Usir Pengungsi, Pemuda Bontoa dan Lau Tolak Yusuf Damang
Seorang pemuda pesisir Bontoa, Rajaman mengatakan, Minggu (27/1/2019) anggota dewan dari dapil II meliputi Lau dan Bontoa seharusnya membantu.
Penulis: Ansar | Editor: Munawwarah Ahmad
Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe
TRIBUN TIMUR.COM, MAROS- Pasca pengusiran korban banjir di jalan Taufik, Kelurahan Alliritengae, Kecamatan Turikale, oleh Wakil Ketua DPRD, Yusuf Damang, warga Bontoa, prihatin dan menyanyangkan sikap tersebut.
Yusuf Damang mengusir sejumlah pengungsi di rumah jabatan wakil ketua, saat warga sementara memasak.
Seorang pemuda pesisir Bontoa, Rajaman mengatakan, Minggu (27/1/2019) anggota dewan dari dapil II meliputi Lau dan Bontoa tersebut, seharusnya membantu para korban jiwa.
Jika tidak mampu menyalurkan bantuan, Yusuf Damang cukup menyerahkan rujab yang belum rampung tersebut, ke pengungsi. Sikap Yusuf Damang dinilai sangat arogan.
"Kami dari dapil Yusuf Damang, sangat sedih mendengar kabar, ada warga yang diusir. Seharusnya anggota dewan bersikap baik dan bijak," katanya.
Wakil Ketua Gerindra Maros tersebut, seharusnya menjadi penguat dan menyemangati korban bencana. Rajaman tidak menginginkan, wakil rakyat seprti Yusuf Damang.
Dia berharap, Gerindra memberikan sanksi tegas kepada Yusuf Damang, atas perilakunya yang mencederai perasaan warga.
"Orang seperti Yusuf Damang harus betul betul dapat diberikan efek jerah. Semua harus berhati-hati bertindak kedepannya," katanya
Yusuf Damang masih mencalonkan diri sebagai anggota DPRD Maros, di Lau dan Bontoa. Namun pemuda di dua kecamatan tersebut mengecam dan menolak Yusuf Damang.
"Yusuf Damang masih mencalonkan, kami akan memberikan sanksi sosial untuk menolak karakter seperti ini," katanya.
Sebelumnya, aktivis lingkugan dari Lau, Ilham Lahiya mengakatan, sikap Yusuf Damang tidak bisa ditolenransi. Harusnya Yusuf membantu warga, bukan diusir.
"Saya mengecam sikap Yusuf Damang yang telah mengusir korban banjir dari ruhabnya. Sikap seperti itu tidak bisa dimaafkan, apalagi dilakukan oleh wakil rakyat," kata Ilham.
Ilham yang sempat kagum dengan Yusuf Damang, juga sudah kecewa. Yusuf Damang akan ditolak jika masuk berkampanye di daerah Barandasi, Kecamatan Lau.
"Berhubung dengan adanya aksi pengusiran, saya akan memblok caleg yang tidak pro rakyat," katanya.
Caleg yang melawan warga tidak boleh masuk ke Barandasi, khususnya jalan Pendidikan Kelurahan Maccini Baji, Lau.
Ilham menyampaikan, jika masih ada Caleg yang memperlakukan korban secara tidak pantas, maka oknum tersebut juga akan ditolak dan dikecam.
"Bukan hanya Yusuf Damang, jika ada Caleg lain yang melakukan hal serupa atau menyakiti hati warga, kami juga akan menolaknya. Kami butuh wakil yang pro rakyat. Bukan anggota dewan yang melawan rakyat," katanya.
Dia berharap warga Lau dan Bontoa, buka mata melihat tindakan Yusuf Damang. Setelah dipilih menjadi anggota dewan pada priode sebelumnya, Yusuf Damang justru menjadi lawan berat.
Sementara Wakil Ketua DPRD Maros, Yusuf Damang mengatakan, tudingan warga terkait pengusiran tidak benar. Dia menyayangkan sikap korban yang menudingnya melakukan pengusiran.
Yusuf Damang mengaku datang ke rujab untuk mensterilkan lokasi dari sampah dan kotoran. Pasalnya, pengungsi juga akan merasa tidak nyaman, jika kondisi lokasi kotor.
"Saya tidak mengusir. Saya datang untuk menstrerilkan lokasi pengunsian atau dapur umum. Tudingan itu tidak benar. Niat saya hanya ingin membantu korban," kata Yusuf Damang yang mengaku sedang berada di Mekkah.
Yusuf Damang juga datang untuk memastikan rumah jabatan masih layak dipakai sebagai posko.
Yusuf curiga, informasi tersebut dikaitkan dengan politik. Meski begitu, Yusuf meminta maaf kepada para pengungsi yang tidak senang dengan kedatangannya.
Baca: Kisah Haru Irjen Umar Septono Sebelum Tinggalkan Sulsel, Cium Tangan Wanita Tunanetra & Hadiah Motor
Baca: FTI UMI Segera Kirim 285 Paket Bantuan Dermawan Menuju Jeneponto
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami:
Follow juga akun instagram official Kami: