Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kemenristek Dikti Dorong Kampus Buka Prodi Kekinian, IPB Lebih Dulu Punya Sekolah Kopi

Pembukaan prodi kekinian tersebut utamanya ditujukan bagi perguruan tinggi vokasi.

Editor: Anita Kusuma Wardana
handover
Menristek Dikti Prof Muh Nasir dan Rektor Unhas Prof Dwia saat menaiki Kapal Nelayan Indonesia yang tengah uji melaut di perairan dekat galangan kapal PT IKI, Makassar, Selasa (8/8/2017). 

TRIBUN-TIMUR.COM-Pembukaan program studi kekinian menjadi salah satu poin dari tujuh fokus pengembangan yang akan dilakukan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi di 2019.

Hal tersebut mengemuka dalam Rapat Kerja Nasional atau Rakernas Kemenristek Dikti di Universitas Diponegoro, 3-4 Januari 2019 lalu.

Pembukaan prodi kekinian tersebut utamanya ditujukan bagi perguruan tinggi vokasi.

Sementara perguruan tinggi harus melakukan Penyesuaian Prodi dan Kurikulum dengan mengintegrasikan literasi baru untuk merespon Revolusi Industri 4.0.

Baca: Istri Kedua, Oksana Voevodina Hanya Jadi Permaisuri saat Bulan Madu dengan Raja Kelantan Malaysia

Baca: Babinsa di Sidrap Dapat Bantuan Motor Dinas

Baca: Sebelum Pensiun, Tiga Personel Kodim 1420 Sidrap Wajib Ikut MPP

Baca: Tim Prabowo-Sandi Target 75% Suara di Luwu Utara

Menristekdikti Prof Dr Mohamad Nasir mengatakan, tujuh fokus rekomendasi Rakernas 2019 yaitu di bidang Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kelembagaan Iptek dan Dikti, Sumber Daya Iptek dan Dikti, Riset dan Pengembangan, Inovasi, Reformasi Birokrasi dan Pengawasan Internal.

“Apa yang telah dirumuskan Rektor, Direktur, Pimpinan Perguruan Tinggi, Kepala LPNK, Kepala LLDikti, dan Atdikbud akan dijadikan blueprint untuk saling mengawasi dan mengevaluasi agar rekomendasi ini dapat dijalankan secara baik dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0,” kata Prof Mohamad Nasir.

Dalam bidang pembelajaran dan Kemahasiswan, perguruan tinggi juga bisa mengajukan pembukaan prodi inovatif untuk bidang ilmu yang menjadi prioritas negara yang saat ini dijamin mudah dan cepat, asalkan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Namun tak kalah pentingnya, perguruan tinggi diminta menyiapkan kebutuhan lulusan pendidikan tinggi yang memiliki kompetensi dan kemampuan kerja dan sikap kerja (employability) dengan pemberian sertifikasi, peningkatan prestasi kemahasiswaan, dan pemberian pengalaman profesional.

Serta harus siap menyambut beroperasinya perguruan tinggi luar negeri.

 Baca: Penyakit Ustadz Arifin Ilham hingga Dirawat di RSCM, Anies Baswedan dan Kapolri Membesuk

Baca: Gubernur Anies Baswedan Dukung Prabowo Diperiksa Bawaslu, Bagaimana Gubernur Sulsel Dukung Jokowi?

Baca: 3 Sumur Uang Vanessa Angel Sebelum Tertangkap Polisi Main di Hotel Disewa via Prostitusi Online

Baca: Lowongan Kerja BUMN Bulog Butuh Karyawan SMK dan S1, Batas Akhir 13 Januari, Daftar Online di Sini!

Presiden Jokowi Minta Prodi Kopi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo telah meminta Kemenristek Dikti mendirikan politeknik khusus program studi (prodi) kopi.

Cita rasa kopi Indonesia yang mendunia menjadi salah satu alasan keinginan orang nomer satu itu mendirikan prodi kopi.

Kopi Basseang
Kopi Basseang (SANOVRA JR)

"Presiden Jokowi mengingingkan pendirian prodi khusus kopi. Keinginan presiden itu tentunya tidak mengarang. Di luar negeri sudah ada," ujar Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Pendidikan Tinggi Kementerian Ristek dan Dikti, Patdono Suwignjo saat berkunjung ke kampus Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, beberapa waktu lalu.

Terhadap permintaan itu, kata Patdono, Kemeristek Dikti merespon dengan mendirikan dua prodi kopi. Satu prodi kopi di Sulawesi dan satu prodi kopi dan coklat di Jember, Jawa Timur.

