Meninggal karena Penyakit Stroke, Keluarga Tak Ingin Jenazah Robby Tumewu Dikubur, Tapi
Aktor senior Robby Tumewu mengembuskan napas terakhir pada Senin (14/1/2019) pukul 00.15 WIB. Ia meninggal dunia pada usia 65 tahun
TRIBUN-TIMUR.COM-Aktor senior Robby Tumewu mengembuskan napas terakhir pada Senin (14/1/2019) pukul 00.15 WIB. Ia meninggal dunia pada usia 65 tahun
Sebelum meninggal dunia, Robby Tumewu menderita stroke sejak 2013 lalu.
Pihak keluarga pun memutuskan tak akan mengubur jenazah Robby Tumewu.

Mereka memilih untuk mengkremasi jenazah aktor yang pernah baik di Film Gie tersebut.
Jenazahnya pun akan disemayamkan selama tiga hari sebelum dikremasi pada Kamis (17/1/2019).
Menurut kakak tertua Robby, Renee Tumewu (75), saat ini mereka masih menunggu pihak keluarga yang masih dalam perjalanan dari luar negeri.
"Kremasi dilakukan Kamis (17/1/2019) pagi, karena menunggu adik saya dari Holland (Belanda)," ucap Renee saat ditemui di rumah duka Rumah Duka Oasis Lestari, Janteke, Bitung, Tangerang, Banten, Senin (14/1/2019).
Renee mengatakan keluarga memilih kremasi karena sanak saudara mereka tinggal berjauhan bahkan hingga berbeda negara.
"Kremasi karena (Robby) enggak ada keluarga di sini, mau menyambangi kuburan siapa yang mau menyambangi kuburan mending dikremasi," ucap kakak tertua Robby dari lima bersaudara ini.
Lalu, Renee menjelaskan bahwa setelah jenazah Robby dikremasi pada Kamis esok, abunya akan dilarungkan di laut oleh keluarga dan kerabat.

"Abunya dilarung nanti, hari itu juga di Tanjung Pasir," ungkap Renee.
Sebagai kakak, Renee pun berharap agar Robby bisa tenang kelak di alam baka.
"Semoga (Robby) diterima di sisi Tuhan, dosa-dosanya diampuni Tuhan, ya.. saya cuma ingat kebaikannya saja sudah," ucap Renee.
Aktor dan perancang busana, Robby Tumewu meninggal dunia, Senin (14/1/2019), sekitar pukul 00.15 dini hari.
Sebelum meninggal, pemain film Gie ini menderita sakit stroke sejak 2013 lalu dan harus menjalani operasi otak.
Baca: KABAR DUKA-Aktor dan Perancang Busana Robby Tumewu Meninggal Dunia
Baca: TRIBUNWIKI: Aktor dan Desainer Robby Tumewu Meninggal Dunia, Ini Profil dan Karirnya di Film
Baca: Sebelum Meninggal Dunia, Robby Tumewu Derita Sakit ini Sejak 2013 hingga Jalani Operasi Otak

Sebenarnya bagaimana penyakit stroke itu?
Stroke termasuk salah satu penyakit berbahaya yang membunuh secara diam-diam (the sillent killer) akibat kelumpuhan otak, atau paling tidak dapat menyebabkan kecacatan.
Penyakit ini ditakuti, namun banyak orang yang lupa memperhatikan faktor risikonya, seperti pola makan enak yang berlebihan hingga menyebabkan kadar kolesterol menjadi tinggi, dan akhirnya mengganggu pembuluh darah.
Selain penyebab utama kematian dan kecacatan, penyakit ini juga menjadi penyebab kedua terbanyak terjadinya pikun (demensia).
Untuk menghindari akibat fatal tersebut, pasien perlu mendapatkan pertolongan cepat sebelum 4 sampai 5 jam setelah mengalami serangan stroke yang disebut dengan peluang emas yang menentukan (golden time).
Mengapa stroke disebut serangan otak?

