Pelatih PSM Makassar, Darije Kalezic, Begini Kisahnya Saat Perang Bosnia dan Perpecahan Yugoslavia
Pelatih 49 tahun juga menceritakan pengalaman hidupnya ketika Yugoslavia dilanda perang Balkan juga Perang Bosnia.
Penulis: Ilham Mulyawan Indra | Editor: Arif Fuddin Usman
Saya pribadi orang yang menyukai kesenangan dalam hidup, bergembira dan selalu positive thinking (berpikir positif).
Apakah Anda mempunyai klub yang anda idolakan di dunia ini?
Ya ada, tim Barcelona FC. Saya suka karena mereka memainkan karakteristik permainan sepak bola yang sangat indah, spesial.
Dan itu sudah nampak sekali ketika Barcelona ditangani oleh Rinus Michels, karena dia yang memperkenalkan karakter permainan sepakbola itu (Tiki Taka).
Baca: Medhi Benatia Terang-terangan Tolak Tawaran Manchester United Karena Faktor Agama
Baca: Prediksi Susunan Pemain PSM Makassar di AFC Cup dan Liga 1 2019! Pluim Ganti Posisi, Klok Tetap?
Elok dilihat, atraktif, dan permainan seperti itu masih terjaga hingga kini. Filosofinya seperti ini, ketika Anda menguasai bola maka yakinlah lawan tidak akan bisa mencetak gol.
Apakah Anda bisa menerapkan karakter permainan ala Barcelona FC ke PSM?
Itu butuh proses panjang dan tak semua bisa diterapkan. Saya akan mencoba memainkan pola permainan yang sesuai karakter pemain saya di PSM.
Meski Anda lahir di Swiss tetapi Anda sebenarnya berdarah Bosnia. Apakah Anda pernah mengalami atau merasakan kepahitan tinggal di Bosnia saat terjadi konflik di sana?
Ya, saya pernah merasakannya. Ketika itu saya mungkin masih berusia 21 atau 22 tahun, masih cukup muda. Saya tinggal di Mostar (ibukota Bosnia Herzegovina).
Di sana banyak sekali kultur Ottoman dan saya mengalami masa pahit itu selama 8 bulan di tengah peperangan.
Itu adalah perang yang cukup mengerikan karena saya kehilangan beberapa sanak-saudara dan teman-teman dekat.
Baca: Pelatih PSS Ingin Kembalikan Performa Mantan Winger PSM Makassar
Baca: Belum Punya ITC, PSM Makassar Tetap Akan Bawa Markkanen ke Singapura
Saya berjalan diantara mayat yang bergelimpangan. Bisa dikatakan ini adalah perang yang lebih parah ketimbang perang dunia II. Menurutku ini bisa menjadi pembuka perang Abad ke-21.
Tapi saya percaya dengan jalan Tuhan, bahwa memang saya berada dalam situasi tersebut, tetapi sebenarnya adalah saya tidak seharusnya berada disana dan tidak menjadi bagian dari perang mengerikan itu.
Apa yang saya alami membuat saya menjadi lebih tegar. Pribadi lebih kuat untuk tahu situasi tepat bagi diri sendiri.
Anda dikenal berhasil menempa sejumlah pemain hebat ketika menangani PSV Eindhoven U-21 seperti Georginio Wijnaldum (Liverpool), Santiago Arias (Atletico Madrid), Luciano Narsingh (Swansea City) hingga Zakaria Bakkali (Anderlecht). Nah apa rencana Anda terhadap tim pembinaan yang dimiliki oleh PSM?