2019, Bank Sulselbar Fokus Jadi Bank Devisa
Ini sejalan dengan program pemprov Sulsel selaku pemegang saham dominan, yang telah menjadikan target tersebut sebagai program
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulselbar atau Bank Sulselbar serius menjadi bank devisa di 2019 ini.
Ini sejalan dengan program pemprov Sulsel selaku pemegang saham dominan, yang telah menjadikan target tersebut sebagai program strategis daerah.
Dirut Bank Sulselbar, Andi Muhammad Rahmat menuturkan, menjadi bank devisa merupakan Rencana Bisnis Bank (RBB) 2019, maka dari itu direksi siap mewujudkannya.
"Awal tahun tepatnya minggu pertama kita start. Tim pun menyusun time scedule progress yang jadi patokan kerja kami," katanya.
Apalagi, yang diatur untuk menjadi bank devisa rerata sudah dipenuhi.
Sebut saja, menjadi bank devisa hanya bisa dilakukan oleh bank buku 2, 3 dan 4. Bank dalam kondisi sehat, modal inti minimal Rp 1 triliun, rasio kecukupan modal pun baik.
"Sisa tunggu izin OJK (Otoritas Jasa Kruangan) saja," katanya.
dia berharap agar Pemprov Sulsel juga aktif melakukan pendampingan dan merealisasikan dukungan agar Bank Sulselbar bisa menjaga tingkat kesehatan bank sebagai persyaratan utama menjadi bank devisa.
"Di samping memberikan manfaat yang signifkan bagi perekonomian daerah, termasuk memberikan ruang bagi masyarakat Sulsel mendapatkan pinjaman dengan rate kompetitif," katanya.
Direktur Pemasaran dan Syariah Bank Sulselbar, Rosmala Arifin menambahkan, bisa Bank Sulselbar resmi jadi bank devisa, rencana ke depannya pun telah disipakan.
"Banyak hal yang bisa kita support. Utamanya transaksional 4 wilayah perdagangan di pelabuhan. Kegiatan ekspor kita kuatkan," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah mendorong Bank Sulselbar bisa beroperasi sebagai bank devisa.
Dirut Bank Sulselbar, Andi Muhammad Rahmat menuturkan, tahapan menjadi bank devisa memasuki tahapan proses eksekusi pada 2019.