Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengamanat: Ekonomi Model Baru, Bersaing Menjadi Berkolaborasi

Pertama, garap sektor pariwisata. Menurut Aviliani, saat ini sektor pariwisata di Indonesia belum dikerjakan secara maksimal.

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasrul
tribun timur/muhammad abdiwan
Pengamat Ekonomi, Aviliani, menjadi salah satu pembicara dalam Smart Economic Outlook 2018 to 2019 “Mendorong Sektor Kepelabuhanan dan Industri Logistik di Sulsel sebagai Pilar Utama Pembangunan Nasional” di ruang rapim kantor Gubernur Sulsel jalan Urip Sumiharjo Makassar, Kamis (24/1)Selain Aviliani Focus Group Discussion (FGD) ini juga menghadirkan pembicara, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), Farid Padang Ketua DPW ALFI/ILFA Sulselbar, Syaifuddin Syahrudi dan Ketua APINDO Sulsel, La Tunreng. 

Namun secara umum, pemerintah dipandang tidak bersinergi dalam mengerjakan proyek-proyek yang berhubungan dengan sektro pariwisata.

"Persoalannya itu kita garapnya masing-masing. Akomodasi sendiri, transportasi sendiri. Ini harus membentuk tim untuk mendatangkan itu. Devisanya kan besar banget," ujarnya.

Baca: Caleg Hanura Makassar Meninggal, Daeng Pabe: Kami Kehilangan!

Kedua, industri pangan berbasis halal. Aviliani memandang, sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, Indonesia masih kalah dengan Thailand yang saat ini menjadikan pangan halal sebagai salah satu komoditas ekspor mereka.

"Saat ini Thailand kan yang ekspor pangan halal tinggi. Harusnya kita bisa. Nah, itu juga kita harus garap," ujar dia

Lalu, ketiga Kurangi Impor di sektor farmasi. Aviliani menjelaskan, saat ini hampir sebagian produk farmasi berasal dari impor.

Baca: Kisah Mayjen TNI Ditilang Polantas, Kapolda Minta Maaf, Jawaban Poniman Saya yang Salah

Bahan baku yang digunakan untuk produksi sektor farmasi pun juga masih impor. Salah satu solusi yang Aviliani tawarkan adalah dengan mengembangkan pengobatan herbal.

"Seperti China itu kan pakai herbal, ternyata dia mampu mengekspor besar juga kan, itu juga belum digarap. Jadi masih memungkinkan dalam waktu 5 tahun ke depan ini mengubah orientasi ekspor kita yang hanya CPO (minyak kelapa sawit) dan batu bara," katanya.(*)

Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube Kami: 

Follow juga akun instagram official Kami: 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved