Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Ini Profil Ustaz Nur Maulana dan Kisah Awal Mulai Ceramah
Kepiawaianya membawakan materi ceramah dengan lucu, membuat ia dikenal dan disukai banyak orang
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Ina Maharani
Nur Maulana menceritakan, ia mulai berdakwah sejak usia 14 tahun. Saat itu ia masih duduk di SMP DDI Galesong Beru, Makassar.
Aktivitas berdakwahnya pun makin terasah saat menjadi santri di Pondok Pesantren An Nahdah (setingkat SMA), Makassar.
Di pesantren inilah, Nur Maulana banyak belajar agama Islam dari Pimpinan Pondok Pesantren An Nahdah, KH Muhammad Harizah (almarhum).
"Di pesantren ini pula saya mendapat jodoh yang kini menjadi istri saya," ujar pria yang menikahi Nur Aliah pada 8 Agustus 2008 lalu ini.
Selain pelajaran dari pesantren, Nur Maulana mengaku banyak belajar tentang Islam melalui buku-buku Islam, media massa, dan beragam literatur lainnya.
"Selain dari Al Quran dan Hadits, saya banyak belajar dari Prof Dr M Quraish Shihab, baik melalui buku yang ditulisnya maupun ceramah-ceramahnya di televisi," tutur putra dari pasangan Maulana dan Masyita ini.
Sedangkan humor-humor yang kerap diselipkan di sela-sela dakwahnya, diperolehnya dari membaca koran, majalah, dan televisi.
Sehari 4 Kali
Sejak 2007 lalu, Nur Maulana mengaku jadwal dakwahnya selalu padat.
Sehari, ia kadang menghadiri empat undangan untuk berdakwah di lokasi berbeda.
Tidak hanya di masjid, ia juga biasa memberi dakwah di rumah-rumah warga, sekolah, hingga di kantor-kantor pemerintah dan swasta.
Mereka yang mengundangnya pun tak hanya berasal dari Makassar, Gowa, dan Maros.
Tapi juga banyak yang datang dari daerah-daerah yang jauh dari Makassar semisal, Kabupaten Morowali di Sulawesi Tengah dan Kendari di Sulawesi Tenggara.
Bahkan beberapa kali, ia menghadiri undangan untuk berdakwah di Kalimantan seperti di Samarinda, Tarakan, dan Balikpapan.
"Biasa juga diundang ke Kaimena di Irian Barat. Umumnya yang mengundang dari Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan yang ada di daerah tersebut," tuturnya.