Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jembatan Munte Jeneponto Putus, MDMC Sulsel dan LazisMU Siapkan Pincara

Tim MDMC Jeneponto, M Syahrir Sarea mengatakan, untuk rakit ini hanya satu dibuat namun ini mampu menampung lima sampai 10 orang.

Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Hasrul
dok.pribadi
Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sulsel. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Sukmawati Ibrahim

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR-- Tim Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sulsel, LazisMU, Angkatan Muda Muhammadiyah dan warga Jeneponto bersama membuat pincara atau rakit perahu yang bisa menyeberangkan morang dan kendaraan skala kecil.

Ketua Devisi Pengurangan Resiko Bencana (PRB) MDMC Sulsel, Sapriadi Saleh menjelaskan, tujuan pengadaan rakit atau perahu ini dalam rangka untuk digunakan sebagai alternatif penyeberangan.

Baca: Wakil Bupati Jeneponto Terima Bantuan Tahap 2 Lippo Peduli Bencana Alam Sulsel

"Digunakan di salah satu jembatan yang putus yakni jembatan Munte yang menghubungkan antara desa Bontomate'ne dengan desa Mangepong Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto," ungkap Sapriadi Saleh melalui rilisnya, Kamis (31/1/2019).

Sapriadi menilai bahwa memang perlu dibuatkan rakit secepatnya.

Jembatan Munte di Kecamatan Turatea, sekitar 8,1 km sebelah utara ibu kota kabupaten Jeneponto, terputus menyusul banjir bandang yang melanda Sulawesi Selatan. Hingga Minggu (27/1/2019) kurang lebih 9.000 warga di tempat ini butuh perhatian pemerintah secepatnya.
Jembatan Munte di Kecamatan Turatea, sekitar 8,1 km sebelah utara ibu kota kabupaten Jeneponto, terputus menyusul banjir bandang yang melanda Sulawesi Selatan. Hingga Minggu (27/1/2019) kurang lebih 9.000 warga di tempat ini butuh perhatian pemerintah secepatnya. (COURTESI TIM KEMANUSIAAN FTI UMI MAKASSAR)

"Karena kami melihat warga terutama anak sekolah yang sekolah di pesantren Munte menyebrangi sungai dengan basah basahan, ini tentu sangat beresiko," ujarnya.

Baca: TRIBUNWIKI: Mau Beli Kacamata Pakai BPJS Kesehatan? Ini 5 Optik yang Bisa Pakai BPJS di Makassar

"Alhamdulillah rakitnya sudah selesai dan tadi kita uji coba bersama warga dan aparat TNI," lanjutnya.

Tim MDMC Jeneponto, M Syahrir Sarea mengatakan, untuk rakit ini hanya satu dibuat namun ini mampu menampung lima sampai 10 orang.

"Nanti akan ditambahkan lagi," katanya.

Salah satu warga di Desa Munte, Ahmad Dg Sijaya turut mengucapkan apresiasi dan terima kasih atas bantuan rakit tersebut.

Baca: Harga Rp 1,2 Juta, Anak Asuh Xiomi Redmi Go Resmi Meluncur

"Terima kasih kepada MDMC-Lazismu dan relawan Muhammadiyah Jeneponto atas bantuan rakit yang dapat digunakan untuk sementara sebagai penyebrangan bagi masyarakat khusunya pelajar yang sekolah di pesantren Munte," tuturnya.

Sekedar diketahui, pembuatan rakit penyebrangan juga dibantu langsung oleh kader IPM yang juga Wakil Ketua DPRD Jeneponto Asrul Lachmuddin Kr Lolo.(*)

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami:

Baca: Dandim 1415 Selayar Hadiri Sosialisasi Kesadaran Hukum Masyarakat di Bontomatene

Baca: VIDEO: Penjelasan Kepala UPTD Sport Centre Terkait Kebakaran di Stadion HS Mengga Polman

Baca: Pengusaha Mebel Karama Bulukumba Minta Perhatian Pemerintah

Dari pantauan Tribun, hingga Kamis (31/1/2019) siang, warga dari tiga desa dan dari ibu kota kabupaten yang akan melintasi jembatan ini, terpaksa menggunakan pincara atau rakit bambu.

Tak ada kedaraan roda empat yang bisa melintas. Hanya kendaraan roda dua, motor, bentor dan sepeda yang bisa melintas dengan rakit pincara.
Mobilitas transportasi dan jalur ekonomi terputsu.

“Kalau tiga bulan baru baik ini jembatan, hasil pertanian kita boknok,” kata Syafri, warga Desa Mangepong, yang biasa mendistribusikan hasil pertanian warga ke Jeneponto dan Makassar.

Di Turate ada 11 desa. Merujuk data BPS 2018, total jumlah penduduknya sekitar 32 ribu, atau sekitar 8,1 % dari total penduduk Jeneponto, 450 ribu.
Turatea adalah kecamatan dengan pertumbuhan penduduk tertingi dalam satu dekade terakhir, dari 113 desa/kelurahan di 11 kecamatan.

Annas GS Karaeng Jalling (59), warga Turatea berharap pemerintah pusat dan provinsi segara mengatasi kendala mobilitas warga pedalaman Jeneponto.

