Tribun Wiki
TRIBUNWIKI: Bermodal Mesin Jahit dan Sepeda, Ini Kisah Sukses Tas Elizabeth dan Tokonya di Makassar
Merek tas ternama Elizabeth, hadir dengan berbagai produk tas mewah maupun casual. Tak banyak yang tahu kisah dibalik kesuksesan brand ini.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Elizabeth Halim mengungkapkan, salah satu kunci sukses usaha tas Elizabeth adalah tepat waktu bayar.
Hal itu dilakukan mereka sejak tahun 1963.
Harga Terjangkau
Kunci sukses lain adalah sejak awal Elizabeth memproduksi tas dengan harga terjangkau.
Karena itu, ia tidak mau menggunakan kulit asli, tetapi menggunakan kulit imitasi. Meski imitasi, tas ini tetap mempertahankan kualitas dan selalu mengikuti tren terkini.
Keluarga Subali tidak hanya fokus pada produksi tas perempuan, tetapi juga tas kosmetik, tas perjalanan, tas kerja, dompet, dan ransel. Harga tas Elizabeth saat ini berkisar Rp 150.000 dan Rp 300.000. Lebih dari 60 persen produk adalah tas perempuan multifungsi, bisa digunakan ke kantor sekaligus untuk jalan-jalan.
Tas Elizabeth juga membuat produk terbatas, eksklusif, unik, dan trendi. Lisa tidak khawatir apabila desain tas dicontek. ”Desain itu universal. Dipatenkan pun tidak bisa,” katanya. Bagaimana jika tenaga kerja dibajak? ”Sudah banyak tenaga kerja Elizabeth dibajak, tetapi kami tidak pernah khawatir.
Malah kami bangga dapat mencetak banyak bibit dan senang mereka, yang pernah bekerja di tas Elizabeth, maju,” kata Lisa. Saat ini, jumlah karyawan di pabrik 800 orang.
Bagaimana sampai bisa bertahan hingga setengah abad? ”Yang harus selalu dipertahankan adalah semangat untuk terus berkarya dan berusaha,” kata Handoko.
Elizabeth Halim berkeyakinan, ”Tak ada yang tidak bisa dikerjakan.” Pedoman inilah yang membuat tas Elizabeth terus berkembang.
Handoko mengakui sudah puas dengan apa yang dicapai perusahaan yang didirikannya 50 tahun silam. Ia menyerahkannya kepada anak-anak dan cucu-cucu untuk mengembangkan usaha. Yang penting mereka sudah dibekali pendidikan maksimal.
”Empat anak yang meneruskan usaha selalu kompak. Perusahaan akan tetap besar bila mereka tetap bersatu, akur satu dengan yang lain,” kata Handoko.
Apa kegiatan Handoko yang tetap sehat dan bugar di usia senja? ”Saya menikmati masa tua. Pagi-pagi saya joging berkeliling Lapangan Tegallega lima kali.
”Aktivitas sehari-hari, membaca koran, tetap latihan menulis huruf kanji, dan masih suka membuat sajak filosofi,” kata Handoko.
Handoko pernah menjabat Presiden Komunitas Marga Lie sedunia, juga sewilayah Kota Bandung, dan Chairman Yayasan Sosial Dana Priangan selama tiga periode. Handoko pernah meraih penghargaan Upakarti tahun 1998 sebagai Bapak Peduli Industri Kecil.