Tertarik Kuliah di Belanda? Beasiswa Orange Tulip dan StuNed Sudah Dibuka, Buruan Daftar
Pendaftaran Orange Tulip Scholarship (OTS) sudah dibuka untuk tahun akademik 2019 - 2020
Beasiswa tersebutlah yang menghantarkan Yusran sapaan akrabnya meraih magister di Royal Tropical Institut Amsterdam.
Kepada Tribun Timur, ia mengisahkan perjalanan karirnya hingga akhirnya kembali ke Indonesia dan mengabdi sebagai seorang tenaga pengajar.
Masa Kecil
Muhammad Yusran Amir tumbuh dilingkungan pedesaan yang asri.
Ia memang lahir di kota, namun pamannya yang saat itu merupakan Asisten Intel Kejaksaan mengajaknya untuk ke Sidrap, salah satu kabupaten yang ada di Sulawesi Selatan.
Ia kemudian mengenyam bangku pendidikan disana.
Bermain dan belajar seperti anak-anak pada umumnya.
"Kami diajak guru untuk turun tanam padi disawah sebagai salah satu pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK)," kenangnya kepada Tribun Timur, Rabu (9/1/2019).
Sejak masuk sekolah dasar, kepintaran Yusran sudah terlihat.
Ia selalu mendapat rangking. Tidak hanya itu, jiwa petualangnya tergugah dan disalurkannya dengan kegiatan berkemah di Pramuka sekolahnya.
Ia senang menyatu langsung dengan alam. Yusran mengakui tidak pernah berkeinginan untuk kuliah diluar negeri.
Saat beranjak dewasa dan kuliah di Universitas Hasanuddin barulah ia terinspirasi oleh seorang senior bernama Safruddin Amin.
Ia mengatakan, Safruddin Amin lah yang mengubah pola pikirnya dan memiliki niat untuk berkuliah diluar negeri.
"Beliau Alumni Monash University Australia. Saya kagum sama beliau, cerdas dan tawadhu. Akhirnya saya semangat mau kuliah di Luar negeri juga setelah ketemu kak Safruddin Amin," ujarnya.
Berangkat ke Belanda