“Semoga kedatangan Pak JK dan 3 menterinya di Sulsel, juga melirik dampak banjir di Jeneponto,” kata Annas, yang sejak awal pekan lalu, sudah berada di Jeneponto, memantau dan menyalurkan bantuan bencana ke warga.

Bahkan jembatan sepanjang 70 meter penghubung antar Dusun Munte dan Mengepung juga roboh. Warga Munte, Agussalim mengatakan puluhan rumah yang hanyut itu empat diantaranya adalah milik warga atas nama Sampara (70), Hamma Deng Se're( 48) Daming (49) dan Sittiha (78).

"Jembatan kebanggaan warga Munte yang dibangun sejak tahun 1995 oleh PT Wika sepanjang 70 meter juga putus,akibat banjir dari hujan deras sekitar 4 jam, ditambah banjir kiriman dari Gowa," katanya

Baca: Pagi Ini Bupati Luwu Utara Tanam Padi di Hasanah

Baca: Satgas Pemantauan Pohon Pelindung dan Drainase DLHK Bulukumba Disebut Belum Maksimal

Baca: Satgas Pangan Polres Pangkep Pantau Ketersediaan Beras Bulog

Follow juga akun instagram official Kami:

Lima hari sudah, jembatan Munte di Kecamatan Turatea, sekitar 8,1 km sebelah utara ibu kota kabupaten Jeneponto, terputus menyusul banjir bandang yang melanda Sulawesi Selatan.

Kabupaten Jeneponto salah satu kabupaten yang dilanda cuaca ekstrem dan badai hydrometeorologi yang menghantam 6 kabupaten/kota di Sulsel, Selasa (22/1/2019) lalu.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jeneponto, setidaknya ada sekitar 9.000 warga dari tiga desa di kecamatan pedalaman Jeneponto ini yang akses transportasi dan mobilitas ekonomi dan sosialnya terputus.

Ketiga warga desa di utara Paitana, ibu kota kecamatan Turatea itu adalah Desa Mangepong, Desa Bululoe, dan Desa Tojonga.

Warga berharap momentum kedatangan Wapres RI Jusuf Kalla di Sulawesi Selatan hari ini dimanfaatkan untuk memperhatikan nasib warga di daerah ini.

Tim tanggap darurat Pemprov Sulsel dan Pemkab Jeneponto diharapkan memperhatikan nasib ribuan warga di daerah ini yang masih terisolir karena butuh bantuan.

Jembatan Munte menghubungkan dua desa ( Desa Tojongan dan Desa Bontomate’ne di Kecamatan Turatea, salah satu kecamatan penghasil tanaman holtikultura terbesar di Jeneponto.

Baca: Siang Ini Jeneponto Diprediksi Hujan Lokal, Malam Berawan

Baca: Selayar Diguyur Hujan Ringan, Kecepatan Angin 15 - 20 knots

Jembatan ini adalah akses utama warga di 3 desa perkebunan hortikultura di daerah ketinggian 520 hingga 710 meter dari permukaan laut (Mdpl) dari dan ke ibukota kabupaten di Jeneponto.

Jembatan yan dibangun PT Wira Karya tahun 1995 ini juga jadi akses alternatif jalan kabupaten yang menhubungkan warga Jeneponto dan pedalaman kabupaten Gowa di utara, Malakaji dan Bungaya, termasuk Sapayya.

Sementara dari pantauan Tribun, jalur alternatif warga Jeneponto yang akan ke Makassar via pedalaman Gowa (+81 km) di jalur Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang, juga terputus, menyusul rubuhnya Jembatan Manuju, dan Jembatan Lemoa, Desa Sapayya, Kecamatan Bungaya, Gowa.

Jembatan Munte yang terputus itu berlokasi di Dusun Uma, Desa Bontomate'ne, Kecamatan Turatea, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Air sungai meluap akibat hujan deras sejak Senin (21/1/2019). Jembatan Munte tersebut menghubungkan Desa Mangepong dan Desa Bontomate'ne
Di Turatea juga pipa distribusi air bersih (PDAM) dari reservoir air di Bendungan Kelara, di perbatasan Gowa-Jeneponto.

Sungai Kelara yang hulunya juga ada di kawasan Pegunungan Bawakaraeng, ekosistem DAS Jeneberang di Gowa, juga adalah sumber utama bahan baku PDAM Jeneponto.

Dari pantauan Tim Kemanusiaan FTI UMI, kemarin, salah satu gedung Intake PAM hancur dan hanyut saat banjir.

Kondisi ini dikonfirmasikan Kepala Bidang Rehabilitasi & Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jeneponto Sahabuddin, ST., M.Si,

“Bencana ini merata di 11 kecamatan, kalau hanya kabupaten yang tangani tak bisa,” kata Sahabuddin, usai mendampingi Tim Relawan & Bantuan Kemanusiaan Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri UMI Makassar di Desa Mangempong.

Puluhan rumah di bantaran sungai Dusun Munte, Desa Bonto Mate'ne Kecamatan Turatea, Jeneponto hanyut terbawa arus banjir bandang.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved