Enam Arahan Presiden Untuk BPBD Sulsel Menghadapi Bencana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional Bencana tahun 2019 dilaksanakan di Jatim Expo Surabaya.
Penulis: Hasan Basri | Editor: Munawwarah Ahmad
Ketiga, apabila ada kejadian bencana, maka otomatis Gubernur akan menjadi komandan satgas darurat bersama Pangdam dan Kapolda menjadi wakil komandan satgas.
Keempa, pembangunan sistem peringatan dini yang terpadu berbasiskan rekomendasi dari pakar harus dipakai, termasuk hingga ke level daerah dan dikoordinasikan Kepala BNPB.
Kelima,edukasi kebencanaan harus dimulai tahun ini yang dilakukan di daerah rawan bencana kepada sekolah melalui guru dan para pemuka agama.
Lalu keenam, lakukan simulasi latihan penanganan bencana secara berkala dan teratur untuk mengingatkan masyarakat kita secara berkesinambungan sampai ke tingkat RW hingga RT, sehingga masyarakat kita betul-betul siap menghadapi bencana.
Bencana bukan hanya tsunami, banjir, tanah longsor, gempabumi dll. Bencana yang banyak menelan korban adalah gempabumi.
"Arahan pak Presiden bukan hanya untuk Sulsel, tetapi semua daerah di Indonesia hadir.
Dan rapat koordinasi merupakan kegiatan tahunan untuk mengevaluasi untuk menghadapi bencana ketika terjadi," sebutnya.
Sekedar diketahui Sulawesi Selatan beberapa pekan lalu dilanda bencana banjir, longsor dan angin puting beliung.
Ribuan warga sempat mengungsi akibat rumah mereka terendam banjir, puluhan korban meninggal dan ratusan orang luka luka.
Ada sekitar di 9 Kabupaten/Kota dilanda bencana yakni, Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Maros, Pangkep, Barru, Wajo dan Soppeng.
Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sulsel menilai, banjir dan tanah longsor Kabupaten Kota di Provinsi Sulsel merupakan potret buruk pengelolaan sumber daya alam dan tata ruang.
Ribuan warga menjadi korban didalam bencana ekologis ini, bahkan menjadi bencana ekologi yang terparah di Sulsel. Dimana, bemcana ini menerjang mulai di Makassar, Soppeng, Jeneponto, Barru, Wajo, Maros, Sidrap, dan Pangkep.
Menurut Direktur Walhi Sulsel M. Amin, tentu bencana ini pemicu awalnya pada faktor hidrometereologi.
Dimana terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan juga angin kencang di Sulsel secara beruntun.
"Lihat, jika kondisi lingkungan kita baik-baik saja dan pemanfaatan ruang di atur dengan benar dan ditaati semua pihak, maka tentu tidak akan terjadi bencana separah ini," ujar Amin.