"Stroke adalah serangan otak yang timbul secara mendadak, sebagai akibat dari gangguan aliran darah karena adanya sumbatan atau pecahnya pembuluh darah tertentu di otak, sehingga terjadi gangguan fungsi otak sebagian atau menyeluruh. Sel-sel pada otak manusia yang kekurangan darah pembawa oksigen atau zat-zat makanan, dapat menyebabkan kematian dalam waktu relatif singkat", kata Prof. Dr. dr. H. Jusuf Misbach, SpS(K), FAAN, dokter spesialis saraf FKUI/RSCM, Jakarta, yang menjabat sebagai Ketua Pokdi Stroke Perdossi (Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia).
Otak manusia mempunyai 100 miliar sel saraf dan triliunan sambungan saraf.
Walaupun berat otak hanya 2 persen dari berat tubuh, tetapi 70 persen oksigen serta bahan gizi lain yang dibutuhkan tubuh manusia digunakan untuk memastikan otak berfungsi dengan baik.
Berbeda dengan otot, otak tidak mampu menyimpan zat gizi untuk cadangan, sehingga membutuhkan aliran darah segar untuk bisa bekerja sebagaimana mestinya.
Stroke terjadi bila pasokan darah mengalami hambatan, dan jaringan otak kekurangan darah.
Bila otak mengalami kekurangan pasokan oksigen dan zat gizi penting dalam waktu 4 menit saja, maka sel otak akan mati. Ada dua jenis stroke yang biasanya menyerang pasien.
Baca: TERPOPULER: Jenderal Gatot Ngamuk dan Murka, Foto Dicatut Tanpa Izin Timses Prabowo-Sandi
Baca: Hasil & Cuplikan Gol Barcelona dan Real Madrid Sama-sama Menang Pekan Ini, Klasemen Liga Spanyol
Baca: Hasil & Cuplikan Gol Barcelona dan Real Madrid Sama-sama Menang Pekan Ini, Klasemen Liga Spanyol
Baca: Masih Mahasiswi Sudah Jadi Germo, Ini Fakta-fakta Prostitusi Online di Kalimantan dan Tarif 1 Ronde
Apa saja?
Stroke Iskemik (Penyumbatan) Stroke ini disebabkan oleh aterosklerosis, penumpukan timbunan lemak yang mengandung kolesterol dalam pembuluh darah yang disebut plak (plaque). Lama-kelamaan timbunan tersebut dapat menjadi gumpalan yang lebih besar, sehingga menghambat aliran darah.

Kadang-kadang atau biasanya terjadi gejala stroke singkat yang timbul karena terganggunya pasokan darah, disebut dengan gangguan peredaran darah sesaat di otak atau Transient Ischemic Attack (TIA).
Sewaktu terjadi serangan itu, tubuh akan melepaskan enzim yang akan melarutkan gumpalan tersebut dengan cepat, dan memperbaiki kembali aliran darah.
Hemoragik (Perdarahan) Jenis stroke ini terjadi bila ada kebocoran, atau pecah, pada salah satu pembuluh darah di otak.
Darah yang keluar dari pembuluh darah yang bocor tersebut akan mengalir ke jaringan otak di sekitarnya, sehingga menyebabkan kerusakan.
Selain itu, sel-sel otak pada bagian lain dari bocoran itu akan mengalami kekurangan pasokan darah, sehingga mengalami kerusakan.
Salah satu penyebab stroke hemoragik, adalah aneurisma, yaitu "penggelembungan" di salah satu bagian yang lemah dari dinding pembuluh darah yang berkembang bersama perubahan usia menjadi tua. Ada juga akibat faktor keturunan.
Namun, penyebab umum dari strokehemoragik ini adalah tekanan darah tinggi (hipertensi).
Walaupun stroke hemoragik lebih jarang terjadi dibandingkan dengan stroke iskemik, tetapi stroke jenis ini lebih mematikan.
Biasanya sekitar 50 persen yang mengalami stroke hemoragik meninggal dunia, sedangkan pada penderita stroke iskemik risiko kematian itu hanya sekitar 20 persen saja.
Biasanya, stroke yang terjadi pada orang muda adalah tipe stroke hemoragik ini.
Baca: VIDEO: Gelar Pelepasan 13 Purnawirawan, Ini Pesan Kapolres Pangkep
Baca: Satu Black Box Lion Air JT 610 Akhirnya Ditemukan, Lokasinya di Sini
Baca: Masih Ada APK Caleg di Jeneponto Dipasang di Pohon
Baca: VIDEO: Pindah Tugas, Polwan Pangkep Ini Dapat Kenang-kenangan Cincin
Lalu bagaimana gejala terjadinya stroke, dan apakah ada komplikasinya?
Sebenarnya, ada tanda-tanda peringatan sebelum terjadinya serangan stroke.
Tanda-tanda tersebut adalah:
- Rasa lemah atau mati rasa mendadak pada wajah, lengan, atau kaki di salah satu sisi tubuh.
- Tiba-tiba kehilangan penglihatan, atau penglihatan menjadi gelap, dan kabur, terutama di salah satu mata.
- Hilangnya kemampuan bicara, kesulitan berbicara, atau kesulitan memahami pembicaraan.
- Sakit kepala yang hebat secara mendadak, tanpa penyebab yang jelas.
- Rasa pusing yang tidak dapat dijelaskan, sempoyongan, atau tiba-tiba jatuh, terutama apabila disertai dengan salah satu dari gejala-gejala yang telah disebutkan sebelumnya.
Karena itu, bila mengalami satu atau lebih dari tanda-tanda tersebut, segeralah lakukan pemeriksaan.
Bisa jadi tanda-tanda tersebut mengisyaratkan kemungkinan Anda memiliki risiko serangan stroke atau gangguan darah otak sesaat.
Cara Cepat Kenali Gejala Stroke
Ketika mendapat stroke, otak Anda tidak mendapat cukup darah yang diperlukan.

