VIDEO: Reaksi Suporter PSM Makassar Usai Gagal Juarai Liga 1 2018

Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Piala supremasi tertinggi sepakbola Indonesia kembali batal didatangkan di kota Makassar.

Meski menang mutlak atas PSMS Medan 5-1 di laga pekan terakhir, Minggu (9/12/2018) di Stadion Mattoangin, namun kemenangan ini tak cukup mengantarkan PSM Makassar juara.

Anak asuhan Robert Rene Alberts harus puas finish di posisi kedua Liga 1 Indonesia 2018 dengan 62 poin.

Pasalnya, pesaing terdekatnya Persija Jakarta di waktu yang sama sukses menekuk Mitra Kukar 2-1 di Stadion Gelora Bung Karno (GBK).

Baca: Diungkap Jenderal Ternyata Bos Persija Jakarta & Bos PSM Makassar Sepupu, Ini Ikatan Darahnya

Baca: Terpopuler Youtube: Hotman Paris Rela Keluar Duit Demi Tahu Alasan Rina Nose Lepas Jilbab

Baca: Runner Up Liga 1 2018, PSM Makassar Dipastikan Berlaga di AFC 2019, Ini Jadwal Lengkap Pertandingan

Baca: 6 Foto Cantiknya Shelvie Hana Wijaya Istri Ketiga Daus Mini, Jomblo Jangan Iri

Kemenangan ini mengantarkan Persija meraih titel juara dengan mengemas 63 poin. Kesedihan pun mengantarkan detik-detik akhir laga PSM.

Bahkan para pemain dan official usai laga mengenakan kaos bertuliskan "Sorry Guys, Tertunda". Para suporter pun tumpah ruah ke dalam lapangan saat proses ceremony berjalan.

Belasan ribu suporter dari berbagai kelompok ini saling berangkulan. Tak jarang mereka terlihat meneteskan air mata, bahkan Panglima Laskar Ayam Jantan dari Timur (LAJ), Deng Uki, terus memeluk rekannya dan anak tercinta, Jayalah PSM Rezky Ilahi, yang tak kuasa juga menahan air mata.

Baca: Hotman Paris Tiba-tiba Unggah Ceramah Ustadz Abdul Somad, Bandingkan Jumlah Followers Hotman & UAS

Baca: Bandingkan Foto-foto Rumah Luna Maya, Ariel NOAH, dan Cut Tari Yang Mana Idola Kamu?

Spanduk-spanduk dukungan hingga kritikan ke Federasi sepakbola dalam hal ini PSSI juga terbentang di dalam lapangan. Sejatinya suporter menyebut PSM sebagai "The Real Champions".

Sementara itu di tribun penonton, kembang api dan flare terus dinyalakan. Nyanyian-nyanyian penyemangat tetap dilantangkan antar duka dan rasa bangga menyatu kembali di akhir kompetisi.