Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

'Malangnya' Kota Malang di Hari Wisuda dan Liburan Mahasiswa

Berjuluk Kota Pendidikan terbesar ketiga di Indonesia --setelah Bandung dan Jogyakarta--, Kota Malang harus menanggung risiko negatif lingkungan

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Anita Kusuma Wardana
Thamzil Thahir
suasana wisuda di Universitas Brawijaya 

TRIBUN-TIMUR.COM, MALANG-Berjuluk Kota Pendidikan terbesar ketiga di Indonesia --setelah Bandung dan Jogyakarta--, Kota Malang harus menanggung risiko negatif lingkungan, sosial dan ekonomi terkini.

Tak hanya di hari kerja dan saban akhir pekan, Kota Malang bernasib malang di periode wisuda dan liburan mahasiswa.

Bagaimana bisa?

Mencatat sekitar 91 perguruan tinggi di tahun 2017 dan 121 sekolah menengah dan vokasi, Kota Malang, saban pagi dan sore, menanggung risiko kemacetan parah.

Hampir 420 ribu dari 1.1 juta penduduknya berstatus siswa dan mahasiswa. Ini belum termasuk guru, dosen, dan tenaga pendukung kependidikan yang sudah bermukim turun temurun di kota terbesar kedua di provinsi Jawa Timur, setelah Surabaya ini. 

Baca: Terungkap Alasan Kawan-kawan Tukang Parkir Iwan Hutapea Berani Bantu Keroyok Anggota TNI

Baca: Alat Berat Perbaikan Jembatan Kembar Gowa Sempat Macetkan Pallangga-Sungguminasa

Baca: BREAKING NEWS:  Eks Sandera Abu Sayyaf, Hamdan Tiba di Wonomulyo Sulbar

Mobilitas urban kota pendidikan ini belum ditunjang sistem dan infrastruktur transpotasi publik memadai. 

Jadilah roda dua dan kendaraan roda empat milik private menjadi moda gerak utama di jalan pendek nan padat.

Malangnya nasib Kota Malang dikuatkan survei transportasi nasional. 

Temuan InRIX 2017, menempatkan ruas jalan di wilayah metro Malang berpenduduk 1,2 juta orang ini, sebagai kota termacet ke-3 di Indonesia, setelah Jakarta dan Bandung.

Survei menyebutkan, di kota sejuk ini, pengendara harus menghabiskan 45 jam dalam setahun di pusaran macet. Skala total kemacetannya, 23 persen. Pada jam sibuk, kemacetan naik menjadi 27% dibandingkan di luar jam sibuk 24%.

Di jalan-jalan di Malang Raya, laiknya air mengalir yang mencari celah.

Jumlah kendaraan bermotor di Kota Malang setara separuj jumlah penduduknya, 895.387 jiwa di tahun 2017 lalu.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang per Juli 2017,  tercatat 441.123 unit motor di tahun 2015. Setahun kemudian bertambah sekitar 15.559 menjadi 456.693 unit. 

Sedangkan total mobil 106.432 unit di 2015 dan naik sekitar 10 ribuan jadi menjadi 111.217 di tahun 2016.

Jika ditotal, pertambahan reratanya seiring persentase jumlah siswa sekolah menengah atas dan mahasiswa baru di Malang.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved