Perjuangan Tim Cari Korban Longsor di Manuju Gowa, Kapolsek Sempat Sakit
Tim evakuasi masih terus mencari korban timbunan longsor di wilayah dataran tinggi Kabupaten Gowa, salah satunya di Kecamatan Manuju.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Munawwarah Ahmad
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA- Tim evakuasi masih terus mencari korban timbunan longsor di wilayah dataran tinggi Kabupaten Gowa, salah satunya di Kecamatan Manuju.
Hingga hari ketiga belas, Senin (4/2/2019), tim evakuasi belum berhenti.
Satu warga di Dusun Pattiro Desa Pattalikang, Kecamatan yang belum ditemukan masih terus dicari.
Identitasnya bernama Nurjannah Dg Suji.
"Kami masih terus melakukan pencarian. Kemarin pencarian dilakukan hingga pukul 17:30 Wita petang," kata Kapolsek Manuju, Iptu Kasmawati, Senin (4/2/2019).
Sebelumnya tim evakuasi telah melakukan pencarian sejak Rabu (23/1/2019) lalu.
Pencarian dilakukan dengan alat berat eskavator, anjing pelacak, serta puluhan personel dalam tim gabungan.
Material longsor di Dusun Pattito mencapai ketinggian hingga enam meter ketika itu.
Selama dua belas hari tim evakuasi bekerja, timbunan material longsor perlahan telah dibersihkan.
Hingga hari ini, Senin (4/2/2019), Tim telah berhasil menemukan 20 orang korban di Dusun Pattiro, serta satu di Dusun Mangempang.
"Sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab moril, kami akan terus mencari korban timbunan longsor yang belum ditemukan ini," tambah perwira polisi dua balok ini.
Kapolsek Manuju Sempat Tumbang
Kasmawati melanjutkan, sejak hari pertama longsor, timnya terus bekerja tanpa henti.
Pencarian dilakukan hingga sore hari.
Kasmawati mengaku sempat tumbang, kondisi kesehatannya menurun lantaran bekerja ekstra setiap harinya.
"Saya sempat drop dan diinfus, akan tetapi demi mencari warga kami, saya tetap semangat bekerja," kata Kasmawati.
"Saya sempat absen satu hari, tetapi setelah diinfus, saya kembali turun keesokan harinya," tambahnya.
Menurut Kasmawati, titik longsor cukup luas sehingga menyulitkan tim dalam proses pencarian sisa satu korban ini. Belum lagi, tak ada saksi mata yang melihat korban sebelum terjangan longsor.
"Lokasi longsor sangat luas. Tidak ada warga atau saksi yang melihat posisi terakhir korban," tandas Kasmawati.
"Hari ini pencarian kembali kami lanjutkan. Kami akan berfokus pada titik yang belum pernah digali," tutup Kasmawati.
Isak Tangis Anak Korban Longsor Pecah
Lisdayanti (16) terus dirundung kesedihan.
Kedua orang tuanya meninggal dunia lantaran diterjang longsor.
Ibunya, Nurjannah Dg Suji masih belum ditemukan.
Sementara ayahnya, Muis Dg Mansur (44), ditemukan tak bernyawa di timbunan longsor setingga lima meter di dekat rumahnya.
Muis tertimbun bersama mobil open cup miliknya yang sering dipakai mengantar jualan bensin.
Isak tangis Lisdayanti pecah ketika itu melihat sosok mayat yang berhasil dievakuasi.
"Bapak. Bapak," teriak Lisdayanti
Lisdayanti langsung mengenali sosok lelaki paruh baya yang kini tak bernyawa tersebut.
Baju yang melekat pada tubuhnya serupa dengan baju ayahnya pada Senin (21/1/2019) lalu, sehari sebelum longsor terjadi.
"Pakaian itu sangat saya kenali. Baju dan celana itu adalah pakaian yang sering Bapak pakai, termasuk sehari sebelum longsor," kata Lisdayanti.
Rumah Lisdayanti di Dusun Pattiro Desa Pattalikang kini telah rata dengan tanah pasca longsor.
Dua mobil ayahnya juga telah rusak. Anak bungsu dari dua bersaudara ini berharap jenazah ibunya bisa segera ditemukan.
