Ini Komentar Pelajar Tamanroya Jeneponto yang Gunakan Rakit ke Sekolah
Salah satu pelajar sekolah dasar 122 Tamanroya Jeneponto Irmawati, mengaku sering menggunakan rakit untuk pergi sekolah.
Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Imam Wahyudi
Laporan Wartawan TribunJeneponto.com, Ikbal Nurkarim
TRIBUNJENEPONTO.COM, TAMALATEA - Jembatan Allu Tamanroya, kecamatan Tamalatea Jeneponto belum rampung membuat pelajar maupun warga menggunakan rakit untuk menyebrang, Rabu (9/1/2019).
Salah satu pelajar sekolah dasar 122 Tamanroya Jeneponto Irmawati, mengaku sering menggunakan rakit untuk pergi sekolah.
"Pakai ini kak, rakit," katanya.
"Sudah tidak takut kak karena kita sudah biasa pakai ini semenjak tidak ada lagi jembatan gantung yang biasa kami lalui," paparnya.
Pelajar kelas 6 SD ini mengaku Ia biasa menyebarangi sungai di bantu orang tua.
"Biasa samaka mamaku," tutupnya.
Sementara itu, kepala dusun Alluka desa Lentu Usman Sewan, mengaku ada banyak warganya yang menggunakan rakit jika hendak lewat sungai.
"Banyak wargaku yang hanya menggunakan rakit ini, baik pelajar maupun orang tuanya," kata Usman.
"Orang sini mau tidak mau menggunakan rakit karena jika tidak mau pakai rakit itu mutarki yang lumayan jauh untuk sampai kesini," jelasnya.
"Itupun kalau air sungai tidak naik, tapi kalau naik terpaksa anak-anak tidak masuk sekolah," paparnya.
"Makanya waktu jembatan gatung yang ada disini dirubuhkan karena dianggap mengganggu proyek jembatan ini, saya tidak setuju tanpa dibuatkan jembatan darurat, karena kalau begini kasian wargaku," tuturnya.
Rakit yang digunakan warga sendiri merupakan rakit yang terbuat dari bambu, yang mana warga yang ingin lewat harus menarik sendiri rakit yang digunakan.
Rakit yang digunakan pun tidak dipungut biaya karena mereka sendiri yang menariknya.