Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Siapa Pajonga Daeng Ngalle? Pahlawan Sulsel Kelahiran Takalar, Jadi Nama Jalan
Pajonga Daeng Ngalle merupakan sosok pahlawan yang berjuang membangkitkan semangat para pemuda Indonesia saat melawan penjajah.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur, Desi Triana Aswan
TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR- Pajonga Daeng Ngalle merupakan sosok pahlawan yang berjuang membangkitkan semangat para pemuda Indonesia saat melawan penjajah.
Ia kemudian mendirikan Laskar Gerakan Muda Bajoang sebagai wadah bagi para pemuda pejuang bersenjata.
Lahir di Takalar
Pajonga Daeng Ngalle lahir di Takalar, Sulawesi Selatan pada tahun 1901.
Hal tersebut, lantaran jasa-jasanya yang dianggap membawa pengaruh bagi negara.
Ia merupakan anak dari pasangan Hajina Daeng Massaung Kareng Ilangari Mangkura dan Hapipah Daeng Ngintang.
Saat muda rasa semangat yang besar, berpendirian teguh, ikhlas dan jujur sudah terlihat kepada siapapun yang mengenalnya.
Ia juga seorang muslim yang taat beribadah dan sangat nasionalis.
Terlihat dari keinginannya untuk menginginkan kemerdekaan bagi bangsa dan negaranya.
Ikut Berjuang
Pada bulan Oktober 1945 ia bersama bangsawan lainnya (Andi Mappayuki) Bone, Andi Jemma dari Lawu, Andi Bau Massape (Sup pare-pare) Andi Pengeran Pellarani mengikuti konprensi raja-raja se-Sulawesi Selatan di Yogya, bersepakat untuk merumuskan satu resolusi sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah Republik Indonesia di Sulawesi.
Saat itu, Sulawesi Selatan, dipimpin oleh Gubernur Ratulangi.
Raja Pajonga Daeng Ngalle kemudian, mengumumkan polombangkeng sebagai wilayah de facto Negara RI.
Ia bertekad untuk mematahkan keinginan penjajah Belanda untuk mengembalikan pemerintahannya di tanah Sulawesi.
Ia mempunyai banyak pendukung untuk melawan dan memperkuat kedaulatan pemerintahan.
Selama menjadi ketua dari Laskar Gerakan Muda Bajoang, ia tidak pernah memberi celah pada Belanda, bahkan untuk sekedar berkompromi.
Dilansir dari Pahlawancenter.com situs resmi dari Direktorat Kepahlawanan, Keperintisan, Kesetiakawanan, dan Restorasi Sosial, saat menghadapi pemerintah Belanda yang ingin mengembalikan pemerintah jajahannya karaeng Pajonga menjadikan Polombangkeng sebagai pusat gerakan menggantikan posisi Makassar yang pada saat itu sudah tidak aman.
Polombangkeng menjadi pusat bersatunya para tokoh pemuda perjuangan dari Makassar, Takalar, Gowa, Banteng.
Untuk mempertahankan proklamasi Pajonga Daeng Ngalle membentuk laskar gerakan muda bajoang sebagai wadah perjuangan bersenjata yang di ketuai sendiri, hal ini menunjukan Karaeng Pajonga memiliki karakter pejuang yang tidak mau kompromi dengan pejajah Belanda.
Pada bulan Juli 1946 ketika Van Mook melakukan Konferensi Maleno untuk membentuk negara boneka Indonesia Timur (NIT), maka laskar Lipan Bajoang Pajonga Daeng Ngalle melaksanakan konprensi antar laskar se-Sulawesi Selatan.
Yakni guna menyatukan, pisi strategis dan kekuatan perjuangan yang hadir 19 laskar membentuk LAPRIS (Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi) dengan panglimanya Ranggong Daeng Romo Sekretaris Jenderal Robert Walter Monginsidi
Perjuangan dan pengabdian Karaeng Pajonga Daeng Ngalle mengundang nilai-nilai persatuan dan berskala nasional.
Jadi Pahlawan Nasional
Ia ditetapkan sebagai pahlawan nasional dan seorang karaeng (kepala pemerintahan distrik) Polongbangkeng saat usianya menginjak 33 tahun, berdasarkan SK Presiden RI No 085/TK/Tahun 2006.
Nama pahlawan ini juga dijadikan sebaagai nama jalan di Makassar menggantikan nama Jl Kakatua.
Sosoknya juga diabadikan menjadi sebuah patung di Kabupaten Takalar.
Nama: Padjonga Daeng Ngalle
Lahir: Takalar, 1901
Meninggal: Sulawesi Selatan, 23 Februari 1958
Ibu:Hajina Daeng Massaung Kareng Ilangari Mangkura
Ayah: Hapipah Daeng Ngintang
Lokasi Jl. Pajonga Dg Ngalle
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/pajonga-dg-ngalle-ini.jpg)