PSI Dirundung Masalah, Mendadak Kehilangan Banyak Kader dan Caleg Gegara Uang dan Poligami
Kabar buruk bagi Partai Solidaritas Indonesia atau PSI, kadernya ramai-ramai mundur.
Penulis: Anita Kusuma Wardana | Editor: Edi Sumardi
Dia mengatakan, PSI sebagai partai baru tidak seperti partai lainnya yang memiliki dan mengelola dana operasional.
Di PSI, semangat anak muda yang menjadi modal utama untuk pergerakan.
"Ini adalah seleksi alam dalam ber-PSI. Tidak ada tempat untuk cara-cara dan paradigma lama, sebagaimana kata Soekarno: yang tak murni, terbakar mati," katanya menjelaskan.
"Imbauan saya, bagi yang menyatakan mengundurkan diri terutama caleg agar menyampaikan pernyataan tertulis kepada DPD PSI Parepare agar partai dapat bersikap ke KPUD setempat," katanya menambahkan.
Bukan Kasus Pertama
Pengunduran diri kader dan caleg PSI sudah kesekian di kalinya Sulsel.
Ketua PSI Kecamatan Cina, Kabupaten Bone, Nadir Amir, disusul Ketua PSI Gowa, Muhammad Ridwan, sebelumnya juga memilih mundur.
Penyebab kader dan caleg PSI ramai-ramai mundur di Sulsel beragam, ada yang protes pernyataan Ketua Umum Grace Natalie hingga persoalan duit partai.
Muhammad Ridwan memilih mundur dari partai tersebut.
Caleg PSI DPRD Sulsel ini mundur gegara tidak sependapat Grace Natalie yang tak mendukung Peraturan Daerah (Perda) Syariah.
Sementara Nadir Amir, memilih mundur karena tak sepaham pernyataan Grace Natalie terkait larangan poligami.
Menurut Muhammad Ridwan, pernyataan Grace Natalie tidak memperhatikan kultur kedaerahan.
"Setiap daerah masing-masing punya kultur berbeda-beda, baik pemahaman agamanya, dan lainnya. Keluarga juga mempertanyakan kenapa PSI begitu," kata Muhammad Ridwan.
Menanggapi mundurnya Muhammad Ridwan, Muhammad Fadli Noor mengatakan, dalam partai politik, pegunduran diri merupakan hal biasa saja.

Ia mengaku tidak khwatir jika dua kader PSI di Sulawesi mundur.