Sundari untuk berpamitan pula.

Di Warung Sundari, Santi, bukan nama sebenarnya, warga Perumahan Gunung Bedah lain, memberikan keterangan tambahan.

“Setiap pagi dia dijemput adik laki-lakinya. Saya pernah lihat, suatu hari ia diturunkan di dekat Simpang Lima TV. Kemudian naik angkot entah ke mana,” jelasnya.

Sebagaimana Sundari, ia juga mengaku selalu mendengar setiap kali Legiman dan adiknya menghitung uang.

“Dia selalu pulang malam. Dijemput adiknya antara pukul 21.00 sampai 22.00. Kalau menghitung uang, saya selalu dengar. Wong pintu rumahnya saja dibuka,” ucapnya.(*)

Ingin lebih dekat dengan Tribun Timur, jangan lupa subscribe channel ini:

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Viral Video Seorang Nenek Diduga Diantar Kerabatnya untuk Mengemis, http://wow.tribunnews.com/2019/02/06/viral-video-seorang-Nenek-diduga-diantar-kerabatnya-untuk-mengemis?page=all.
Penulis: Tiffany Marantika Dewi
Editor: Astini Mega Sari

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved