Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Wajo, Warga Desa Lompo Bulo Mengungsi ke Soppeng

Gempa tektonik tersebut berpusat pada koordinat 3.75 LS-120.30 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 7 km utara Kecamtan Keera

Penulis: Hardiansyah Abdi Gunawan | Editor: Imam Wahyudi
hardiansyah/tribunwajo.com
Kepala Desa Lompo Bulo, Kecamatan Pitumpanu, Munir Syahril. 

Laporan wartawan TribunWajo.com, Hardiansyah Abdi Gunawan

TRIBUNWAJO.COM, WAJO - Gempa melanda Kabupaten Wajo, Senin (17/12/2018) pagi kemarin.

Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Pusat Gempa Regional (PGR) IV - Makassar mencatat 7 kali gempa yang terjadi.

Baca: Gempa Wajo, Kepala BPBD: Terasa di Tiga Kecamatan

Gempa tektonik tersebut berpusat pada koordinat 3.75 LS-120.30 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 7 km utara Kecamtan Keera, atau di Desa Lompoloang, Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan pada kedalaman 10 km.

Gempa pertama terjadi sekitar pukul 06.06 WITA dengan kekuatan 4,2 SR. Kemudian disusul dengan gempa yang relatif kecil pada pukul 06.17 WITA dengan kekuatan 3,2 SR dan selanjutnya ada 5 gempa susulan dengan kekauatan 2 SR lebih.

Meski demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo mendapatkan laporan dari masyarakat, hingga malam hari getaran masih terus dirasakan.

"Sejak semalam mulai pukul 19.45 WITA telah terjadi gempa sebanyak 9 kali hingga saat ini di wilayah Desa Simpellu Kecamatan Pitumpanua," kata Koordinator Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo, Ardi Anugrah, Selasa (18/12/2018).

Gempa tektonik tersebut tidaklah menimbulkan korban jiwa, juga kerusakan yang diakibatkannya tidaklah terlalu signifikan. Hanya ada 1 masjid dan 1 rumah warga yang tercatat mengalami rusak ringan. Juga, air di sumur warga menjadi keruh.

Namun, ada beberapa warga yang merasa khawatir dan memilih mengungsi ke kabupaten tetangga.

Kepala Desa Lompo Bulo, Kecamatan Pitumpanua, Munir Syahril mencatat, ada sekitar 25 warganya yang memilih ke Kabupaten Soppeng lantaran efek dari gempa beruntun tersebut.

"Mereka naik mobil ke Soppeng, 7 orang dari Dusun Bulu dan 18 orang dari Dusun Batu Mattumpue," katanya saat ditemui di Kantor BPBD Kabupaten Wajo, Jl Lontar, Sengkang, Selasa (18/12/2018).

Padahal, TRC BPBD Kabupaten Wajo telah menjelaskan ke masyarakat di sekitar wilayah pusat gempa untuk tidak panik dan tidak mempercayai informasi yang bukan berasal dari BMKG maupum instansi terkait lainnya.

"Gempa dibawah 6,0 SR itu tidak berpotensi tsunami," kata Ardi Anugrah.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved