Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Anti Budak Cinta (Bucin) Club Muncul di Makassar, Ajakannya Tak Biasa Begitupun Sosok Pendirinya

Komunitas Anti Bucin Club hadir perdana di Kota Makassar dengan ajakan yang tak biasa bagi kalangan anak muda begitupun sosok pendirinya.

Penulis: Abdul Azis | Editor: Aqsa Riyandi Pananrang
HANDOVER
Menandai kehadirannya, Anti Bucin Club mengadakan Meet Up-Makassar di Warunk Upnormal, Jalan Landak Baru, Makassar, pada Sabtu (12/01/2019). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Komunitas Anti Bucin Club hadir perdana di Kota Makassar dengan ajakan yang tak biasa bagi kalangan anak muda begitupun sosok pendirinya.

Bucin merupakan bahasa gaul yang sedang tren beredar di kalangan anak muda yang merupakan akronim dari budak cinta.

Bucin merujuk kepada sifat dan tindakan anak muda yang rela melakukan apapun demi cinta bahkan lebay padahal cenderung kontra-produktif dan destruktif.

Menandai kehadirannya, Anti Bucin Club mengadakan Meet Up-Makassar di Warunk Upnormal, Jalan Landak Baru, Makassar, pada Sabtu (12/01/2019).

Kegiatan ini dihadiri puluhan anak muda Makassar dari berbagai latar belakang dan selanjutnya bakal berlangsung disejumlah kota lainnya di Indonesia.

Aidil Afdan Pananrang, selaku founder dari komunitas Anti Bucin Club, menyampaikan keresahannya terhadap anak muda zaman sekarang yang lebih memprioritaskan romantisme belaka dibandingkan kegiatan-kegiatan produktif lainnya.

Maka dari itu Anti Bucin Club hadir dengan harapan mengajak anak anak muda menjadi lebih produktif dan tidak mengejar cinta belaka di masa mudanya.

“Anti Bucin Club hadir berdasarkan keresahan melihat banyaknya kasus kasus kekerasan, pembunuhan, depresi, akibat ‘kegagalan’ cinta di kalangan anak muda. Misal yang terbaru sempat viral kasus penusukan pelajar di Barangsiang, disinyalir karena pacar korban patah hati. Ini kan sangat miris,” kata Aidil via rilis ke tribun-timur.com, Minggu (13/01/2019).

“Kalau ada yang mengatakan itu hanya segelintir orang yang jadi korban, lantas berapa banyak lagi korban yang perlu berjatuhan sampai kita peduli terhadap kondisi ini?” ujar Aidil yang pada akhir tahun lalu menjadi delegasi Indonesia pada Model United Nations yang diselenggarakan oleh Oxford University dan Cambridge University.

Menurutnya, dalam kasus yang tidak terlalu ekstrim perbudakan cinta ini berakibat pada tindakan-tindakan kurang produktif anak muda. Dibanding melakukan hal-hal positif, anak muda terjebak dalam hal-hal yang kontra produktif.

Baca: Setelah Brigpol Dewi & AKBP BW, AKBP LH Bikin Geger, Kepergok Bawa Perempuan hingga Akhirnya Dicopot

Baca: Sosok Aldiena Cena, Tiara Permatasari, Baby Shu, Maulia Lestari, Riri Febianti, Fatya Ginanjasari

Baca: Siapa Rian-rian Baby Shu, Tiara Permatasari, Aldiena Cena, Maulia Lestari, Riri Febianti?

Baca: Benarkah Ada Lowongan CPNS 2019? Ini Penjelasan BKN Termasuk Pendaftaran PPPK & Update CPNS 2018

Baca: Ridwan Kamil & Nurdin Abdullah Dilapor Gegara 1 Jari, Bandingkan Nasib Anies Baswedan yang 2 Jari

“Tapi tantangan yang paling berat adalah ketika orang di mabuk asmara, mereka akan cenderung skeptik dengan gerakan kami. Maka dari itu kami menggunakan pendekatan yang lucu dan sedikit sarkastik agar dibawa santai,” jelas pemuda yang saat ini diamanahkan selaku Direktur Penelitian dan Kajian di LTMI PB HMI tersebut.

Menurut Aidil, jika komunitas ini dihadirkan di jagat alam maya sebagai gerakan yang terlalu kaku dan serius maka akan sulit menjangkau anak-anak muda. Maka dari itu Instagram @clubantibucin ini menggunakan bahasa-bahasa yang ringan dan gambar-gambar yang mengundang tawa.

Dadang Mas Bakar, mahasiswa UNM jurusan psikologi sebagai salah satu penggerak komunitas Anti Bucin Club Chapter Makassar menyampaikan bahwa komunitas ini ke depan akan banyak diisi oleh kegiatan-kegiatan positif.

 

“Kita akan coba menawarkan kegiatan kegiatan positif bagi anak muda, sebagai pengganti aktivitas anak muda yang cenderung mengurusi cinta belaka. Semisal kelas time management, public speaking, Bahasa inggris, dan sebagainya sesuai kebutuhan anggota komunitas ini,” ujar Dadang yang juga merupakan presiden dari Indonesian Future Leaders.

Anti Bucin Club sendiri lahir sebagai wadah perkumpulan anak-anak muda kekinian, yang bertujuan untuk menciptakan pemuda-pemuda produktif dan mandiri, agar generasi muda menjadi lebih bermanfaat bagi orang-orang disekitarnya, bangsa, dan negara.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved