Catatan Dr Syamsuddin Radjab
Alumni Pesantren Gombara 93 Gelar Reuni Perak
Alumni Gombara angkatan 93 tersebar dipelbagai daerah dan luar negeri dengan beragam profesi.
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Ina Maharani
Laporan wartawan Tribun Timur Desi Triana Aswan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Malam ini Senin (24/12/2018) pukul tujuh akan digelar reuni perak, 25 tahun, alumni pondok pesantren Darul Arqam Gombara angkatan 1987-1993 di Swiss-Bell Hotel depan benteng Rotterdam, Makassar.
Acara akan dihadiri para alumni Gombara yang datang dari pelbagai daerah di Indonesia, dan beberapa alumni yang studi di luar negeri juga direncanakan akan hadir.
Alumni Gombara angkatan 93 tersebar dipelbagai daerah dan luar negeri dengan beragam profesi.
Ada guru, dosen, peneliti, politisi, pengusaha, TNI/Polisi, hingga pengasuh pondok pesantren di Makassar dan Jawa.
Sebaran profesi dan tempat tinggal itu menimbulkan rasa kangen dan ingin kembali bertemu ditengah kesibukan masing-masing.
Bertepatan dengan 25 tahun sebagai alumni Gombara, rasa jumpa kangen itu kemudian dibuatkan acara dengan tajuk, “reuni perak” sebentar malam agar dapat kembali bertemu yang dikemas dalam bentuk silaturrahim nasional dengan menghadirkan semua alumni di angkatan ini sekaligus memanfaatkan hari libur nasional agar berkesempatan hadir.
Reuni perak tidak ada acara yang diatur khusus, hanya benar-benar ketemu dan jumpa kangen, berbagi pengalaman dan cerita serta yang terpenting mengenang masa-masa mondok dulu yang penuh kenangan, mulai soal rebutan makanan jika lonceng sudah melenting, ketegasan kalau tidak mau dikatakan “kebengisan” para Pembina pondok dalam mendidik santri/santriwati sampai upaya-upaya santri melarikan diri dan pulang kembali ke pondok dengan sikap pasrah kepala gundul dan disanksi lari keliling lapangan bola sepuluh kali, dan banyak lagi cerita dan sikap jahil kaum santri lainnya.
Angkatan 93 di Gombara dinilai angkatan legendaris, banyak cerita pergolakan kaum santri secara internal dalam sistem pembinaan dan perubahan-perubahan mendasar. Pergolakan pergantian pimpinan pondok, metode pembelajaran yang mendapat reaksi hingga konfrontasi fisik mewarnai masa-masa angkatan ini.
Sebagai mantan ketua OSIS/IPM pada masa itu, tentu saya ingin kembali berjumpa dengan mereka semua, saling berbagi kisah kembali dalam jalinan silarurrahin yang terus terjaga dan tak putus. Para keluarga juga dapat ikut dalam reuni perak ini agar saling kenal satu dengan yang lain.
Berbagi informasi dan saling mendukung dan membesarkan dalam ikatan persaudaraan yang kuat.
Sekuat menahan pukulan keras dari senior pondok dulu.
Tapi berkat tempaan itu, saat ini para jembolan Gombara sudah terbiasa dengan tekanan dalam profesi atau karirnya dan sangat tahan banting dalam keadaan dan cuaca apapun.