Semakin cepat Anda mendapat pertolongan akan semakin besar peluang Anda diselamatkan dan semakin besar kesempatan untuk sembuh.
Baca: PSM Butuh Pelatih, Karyawan Bosowa Semen Pilih Riedl atau Peter Segart
Baca: KSOP Parepare Akan Panggil Nahkoda MT Golden Pearl Terkait Tumpahan Minyak di Laut
Baca: Tiket Pesawat Dikabarkan Turun, Bandingkan Harganya Sekarang, UPG-CKG Paling Murah Rp 1,082 Juta
Kadang, stroke muncul secara perlahan. Namun tak jarang, stroke muncul dengan cepat dan tiba-tiba dengan gejala awal:
1. Mati rasa di wajah, lengan, atau kaki, terutama pada satu sisi
2. Kebingungan atau kesulitan memahami ucapan orang lain
3. Kesulitan bicara
4. Kesulitan melihat dengan satu atau kedua mata
5. Kesulitan berjalan atau menjaga keseimbangan
6. Pusing
7. Sakit kepala parah tanpa alasan
Cara cepat mengetahui apakah seseorang terserang stroke atau tidak, adalah dengan meminta orang tersebut untuk:
1. Tersenyum. Lihat apakah sebelah wajahnya turun atau tidak?
2. Mengangkat kedua tangan. Apakah posisi salah satu tangan lebih tinggi dari lainnya? Apakah orang itu kesulitan menahan posisi kedua tangan di atas?
3. Bicara. Minta orang tersebut mengulangi kalimat pendek sederhana. Apakah dia bisa mengucapkannya? Apakah dia paham arti kalimat itu?
Jika orang yang bersangkutan mengalami kesulitan melakukan satu atau lebih tugas-tugas di atas, segera bawa ke rumah sakit atau telepon layanan darurat medis di 118 atau 119 (ambulans).
Faktor risiko Seseorang dapat dikatakan berisiko lebih besar mendapat stroke jika:
1. Memiliki tekanan darah tinggi. Tekanan darah disebut tinggi jika berada di ukuran 140/90 mmHg atau lebih. Jika Anda memiliki penyakit diabetes atai ginjal, 130/80 sudah termasuk tekanan darah tinggi.
2. Diabetes. Beberapa penelitian telah membuktikan diabetes dapat memicu penyumbatan pembuluh darah yang bisa berujung pada tekanan darah tinggi dan stroke.
3. Gangguan jantung dan penyumbatan pembuluh darah. Aliran darah yang tidak lancar akan mengakibat tekanan darah menjadi naik dan memperbesar risiko stroke.
4. Merokok. Rokok dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi.
5. Usia semakin tua. Risiko stroke bertambah sejalan dengan bertambahnya usia. Pada usia lebih muda, lebih banyak pria yang menderita stroke dibanding wanita. Namun, ada lebih banyak wanita yang meningal dunia karena stroke. Wanita yang rutin mengonsumsi pil KB juga lebih berisiko mendapat stroke.
6. Genetik. Jika ayah, ibu, nenek atau kakek Anda ada yang menderita stroke,artinya risiko Anda mendapat penyakit yang sama akan semakin besar.
7. Ras dan etnis. Ras Afrika-Amerika, Alaska dan Indian-Amerika memiliki risiko stroke lebih tinggi dari orang kulit putih, Hispanik dan Asia.
Baca: 6 Pemain Baru PSM Ternyata Hasil Masukan Robert. Setelah Pamit, Robert Yakin PSM Tetap Tangguh
Baca: Ini Syarat Pelatih yang Ingin Gantikan Robert Alberts di PSM
Baca: Ustadz Arifin Ilham Tulis Pesan Kematian di Facebook saat Berjuang Lawan Penyakit, Banjir Tangisan
Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:
Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com
Baca: Ustadz Arifin Ilham Tulis Pesan Kematian di Facebook saat Berjuang Lawan Penyakit, Banjir Tangisan
Baca: TERPOPULER: Jenderal Gatot Ngamuk dan Murka, Foto Dicatut Tanpa Izin Timses Prabowo-Sandi
Baca: Hasil & Cuplikan Gol Barcelona dan Real Madrid Sama-sama Menang Pekan Ini, Klasemen Liga Spanyol
Baca: Hasil & Cuplikan Gol Barcelona dan Real Madrid Sama-sama Menang Pekan Ini, Klasemen Liga Spanyol
Baca: Masih Mahasiswi Sudah Jadi Germo, Ini Fakta-fakta Prostitusi Online di Kalimantan dan Tarif 1 Ronde
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Alasan Keluarga Ingin Jenazah Robby Tumewu Dikremasi", https://entertainment.kompas.com/read/2019/01/15/062007610/alasan-keluarga-ingin-jenazah-robby-tumewu-dikremasi.
Penulis : Andika Aditia
Editor : Kistyarini