Baca: Polres Luwu Berlakukan Penerbitan SIM Secara Online, Ini Alur Dilalui Pemohon

Baca: VIDEO: Serah Terima Jabatan Pj Bupati ke Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto Terpilih

Baca: Siswa SUPM Bone Dianiaya Teman Sendiri, Ditikam Saat Mati Lampu

"Kemarin waktu audiensi dengan presiden sudah ada dua politeknik yang mengusulkan dan disetujui yaki politeknik prodi kopi di Sulawesi dan politeknik prodi kopi dan coklat di Jember," jelas Patdono.

Menurut Patdono, pendirian poltek prodi kopi mewujudkan pengembangan vokasi semakin lama semakin spesifik. Apalagi kopi Indonesia memiliki nilai ekonomis tinggi.

"Kalau ingin mempelajari kopi harus mulai dari tanam hingga panen kopi. Tak hanya itu, harus dipelajari cara mengeringkan, menggerus, mengolah hingga meramu. Untuk itu dibutuhkan ilmu yang banyak," kata Patdono.
Keberadaan kopi Indonesia yang mendunia, demikian Patdono, maka layak untuk dibuat lembaga pendidikan khusus kopi yang menggarap dari hulu hingga hilirnya.

Sekolah Kopi IPB

Keinginan Presiden Jokowi tersebut pun direalisasikan langsung oleh Institus Pertanian Bogor. IPB membuka Sekolah Kopi yang berada dalam naungan Fakultas Pertanian.

Hadirnya Sekolah Kopi tersebut diharapkan dapat melahirkan barista-barista andal di Indonesia dengan menggandeng Rumah Kopi Ranin.

Ratih dan Gita berswafoto saat barista membuat kopi di cafe Makassar Coffee House, Jl Tupai, Makassar, Sabtu (5/5/2018). Posisi Barista merupakan ujung tombak bagi coffeeshop atau kedai kopi untuk menghasilkan minuman berbahan dasar kopi yang nikmat.
Ratih dan Gita berswafoto saat barista membuat kopi di cafe Makassar Coffee House, Jl Tupai, Makassar, Sabtu (5/5/2018). Posisi Barista merupakan ujung tombak bagi coffeeshop atau kedai kopi untuk menghasilkan minuman berbahan dasar kopi yang nikmat. (sanovra/tribuntimur.com)

Baca: DLiquid Cafe Claro Hotel Perkenalkan Talent Baru asal Jakarta

Baca: Agenda Gubernur Sulbar Hari ini, Diantaranya Melantik Bupati Polman

Baca: Satu Formasi CPNS di Jeneponto Kosong

Baca: Bandingkan Foto-foto Mulan Jameela & Maia Estianty Berhijab saat Ibadah Umrah, Pilih Mana?

Baca: Berikut Agenda Bupati Lutra Hari ini, Salah Satunya Hadiri Acara Majelis Taklim

Rumah Kopi Ranin merupakan kedai kopi yang fokus kepada kedaulatan pangan terutama kedaulatan konsumen dan produsen kopi.

Sekolah Kopi tersebut dibuka secara resmi oleh Rektor IPB Dr Arif Satria di Fakultas Pertanian IPB, Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, 10 November 2018 lalu.

Dr. Arif menyampaikan bahwa era kini adalah eranya orang penyuka kopi dan barista adalah salah satu profesi yang bergengsi saat ini. IPB sebagai perguruan tinggi di ilmu pertanian dan pangan telah menginisiasi kursus untuk menjadi cupper dan peracik kopi.

“Saya harap IPB tidak hanya menggelar Sekolah Kopi, namun sarana lain seperti belajar mengenai komoditas dan pengolahannya di industri zaman sekarang secara detail. Kurikulum mata kuliah perlu diadaptasi sehingga dapat mengikuti era sekarang. “Sekolah Kopi” dapat menjadi jawaban nyata mengenai pengembangan kopi,” ujarnya. (Kompas.com/Tribunnewsbogor.com)

Subscribe untuk Lebih dekat dengan tribun-timur.com di Youtube:

Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com

Baca: 3 Sumur Uang Vanessa Angel Sebelum Tertangkap Polisi Main di Hotel Disewa via Prostitusi Online

Baca: 34 Formasi CPNS di Bantaeng Alami Kekosongan

Baca: Lowongan Kerja BUMN Bulog Butuh Karyawan SMK dan S1, Batas Akhir 13 Januari, Daftar Online di Sini!

 

  Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prodi Kekinian dan 7 Fokus Pengembangan Ristedikti di Indonesia (1)", https://edukasi.kompas.com/read/2019/01/08/09391481/prodi-kekinian-dan-7-fokus-pengembangan-ristedikti-di-indonesia-1.
Penulis : Yohanes Enggar Harususilo
Editor : Yohanes Enggar Harususilo

 

 

 

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved