Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Sejarah Hadirnya Jaringan BIoskop 21 di Indonesia, dan Lokasinya di Makassar
Cineplex 21 Group adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan pelopor jaringan cineplex di Indonesia.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur, Desi Triana Aswan
TRIBUNTIMUR.COM, MAKASSAR- Jaringan Cineplex 21 merupakan sebuah perusahaan yang mewadahi empat merek bioskop terpisah yaitu Cinema XXI, The Premiere, Cinema 21, dan IMAX untuk target pasar berbeda.
Baca: TRIBUNWIKI: Ada 5 Bioskop XXI di Makassar, Ini Lokasi, Nomor Telepon, dan Klik untuk Jadwalnya
Dengan harga mulai dari Rp 30 ribuan, kita sudah bisa menikmati film-film Indonesia maupun karya luar negeri.
Dilansir dari Wikipedia.com, Cineplex 21 Group adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan pelopor jaringan cineplex di Indonesia.
Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby Digital, THX dan yang terbaru Dolby Atmos.

Cineplex 21 Group memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tanggal 21 Agustus 1987, hingga Juni 2015, Cineplex 21 Group memiliki total 1240 layar yang tersebar di 33 kota di 146 lokasi di seluruh Indonesia. Group ini didirikan oleh Sudwikatmono bekerjasama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana.
Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan membentuk jaringan bioskopnya menjadi 4 merek terpisah, yakni Cinema XXI, The Premiere, Cinema 21, dan IMAX untuk target pasar berbeda.
Studio 21 pertama dibangun di Jalan MH Thamrin Kav 21 oleh Sudwikatmono pada tanggal 21 Agustus 1987, setelah berhasil melakukan ujicoba sinepleks dengan mengubah ruang gedung bioskop Kartika Chandra menjadi beberapa layar.
Studio pertama, Sinepleks di Kartika Chandra ini juga bekerjasama dengan Raam Punjabi.
Nama 21 diambil dari nomor kaveling jalan MH Thamrin di lokasi Studio 21 pertama dibangun. Namun, ada juga yang mengatakan, bahwa nama itu sesungguhnya merupakan akronim dari Su-Dwi-kat-Mono.
Saat ini, Gedung Studio 21 pertama tersebut sudah berubah menjadi gedung pencakar langit BII Tower. Pada tahun 1999 Sudwikatmono melepaskan kepemilikan jaringan bioskop 21 itu kepada partnernya, Benny Suherman dan Harris Lesmana.
CINEMA 21 memiliki jaringan bioskop terbanyak yang tersebar di seluruh Nusantara sebelum Cinema XXI berdiri.
Cinema 21 menguasai keseluruhan pangsa pasar penonton bioskop Indonesia dengan memberlakukan harga tiket bervariasi dan jenis film yang diputar, sesuai dengan lokasi dan target yang dituju.

Berdirinya Cinema XXI
Setelah Cinema XXI berdiri, perlahan Cinema 21 berubah menjadi jaringan bioskop kelas dua, dengan sebagian besar film yang diputar merupakan film-film karya negeri sendiri dan film-film asing yang tidak diputar di Cinema 21 lagi.
Namun hal ini tidak berlaku di beberapa kota di luar Jakarta yang belum tersedia Cinema XXI dan tidak banyak terdapat Cinema 21.
Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X'nter pada bulan Januari 2004, dengan 4 buah teater reguler dan 2 buah teater Premiere. Cinema XXI yang diberi nama Studio XXI ini merupakan satu-satunya Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studionya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studionya. Tanggal 1 Juli 2014 adalah hari terakhir beroperasinya Cinema XXI di tempat ini.[2]
Mayoritas film-film yang diputar di Cinema XXI merupakan film-film Hollywood, baik yang terbaru, ataupun yang telah tersimpan lama.

Namun beberapa XXI juga turut memutar film Indonesia, sesuai dengan lokasi dan pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan.
Beberapa Cinema 21 turut direnovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet, perubahan desain, dan penggantian kursi studio.
Setiap tahunnya, kemunculan Cinema XXI di kota-kota besar terus meningkat, menggantikan kemunculan Cinema 21.
Tidak hanya itu, beberapa Cinema XXI maupun 21 masih terus melakukan pembenahan.
Teknologi 3D
Di penghujung 2008, seiring dengan perkembangan teknologi 3D dan makin maraknya film-film berbasis format tersebut, Cinema XXI turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D di beberapa XXI yang memadai.
Jumlah bioskop XXI yang mengadakan fasilitas ini pun masih terus bertambah, seiring dengan perkembangan film-film berformat digital dan 3D yang makin meningkat jumlahnya.
Pada November 2013, Cinema XXI memperkenalkan sistem suara Dolby Atmos, pertama kali diluncurkan di Studio 1 Epicentrum XXI, dan ditahun 2016 ini sistem suara Dolby Atmos sudah tersebar di 40 Studio di wilayah Jakarta, Bogor, Tanger ang, Bekasi, Bandung, Semarang , Yogyakarta, Surabaya, Palemb ang, Medan, Balikpapan, Makassar, dan Manado.
Perbedaan mencolok antara Cinema XXI dengan Cinema 21 adalah dengan disediakannya sejumlah fasilitas seperti games, cafe, lounge, hingga ruang merokok di sejumlah gerai XXI.
Lokasinya:

Di Makassar, Theater XXI ada di lima mal, Mal Panakkukang, Mal Ratu Indah, Trans Studio Mal, Nipah Mal, dan MTos
Baca: TRIBUNWIKI: Ada 5 Bioskop XXI di Makassar, Ini Lokasi, Nomor Telepon, dan Klik untuk Jadwalnya
Sementara untuk Studio 21 ada di Mal Panakkukang. Untuk The Premiere ada di Mal Panakkukang dan TSM.